Keluargaku Bahagia......

Daisypath Anniversary Years Ticker

Senin, 22 Juni 2009

SIM Qatar

Sebelumnya ayahnya Silmi sudah pernah menceritakan pengalamannya berjuang mendapatkan SIM di Qatar. Kali ini ima benar-benar merasakan perjuangan itu seperti apa. Kata Ayah, Umi masih mending, kalo pas drivskul diantar Ayah, lha Ayah.....musti naik bis, nunggu, ngantuk...weis lebih parah pokok'e.

Di Qatar ini memang sarana transportasi paling dibutuhkan adalah mobil. Bis susah, karena memang rute-nya cukup jauh, macet, buat perempuan juga ga aman kalo naik sendirian, susah pokoknya....kalo naik motor juga ga nyaman, apalagi saat summer begini. Jadi memang untuk mobilitas, mobil paling memungkinkan. Untuk itu, agenda umi berikutnya untuk memudahkan mobilitas umi yg kesana-kemari....gak mungkin juga musti nunggu dianterin Ayah (Ya kalo pas libur....), ataupun naik taksi sopir orang indonesia terus menerus. Setelah dapet RP, ID, langsung daftar di drivskul.

Sebenarnya ada beberapa pilihan driving school di Doha ini. Ada Gulf, Raya, dan karwa itu yang ima tahu. Gulf....dulu ayah sudah pernah kecewa dengan pelayanannya. Raya...deket rumah sebenernya, tapi juga ga enak katanya, ga ada instruktur orang Indonesia, trus kalo pas lagi kursus suka dicuekin sama instruktur. Jadi kayak ga dikasih tahu/diajarin gitu, belajar aja sendiri, begitu kata temen yang sudah pernah di Raya. Akhirnya yang paling bagus dan profesional pelayanannya memang karwa. Karwa ini merupakan salah satu badan usaha milik pemerintah Qatar, jadi memang dikelola cukup profesional. Pelayanannya juga enak, ada instruktur orang Indonesianya lagi. Step by step kursusnya emang enak, jadi kita bisa bener-bener ngerti gimana kalo mo nyetir di Qatar, walopun pada prakteknya di jalan banyak juga yang dah ga sesuai ma pelajaran hehe...

Untuk mendaftar diperlukan hasil pemeriksaan mata, foto 4 lembar (standar RP), surat ijin suami/ssponsor dari suami (dibuatin sama Karwa-nya) kita tinggal tanda tangan, copy pasport, ID, dan SIM mobil Indonesia. Untuk SIM mobil juga harus dicek dulu sama Polisi Qatar. Setelah semua proses itu selesai, pembayaran dan menetukan jadwal kursus. Karena waktu itu daftar antrian untuk instruktur indonesia cukup panjang, ima baru bisa mulai praktek kursusnya kurang lebih satu bulan kemudian....waduh lama juga ya? gapapa sabar aja, tapi ada juga temen yang cuma satu minggu sudah dapat jadwal, tergantung padat atau tidaknya schedule instruktur tersebut.

Yang paling seru dari tahapan pembuatan SIM Qatar ini adalah saat test. Kalo kata temen2, test itu tidak bergantung kemahiran atau kecakapan kita dalam mengemudi, tapi lebih kepada faktor keberuntungan. Seperti halnya yang ima alami, di test pertama gagal pocket parking...whua....gapapa grogi juga dilihatin ma Polisi2 Qatar nih. Yang kedua pocket parking lulus, road testnya yang gagal....padahal sepertinya there was nothing wrong with my road test.. Saat itu ima sempet kecewa sekali, karena bener-bener deh ima ngerasa ga ada yang salah, kok polisinya aneh. Pas dilihat di list daftar point-point kelulusan juga ga reasonable, tapi yah sudahlah......emang harus sabar.

Pas kesempatan ketiga, Alhamdulillah lulus, dan anehnya Polisi yang ngetest ima sekarang kayaknya emang mudah meluluskan. Buktinya yang barengan sama ima waktu itu, ima lihat banyak yang pada salah....eh lulus2 aja. Yah....begitulah test SIM di Qatar, kalo kata suami hanya Allah dan Polisi qatar yang tahu kriteria lulus sebenarnya. Dan ternyata setelah ima tanya-tanya, Si Polisi terakhir yang ngetest ima ini memang baik dan mudah meluluskan. Kata suami juga dulu dia dapet Polisi tersebut pas di test yang pertama n langsung lulus!!! Wah....ni pak Polisi baek juga nih, coba dulu ima dapet sama Polisi yang satu ini pas test sebelumnya, mungkin dah lulus kali. Dan tentunya kita ga bisa milih sama Polisi yang mana test-nya, mereka yang menentukan.

Astaghfirullah ga boleh gitu ma, ga boleh berandai2 n menyesali sesuatu, cukup bersyukur kepada allah karena sekarang Allah meluluskan test nya, tak perlu yang ke-empat dst. Banyak loh yang sudah berkali-kali juga belum lulus, padahal SIMnya sudah dibutuhkan sekali. Alhamdulillah walopun memang tidak semulus yang ima bayangkan, semuanya bisa terlewati. SIM qatar sudah di tangan. Banyak yang harus disyukuri, setidaknya ima ga harus bayar semahal ayah untuk drivskul karena sudah punya modal SIM Indonesia. Coba, waktu ayah drivskul tanpa SIM Indonesia dulu, untuk mendapatkan SIM dibutuhkan total 3000QR (sekitar 9 juta rupiah), kali ini ima cukup bayar setengahnya, karena paketnya lebih short, cukup 1500 QR saja.

Habis itu, tibalah waktunya nyobain SIM baru. Ayah masih belum tega melihat umi nyetir sendirian di tengah ugal2annya pengemudi2 di qatar n ramenya jalanan. Yang ugal2an biasaya malah orang Qatarinya sendiri, mereka ga takut kecelakaan kali ya? Alhasil, kemana2 ima nyetir masih didampingi ayah. Setelah agak lumayan berani, walopun ayah masih khawatir, tapi umi beranikan diri mencoba kemana2 sendiri. Lha emang butuh, gimana lagi.

Emang bener, kalo di jalanan yang agak sepi kayak jalur ke arag Wakra dan Al Khor, nyetir dengan kecepatan 100 km/jam tu dah ga tahan....gatel banget paling gak 120-an lah. Kalo di indonesia...waduh jarang2 nyetir dengan kecepatan segitu. Tapi awas ada kamera yang selalu mengawasi di sepanjang jalan, kalo speed limit qta melebihi ketentuan yang berlaku di jalan itu, ke-photo deh....lumayan loh dendanya 500 QR per sekali pelanggaran. tapi biasanya kamera mudah dideteksi, jadi pas udah deket kamera, siap2 turunkan speed!!!

Rabu, 17 Juni 2009

Museum Of Islamic Art (MIA)


Museum ini terletak di deretan pantai Corniche. Pemandangan pantai dan laut indah mengelilinginya. Arsitektur bangunan yang megah dan indah memang seolah mencerminkan keindahan Seni(Art) dalam Islam.
Sayang sekali, kalo menurut kami, koleksi isinya belum sepadan dengan luas dan megahnya bangunan museum ini. Koleksi yang ada di dalamnya benar-benar tentang Art, seni, dalam bentuk lukisan, kaligrafi, baju, keramik, peralatan perang, dll


Museum ini terhitung baru-baru saja diresmikan. Untuk memasuki museum ini tidak perlu bayar tiket alias gratis. Hanya saja tidak diperbolahkan untuk membawa makanan ke dalam museum. Tapi di dalam gedung disediakan tempat untuk beristirahat dan jajan.

Selasa, 16 Juni 2009

Old Souq




Souq adalah istilah untuk tempat belanja, jual beli atau pasar. Old souq karena masih terlihat tradisional. Barang-barang yang dijual pun barang-barang tradisional khas Arab. Kalo mau cari-cari abaya yang lumayan murah n cocok dengan kantong kita, bisa di sini, pilihannya pun beragam. Souq ini rame justru di waktu malam, karena siangnya panas. Jadi biasanya buka jam 10-1 siang, tutup, buka lagi jam 4 sore ampe malem. Trus kami memang kebetulan waktu itu sedangmencari Majlis (tempat duduk ) khas arab, yang lesehan, akhirnya juga kami temukan di sini.


Silmi favoritt bgt nih di bagian burung2 warna-warni....ga mau beranjak dari situ

Yang ima rasa tidak enak adalah karena harus menawar untuk mendapatkan harga sebenarnya. Jadi memang habit orang Arab adalah tawar menawar, dan nawarnya ga main2, bener2 sadis. Makanya wajar jika para penjual juga memberikan harga awal yang cukup tinggi juga. Tapi biasanya mereka lihat juga, kalo pembelinya model2 orang Asia kayak Philipina, Malaysia, Indonesia, mereka ga kasih harga cukup tinggi di awal coz mereka tahu orang-orang ini lebih suka fix price dan enggan menawar. Jadi berhari-hati lah jika berbelanja di Souq, tawarlah dengan cermat, supaya nggak nyesel kemudian.

Doha Zoo



Jalan-jalan kami ke Doha Zoo sebenernya sudah lama banget, pertengahan April lalu, tapi baru sempet kami ceritakan. Maklum habis itu disibukkan dengan pindahan rumah n belanja2 barang buat isi rumah.


Doha Zoo barangkali satu-satunya kebun binatang terbesar di Qatar, Doha tepatnya. Maklum, negara ini mungkin hanya seluas Jabotabek. Jadi walaupun Cuma satu tapi koleksinya cukup beragam dan cukup luas juga. Tapi ya masih kalah sama taman safari….mungkin hampir sama seperti Ragunan. Kami salut dengan pembuatan habitat buatan buat hewan2 tertentu yang tidak lazim hidup di negeri padang pasir.
Untuk masuknya tiap pengunjung hanya dikenakan karcis seharga 3 real, anak2 ga dihitung, cuma buat orang dewasa saja. Padahal di Qatar, tempat2 bermain gitu jarang sekali yang dikenai biaya….apalagi parkir, ga kayak di indonesia. Pedagang asongan pun ga ada, yang ada air minum gratis dimana-mana n ada tempat2 khusus buat jajan.

Oryx


Silmi terlihat senang sekali melihat binatang di sekitarnya. Dia inget di rumha mbah kali ya Cilmi? Tapi di sini lebih banyak lagi yang bisa dia lihat. Trus juga ada hewan Oryx namanya, yang jadi maskotnya negara Qatar. Hewan ini pula yang jadi nama perusahaan Ayah hehe….n kepalanya tertera di baju seragam Ayah.



Wah....agenda foto bersama tak ketinggalan, pas liat ada taman yang pohonnya bagus....langsung deh


Setelah puas berkeliling, kami istirahat sejenak buat minum dan sholat Ashar. Lumayan juga jalan kaki mengelilingi Doha Zoo ini, pegel juga…it’s time to go home. Alhamdulillah Silmi bisa melihat-lihat binatang ciptaanNya, semoga senantiasa menambah ma’rifatnya terhadap Sang Pencipta Alam semesta dan seisinya ini. Amien.

Sabtu, 13 Juni 2009

Jalan-Jalan Pagi di Corniche Saat Summer







Summer-summer begini bingung mo jalan-jalan n ngisi waktu liburan. Suhu di luar saat siang hari bisa sampe 50 degC. Mau keluar malam hari, rame coz semua orang baru keluar pas malam….jalanan rame di mana-mana. Akhirnya seperti biasanya kami memutuskan pagi-pagi saja jalan-jalan ke Corniche. Biasanya pagi gini hawanya masih sejuk…eh ternyata udah panas juga. Padahal kami udah berangkat dari rumah jam 4. 30 pagi. Baru sebentar kami jalan-jalan, ayah lari-lari, eh matahari udah beranjak ke atas. Belum lagi humid udah mulai terasa di pinggir laut seperti ini. Jadi badan keingetan bukan karena lari-lari or olahraga, tapi karena gerah udara sduah mulai panas.

Akhirnya setelah kami makan perbekalan sarapan, kami memutuskan untuk pulang. Dalam perjalanan menuju mobil, sepertinya ada suara orang memanggil dari sebuah mobil yang baru saja parkir. Kami lihat sepertinya Qatari, setelah bersalaman dan berkenalan, ternyata orang tersebut mo ngasih boneka mungil ke Silmi…oh..you’re so lucky today, my Girl! Hehe emang anak kecil, begitu dikasih dia langsung memeluk erat tu boneka n diminta buat disimpen pun ga boleh…..emang gitu ya kalo anak kecil punya barang or maenan baru….ga mau lepas ampe waktu tidur baru bisa ditaruh tu barang.

Perjalanan berikutnya, kami ke pelabuhan buat beli ikan. Pelabuhan depan Movenpick hotel, para nelayan baru saja merapat membawa hasil tangkapan. Wah bingung juga nih milih2 ikan…coz sebagain besar emang ukurannya gede. Kami yang Cuma buat makan berdua jadi bingung mo beli ikan apa. Mana ga enak juga kalo beli Cuma sedikit gitu.

Sand Dune






Yuk kita share jalan-jalan kami ke Sand Dune di Messaid. Tempat ini adalah perpaduan padang pasir, gurun dan pantai. Sejauh mata memandang terlihat lautan Pasir, kemudian laut yang biru memanjang. Kira-kira 45 menit dari Doha kami tiba di tempat ini. Lumayan rame karena hari jum'at.






Setelah para Bapak sholat Jum'at kami langsung menuju ke pantai untuk makan siang bersama.





Mobil yang bisa ke daerah ini hanya mobil dengan cc besar (minimal 2000cc lah) n tinggi, kalo ga, bisa oleng alias ngepot tak tentu arah. Wisata ini cukup terkenal memang di Qatar. Kami menikmati makan siang sambil bermain di pantai dan melihat orang2 yang sedang memacu mobilnya menaiki gunung pasir. Kadang mobil ngepot....trus ngosek...trus mundur lagi....bersamaan dengan bunyi gas yang cukup keras....melihatnya saja saya sudah cukup merinding...hiii serem. Takut mobilnya mbalik. Sepertinya tidak mungkin kami memakai mobil kami yang hanya ber -cc 2000 ini untuk melaju ke gunung pasir seperti itu.





Akhirnya para bapak yang tetap ingin menguji adrenalin menaklukan gurung pasir , memakai ATV yang sewanya 100QR/jam atau sekitr 250-300 ribu rupiah. Wuss....Ayah beraksi dengan ATVnya, sementara kami para ibu menonton dari jauh. Ada juga ibu2 yang nyobain, pengen juga sih....secara paling kayak motor biasa gitu...tapi inget!!! saya lagi hamil muda...hehe....jangan lupa!