Ya...seminggu belakangan ini, ima memang disibukkan dengan banyak hal seputar kepindahan kami. Suami masih di Qatar, jadi segala sesuatunya mau ga mau harus ima urus sendiri. Belum lagi urusan sekolah yang rasanya ga kelar-kelar. Tapi semuaitu tetap berusaha kuselesaikan, bagaimanapun amanah harus diselesaikan, jangan sampai meninggalkan kewajiban yang belum selesai. Hampir setiap hari nglembur2 ngerjain koreksian UTS anak-anak n laporan keuangan. Pfuih....rasanya Silmi jadi agak terabaikan walopun tetap pas waktu nyusuin ya....nyusuin n rehat sebentar dari aktivitas2 yang laen.
Kami (saya n Silmi) memang memutuskan untuk pindah ke rumah orangtua (Mbahnya Silmi) di Pekalongan coz sebagai istri yang baik, rasanya kurang ahsan berada di tempat rantau sendirian, pun ortu yang selalu khawatir akan kondisi kami. Dari pada malah bikin khawatir n ortu malah jadi bolak-balik padahal Pekalongan-Tuban bukan jarak yang dekat, akhirnya ima putuskan untuk pindah ke pekalongan sementara sampe ayahnya Silmi jemput. Barang-barang kami bawa dan rumah dikontrakkan ke temen yang memang sedang butuh tempat tinggal dan bisa dipercaya.
Beberapa hari ini pun diisi dengan banyak agenda perpisahan. Sebuah acara yang sebenarnya aku ga begitu nyaman buat dateng. Yah....berat rasanya, tapi semua itu berusaha ima jadikan kesempatan menyelesekan segala amanah, meminta maaf dan berpamitan yang terakhir kali, agar ima bisa lebih tenang meninggalkan semua, mumpung ada kesempatan dan kita tak pernah tahu apakah suatu saat Allah memberikan kesepmatan kami bertemu lagi atau tidak.
Sabtu malam tanggal 8 November 2008, rombongan Bapak mertua n truk datang. Pagi-pagi sekali tanggal 9 November 2008, barang-barang dah dinaikkan ke truk. Truk berangkat lebih dulu dari mobil kami. Mobil yang ima tumpangi harus muter dulu ke tempat teman buat ngambil paspor yang baru diambil kemarin Jum’at. Paspor udah di tangan, Mobil segera melaju meninggalkan Kota Tuban menuju ke Pekalongan. Hujan rintik-rintik menemani perjalanan kami. Sore hari kami tlah tiba di Rumah Pekalongan, barang-barang emang sengaja kami titipkan di rumah orangtua kami. Magrib baru selese bongkar-bongkar. Malam segera datang, lelah rasanya, tapi melihat semua masih serba berantakan rasanya badan ini tak mau diam untuk segera beres2. Beberapa saat kemudian lelah tak mampu kutahan lagi, waktunya istirahat.....dilanjutkan besok lagi beres2nya.....kalo urusan beres2, rasanya kok ga selese2 ya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar