Keluargaku Bahagia......

Daisypath Anniversary Years Ticker

Jumat, 19 Desember 2008

Jalan-jalan ke Linggo Asri

Nah liburan idul Adha kemaren (udah lama ya?), Silmi diajak jalan-jalan ma mbah ke Linggo Asri. Ini adalah salah satu tempat tujuan wisata di Pekalongan. Ya...sekalian nostalgia ma kebun karet hasil taneman mbah Sinder jaman dulu waktu masih tugas di Pekalongan. Silmi seneng banget maen di area bermain anak sama mbah. Di tempat ini emang hawanya lebih dingin daripada di rumah mbah Guru. Di sekitar kami, ada banyak orang pacaran yang lalu lalang. Ya...tempat ini emang jadi favorit orang-orang yang pada pacaran....astaghfirullah. Karena mungkin tempatnya dingin, sepi, jauh dari keramaian...ga tau juga ima kenapa banyak orang pada ke tempat ini buat pacaran....secara ga pernah pacaran sih(sebelum nikah maksudnya).

Beberapa hari sebelumnya, ima pergi bersama teman sekolah ima dulu untuk ngisi taklim ibu2 di daerah sini juga. Temen ima ini selalu bareng sama ima dari SMP ampe kuliah di Bogor. Dari dulu dia ga bisa bawa motor so...kemana2 ima boncengin. Nah semenjak dia lulus kuliah n kerja di Pekalongan, mau ga mau dia harus bisa bawa motor. Untuk perjalanan menuju Kampung Bojonglarang Desa Linggo kali ini, dia menawarkan untuk sekali-sekali mbooncengin ima...for the first time. Awalnya ima ragu...but tsiqoh aja lah...insya Allah dia kan udah mahir naik motornya. Dalam perjalanan.....karena kami berdua belum pernah ke kampung tersebut...agak nyasar2 sedikit....n ...di jalan bugh...auw! kami jatuh berdua dari motor. Ga kenapa2 sih, kami beristghfar trus jadi ketawa bareng2. Pengalaman pertama dia boncengin ima tidak berhasil dengan mulus...hehe....Alhasil pulangnya ima yang gantian bawa motor.

Sesampainya di kampung bojonglarang....anak2 dan ibu2 sudah menunggu. Ya...ibu2 di sini memang pantang menyerah buat nyari ilmu n belajar baca al qur'an. Ima salut ma mereka. Sekarang sudah banyak yang lancar baca Al Qur'annya. Ima jadi inget beberapa tahun silam. Waktu ima masih SMP, dulu sering diajak bapak ngisi pengajian ke desa Linggo ini. Dulu, jalanan tak bisa dilewatin motor, cuma bisa jalan kaki. Ya...desa ini memang banyak terdapat muallaf, ada sebuah pura nasional besar bercokol di sini. Ditambah tempat yang sulit dijangkau...membuat sentuhan dakwah agak susah menuju ke sana. Tapi sekarang....semua sudah mudah, jalan sudah beraspal meski tentu masih naik turun. So.....ayo teman2 tetep semangat ya!!!!

Sabtu, 06 Desember 2008

Siapa Yang Lebih Aku Taati?

Beberapa hari ini ima dihujani SMS dan email dari murid2ku di Tuban. Mereka mencoba mengungkapkan betapa kangennya mereka padaku. Ketahuilah bahwa sebenarnya ima pun kangen pada kalian semua. Kalian adalah madrasah tarbiyah buat ima dan anak2 yang sholih. Kalian tlah memberikan banyak pelajaran berharga bagi diri ini. Tak terasa sms terus berlanjut diakhiri dengan sms dari maya " Seberapa besar kangen ustadzah sama kita? kalo kangen ustadzah besar, kok ga ke Tuban aja, kita kan pengen ketemu sama ustadzah...kita kangen banget sama ustadzah dan Silmi". Ya Allah...aku tak sanggup membalasnya. Ketahuilah bahwa ustadzah pun begitu kangen sama kalian semua, tapi mungkin ustadzah hanya bisa menyampaikan kekangenan ustadzah dengan doa yang tiada henti agar kalian selalu menjadi anak yang kuat, cerdas, sholih dan mandiri (visi SDIT Al Uswah-red)

Akupun teringat kisah beberapa saat lalu. Seorang anak yang beberapa kali ima cek mutabaah sholat shubuhnya masih bolong. Ima tanya ke anak tersebut, mana yang lebih kamu taati? perintah Allah atau perintah Ustadzah? Anak itu menjawab " Ya perintah Allah lah Ustadzah!". lalu bagaimana jika perintah itu sama, apakah kamu akan lebih menjalankan perintah itu atau tidak? " Ya iya lah ustadzah...kan yang merintah 2, jadi lebih giat donk. Trus bagaimana jika perintah itu juga datang dari orangtuamu, lebih lagi donk berarti? " Of course ustadzah!", maklum guru bahasa inggris, jadi anak2 suka jawab pake bahasa inggris, meski sekenanya. Walhasil....besoknya dia mulai rajin lagi sholat shubuh. Lalu ima beri penghargaan dan pernyataan " wah...sudah rajin lagi nih sholat shubuhnya?" lalu anak itu menjawab " Ya iya donk, kan aku jadi taat pada perintah 3 sekaligus! padahal yang dikerjain cuma 1"...hehehe....kok bisa ya jalan pikiran anak2 kayak gitu.

Trus ada sebuah cerita lagi dari ortu wali murid. Kata dia, karena ada sesuatu acara, putrinya ia suruh membuka jilbab karena mau didandanin adat jawa gitu. Secara, anaknya emang cantik. Sang anak berkata, "mana yang lebih harus aku taati bu? perintah ibu atau perintah Allah?" sambil ngotot ga mau didandanin n membuka jilbabnya. Sang ibu kemudian terdiam n tak sanggup lagi memaksanya. Akhirnya....Sang ibu yang selama ini belum memakai jilbab pun jadi ikut berpikir" mana ya yang harus aku taati? perintah Allah atau egoku untuk belum memakai jilbab?.

Wahai ukhti, Ummi yang beriman, lihatlah anak yang berada di hadapanmu. Minumilah ia dengan air ketaqwaan dan keshalihan!

Perbaikilah lingkungan, serta jauhkanlah mereka dari berbagai bakteri dan serangga-seranga yang membahayakannya. hari-hari menunggu di hadapanmu. Karena itu perhatikanlah dan interospeksilah apa yang telah kamu lakukan terhadap amanah Allah yang dititipkan oleh Rabb semesta alam kepadamu. Sungguh tauladan yang baik dari seorang ibu adalah pelajaran paling mudah buat anak2 kita.

Wallahu a'lam bi showab

Rabu, 03 Desember 2008

Gadis Berjilbab Putih

Wah....berhubung ayahnya Silmi udah posting, ima jadi berani postingin nih....jadi malu. But it's make me happy n terharu di miladku kemarin. Sekedar sharing bahagia pada semua n membuat sebuah kenangan di blog ima ini.

“Siapakah gadis berjilbab putih itu?”
Pertanyaan itu menggelayuti perasaanku setiap aku melewati depan kelasnya. Seorang gadis yang membuat hati ini terbang terombang-ambing angin sepoi-sepoi bagaikan layang-layang. Setiap aku menatap wajahnya, ia menampakkan paras cantik dan santun lembut seorang muslimah. Tak diragukan karena dia selalu membasuh wajahnya dengan air wudlu setidaknya lima kali dalam sehari.
Dia berbeda dengan kebanyakan gadis sebayanya. Saat gadis lain berlomba-lomba mempersolek tubuh mereka, dia justru menutupi tubuhnya pakaian yang longgar. Ketika gadis lain menggeraikan rambut indah mereka laksana menggelar sebuah selendang sutra, dia malah menyembunyikan mahkotanya dengan selembar kain, yang panjangnya hingga menyentuh pinggangnya. Dan itulah jilbab putih itu.

Aku rasa bukan aku saja yang bertanya-tanya tentang dia. Banyak teman-temanku yang penasaran akan dirinya. Dialah siswa terpandai di kelasnya. Dia datang tanpa dinyana-nyana, from down to beyond, seperti hujan yang seketika turun dari langit, tanpa ada awan gelap yang mengantarnya.
Dan, aku hanya bisa memalingkan muka saat mata ini dipaksa harus menatap rona wajah ayunya. Aku takut apabila perasaan ini membuncah dalam jiwa, sedang aku hanyalah anak berumur 12 tahun yang baru mulai berani menantang hidup.

Beberapa tahun kemudian, aku mulai mengenalnya. Gadis berjilbab putih itu kini menjadi sahabatku. “Your sweetest friend”, dia menyebut dirinya sendiri untukku. Hmmm, kamu benar. Aku memang tidak pernah mempunyai sahabat semanis kamu. Terkadang aku bertanya pada diriku sendiri, “Apakah kau berikan sebutan itu pada diriku sendiri, atau juga untuk orang lain?”. Aku berharap sebutan itu hanya untukku seorang, sahabat termanisku.
Semakin aku mengenalnya, semakin besar pula rasa simpati dalam hati ini. Tutur katanya, tingkah lakunya, kecerdasannya, canda tawanya, dan yang paling tak bisa kuungkapkan adalah senyum manisnya. Sebuah keindahan pelangi terbalik yang dibentuk oleh sepasang bibir tanpa lipstik yang mengapit sebuah lisan yang cinta dengan bacaan Al Quran dan dzikir. Hanya satu yang tidak bisa aku dapatkan, adalah tatapan bening matanya. Saat aku tergoda untuk menatapnya, dia selalu menundukkan pandangannya.

Astaghfirullah, tak seharusnya memang aku mengaguminya seperti ini. Apalah artinya seorang aku ini. Aku hanyalah seorang anak muda yang baru mengenal dunia. Aku tidak sebanding dengan dirinya, atas ke-sholehah-annya, atas kecerdasannya, atas kebaikannya. Tolong, bangunkan aku dari mimpi indah ini!
Apakah ini yang disebut cinta? Ketika kedamaian mengalir dalam hatiku ketika aku menatap wajahnya. Ketika aku merindukannya saat aku membutuhkan seseorang untuk memberikan semangat. Ketika dia selalu hadir, dengan segala hikmah yang ada dibalik setiap peristiwa yang aku alami. Wahai, gadis berjilbab putih, sadarkah engkau bahwa selama ini kau telah menyemaikan benih-benih cinta di hati ini?
Beberapa tahun kemudian, akupun harus berpisah dengan gadis berjilbab putih itu, sang dambaan hatiku. Aku mengembara mencari jalan kehidupanku sendiri, begitupun ia. Meskipun terpisah jarak, namun aku tak begitu saja memutus tali silaturahim padanya. Surat demi surat terkirim untuknya, melintasi jarak ratusan kilometer, hanya untuk menanyakan kabar dirinya. Ketika kuterima surat balasan darinya, tergetar hati ini saat kubuka amplop suratnya. Sebuah selembar kertas putih bertuliskan curahan hatinya, dan tak lupa dia menuliskan seuntai kalimat penutup yang selalu aku rindukan di tiap suratnya,“your sweetest friend”.
Ketika hati ini gundah, dia selalu hadir kata-kata indahnya. Walaupun raganya tak berada disampingku, aku selalu merasa dekat dengannya. Dalam hati ini ingin sekali aku bertanya, “Oh, gadis berjilbab putih, maukah kau selalu mendampingiku di sepanjang hidupku?”. Kuharap suatu saat nanti lisan ini mampu mengutarakan pertanyaan itu kepada dirinya.

Waktu demi waktu berlalu, tanpa terasa usiaku bertambah. Dengan kata lain, bahwa sisa hidupku menjadi berkurang. Aku yang kini menginjak dewasa, mulai merasakan pahit getirnya kehidupan. Aku merasa membutuhkan pendamping hidup. Seseorang yang mampu memberikan rasa tentram di hatiku. Seseorang yang dapat mencurahkan kasih sayangnya hanya kepadaku. Seseorang yang bisa menggenapkan separuh agamaku.

Istikharah demi istikharah aku jalani untuk mendapatkan ketetapan yang terbaik dari Allah. Dan subhanallah, Allah menunjukkan kebesarannya. Allah mempertemukanku pada gadis berjilbab putih, sang dambaan hatiku. Tanpa ragu aku mengutarakan niatku untuk mengkhitbahnya, membuka jalan ke arah pintu gerbang kehidupan yang baru dalam ikatan pernikahan yang suci. Dan dia bersedia menjadi istriku.

Empat belas Januari dua ribu tujuh, ijab kabul pun terucap. Sebuah janji suci untuk selalu hidup bersama, saling mencintai dengan tulus, saling mendampingi dalam suka dan duka, mengikat dua hati menjadi satu dalam naungan Allah SWT. Gadis berjilbab putih itu kini telah menjadi istriku, dan kelak akan menjadi ibu dari anak-anakku.

Bersamanya aku lalui hari demi hari dengan indahnya. Bersamanya aku membangun keluarga yang sakinah, mawaddah dan rohmah. Bersamanya aku mendidik buah hati tercinta agar kelak menjadi anak yang sholehah, penerus perjuangan kita. Bersamanya aku gapai ridlo Allah agar tetap dapat bergandengan tangan dan menapaki jejak-jejak langkah beriringan di surga-Nya.
Terimakasih, wahai Gadis berjilbab putihku. Terimakasih, wahai sahabat termanisku. Terimakasih, wahai Ima Nurhikmah. Jazakillahu khoiron katsiron, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan yang melimpah.

Ad Dawhah, 15 November 2008
Sehari sebelum usiamu genap 24 tahun

Senin, 01 Desember 2008

Renungan,refleksi miladku dll (walo sedikit telat...)

Ya,sebulan di rumah dengan beberapa aktivitas yang agak laen dari biasanya,bertemu dgn tmn2 lama,menghabiskn waktu bersama silmi dan kluarga,membuat ima mrenung sejenak.Di usiaku yg sdh genap 24 th november kmrn,apa yg sdh kulakukan?Kadang diri ini mrasa tak brarti,tak brharga.Ketika ku brtemu kmbali dg tmn2 d pklgn,"ima msh sprti dl aja,cntik cria dan smgt bgt!",ups gt ya?Teman2,saudra/iku,d bgr,tbn,pklgn dan d bumi Allah manapun,trm ksh ats doa dan ukhuwah slma ini.Smua itu bgitu brarti,bgitu brharga dan membuat ima prcya diri kembali saat diri ini kadang merasa tak brharga dan putus asa.Pdhl siapakh diri ini?Seorang hamba Allah yg kdg khilaf. Allah,Engkau pasti tahu betapa hamba tertatih menyusuri jalan surgaMu,betapa banyak peluang kebaikan yang kuabaikan,betapa banyak kesempatan dan waktu yang kusiakn,betapa banyak teman,saudara yang kulupakan bahkan terdzolimi olehku.Maafkan hamba ya Allah,sebab meski berlalu usia ini dalam bilangan yang bertambah,masih sedikit syukurku padaMU.teriring slm dan trm ksh buat kluarga,ayah,silmi,temanc dan shbt,btapa brartinya kalian buat ima,trm kasih!Teriring rabithohku...Buat smua...

Selasa, 25 November 2008

Edensor dan Madu

Apa hubungannya? Tentu untuk saat ini belum ada hubungannya. Madu memang sudah kita ketahui bersama mempunyai banyak khasiat dan kegunaan bagi kesehatan maupun kecantikan tubuh kita. Beberapa saat lalu, ima bereksempatan untuk jalan-jalan ke sebuah tempat, letaknya tidak jauh dari jalan jalur pantura. Mbahnya Silmi tinggal di daerah Batang, tepatnya Gringsing, deket alas Roban. Kalo teman2 naek kendaraan dari arah Jakarta menuju Semarang or Surabaya, pasti melewati daerah ini. Tak jauh dari situ, kami berjalan-jalan ke arah utara, menuju ke arah dekat pantai. Sepanjang jalan kami berada di ketinggian dengan hamparan pepohonan dan bebukitan di kanan kiri. Tampak pula dari kejauhan, laut yang terlihat lebih tinggi dari hamparan hijaum, mengingatkanku pada Edensor di Laskar Pelangi.

Kembali ke madu, di sepanjang jalan kami temui para peternak madu sedang menletakkan dan mengambil kotak-kotak tempat sarang lebah. Ya, di perkebunan ini ditanam pohon karet, randu (kapuk), tinggi-tinggi. Jadi madu yang dihasilkan pun madu kapuk dan madu karet karena lebahnya menghasilkan madu dari sar-sari bunga karet dan randu. Daerah Gringsing memang terkenal sebagai penghasil Madu asli, terutama madu kapuk. Terkenalnya madu Pramuka merk-nya, atau madu Bina Apiari di daerah Limpung, tak juauh juga dari tempat kami. Kata orang, madu kapuk lebih enak daripada madu karet. Madu karet lebih terasa nylekit kalo bahasa jawanya, atau menggigit mungkin kalo dibahasa indonesiakan. Dan terasa lebih lengket, ngadhel/lengket di mulut kalo diminum. Jadi harganya pun lebih murah. Kalo dari penampilan fisik, madu karet terlihat lebih gelap dari madu kapuk. Ini sekedar hasil pengamatan saya saja dari perjalanan melihat-lihat ternak lebah. Jadi inget seorang teman sekampus dulu, jur peternakan, yang dulu penelitian di sebuah peternakan lebah di daerah sukabumi. Mukanya dikerubutin lebah...ampe ga keliatan n yang keliatan lebah senua....serem. Ima ga nemuin kayak gitu di peternakan lebah ini.

Nah, perjalanan kami lanjutkan. Tujuan kami memang akan menghadiri undangan syukuran di tempat reka bapak yg rumahnya berada di deket pantai. Sesampai di sana, ternyata benar, di depan rumahnya sudah terlihat pantai dan hamparan laut serta rel kereta api. Ya....bagi teman2 yang melakukan perjalanan dengan kereta api dari Jakarta menuju Semarang or Surabaya (Jalur utara tentunya), akan melewati daerh sini. Jadi kalo dari pengalaman ima naek kereta, kalo lewat daerah sini tuh berasa lewatnya di atasnya laut. Wuih.....berasa naek kereta apa kapal ya? Tentunya keliatan kalo siang hari, kalo malam ya...gelap alias ga keliatan.

Sabtu, 22 November 2008

ASI Eksklusif

Ima jadi inget pengen nulis tentang hal ini gara-gara sepupu ima habis ngelahirin n pas sekarang umur anaknya baru 2 bulan, tapi udah dikasih makan pisang. Ya begitulah budaya di pedesaan(btw padahal rumah ima ga ndeso2 banget loh.....sekelas kelurahan ibu kota kabupaten gitu),. Tapi yah....begitulah, kadang begitu sulit merubah paradigma dan budaya itu. Kalo kata orang2 yang lebih tua, wong dulu aja kita pas kecil dikasih pisang juga, toh sekarang jadi n gede n gapapa...ya tho? (hehe......kalah deh kalo udah gini)

Padahal kan ASI eksklusif itu 6 bulan musti dikasih ke anak. Dan yang namanya eksklusif itu berarti ga ada tambahan apa-apa meskipun air setetes, apalagi susu formula n pisang....wah ...ya jadi ga eksklusif dong namanya.

Trus inget lagi pas ngelahirin Silmi n ngotot supaya Silmi jangan dikasih sufor dan bisa IMD begitu lahir. Ternyata....susah juga coz Silmi lahir caesar, Waktu ima belum sadar habis melahirkan n Silmi nangis terus, ma susternya dikasih sufor. Ampe 2 hari setelah silmi lahir coz ima masih ga bisa miring-miring buat nyusuin, bisanya Cuma diperes n dapetnya Cuma sedikit waktu itu, jadi silmi masih laper. Setelah ima bisa miring2, 2 hari setelah silmi lahir.....silmi langusng ASI terus sampe sekarang, malah sekarang dia ga mau minum susu yang laen. Jadi.....Silmi juga ga eksklusif2 banget coz 2 hari dia dikasih mimi sufor. Tapi ima bertekad buat ngasi ASI Silmi sampe 2 tahun, amien....

Salah kostum?

Begitu mungkin kata ibu2 di sekitarku. Ya...ketika ima sedang senam bersama ibu2 temen Mama di implasemen (komplek rumah dinas), ibu2 pada bingung pas liat ima ikutan senam tapi kok pake rok. Hehe....tapi ima cuek aja tuh n sibuk ngikutin gerakan senam dengan bersemangat. Senamnya juga di ruangan n ibu2 semua padahal. Ima berhasil membuktikan kalo pake rok pun kita masih bisa senam n gerakannya tetep bener kok. Jadi inget waktu terakhir outbond kemaren sebelum puasa, trainernya juga bingung...kok ni akhwat2 pada pake rok? Tapi alhamdulillah ima berhasil menaklukkan semua games yang diberikan. Waktu itu ima ampe lupa kalo ima udah punya anak 1 n ngelahirinnya caesar. Alhasil.....habis outbond bekas jahitan jadi terasa agak sakit...Cuma agak doang but it’s OK anyway.

Jangan salah, mungkin banyak orang yang berpendapat kalo pake rok gerak kita jadi ga leluasa, meskipun pake rok, ima juga bisa kok mengikuti pelajaran olahraga waktu kuliah dulu n hasilnya juga ga mengecewakan. Trus....kayaknya penjuru Bogor udah pernah ima jelajahi buat outbond mulai dari daerah sekitar puncak, megamendung, cipayung, ampe ke barat daerah gunung bunder....cipanas-jasinga....pun pake rok, ya tetep pake daleman kulot atau celana longgar sih tapi ga perlu ganti celana gitu. Udah gitu...mungkin banyak orang berpikiran kalo naek motor susah kalo pake rok...padahal ga juga lagi, ima berhasil bolak-balik hampir 2/3 hari sekali Bogor-Depok pake motor tuh. Jadi.....kalo misalkan kita masih bisa beraktivitas, masih bisa dinamis bergerak leluasa dengan pake rok, ya diusahakan dulu semampu kita buat ga pake celana. Insya Allah dimudahkan kalo tujuan kita emang mo menutupi aurat dan menghindari memperlihatkan lekuk tubuh. Tapi ini juga kembali ke pemahaman kita masing-masing sih mengenai aurat...silakan, ini hanya sebagai ikhtiar mencari kemuliaan Allah dari cara kita berpakaian

Be a full time mom

Jadi Full time Mom (FTM) dulu begitu ima idam-idamkan. Bagaimanapun juga naluri seorang ibu pasti ingin mendampingi anaknya di rumah. Dulu rasanya berat banget kalo mau berangkat ke sekolah dan harus ninggalin Silmi walopun hanya beberapa jam coz ima pasti pulang beberapa kali buat nyusuin. Tetep aja merasa bersalah gitu. Rasanya ingin tetap memberdayakan ilmu kita, tapi juga tetep bisa mendidik dan mencurahkan kasih sayang ke anak. Dan sekarang jadi FTM udah tercapai, ima mulai mengisi kesibukan dengan merintis bisnis yang emang udah kami cita2kan dari dulu. Waktunya jadi lebih fleksibel.

Dulu walopun ima tetep masakin Silmi sebelum berangkat, tapi ima ga nyuapin kalo Silmi sarapan n makan siang. Baru makan malem/sore ima bisa nyuapin. Sekarang…..seharian dong ima bareng Silmi. Pun perkembangan tumbuh kembangnya Silmi. Sekarang jadi bener2 bisa merhatiin banget.

Padahal kalo bisa dibilang, selama ini juga ima ga ketemu Silmi paling Cuma beberapa jam. Rutinitas sebelum jadi FTM, Ima berangkat pagi, pulang jam 9 nyusuin, balik lagi ke sekolahan, pulang lagi jam 12 nyusuin, nah tar pulang lagi jam 3 ato 4 sore uadh ga balik ke sekolah lagi. Dan kalopun harus pergi2, Silmi selalu ikut, meskipun nginep2 ga bareng ayah, outbond, dauroh, ngisi taklim, Silmi selalu ikut. Kalo ima naek motor, Silmi ima gendong...jadi tetep bisa kemana2 sendirian.

Jadi....bisa dikatakan juga Ima sebenernya intens bareng Silmi....tapi ternyata tetep terasa beda dengan kondisi sekarang. Jadi lebih deket gitu ma Silmi, n yang pasti hati juga jadi lebih tenang. Ngerjain pekerjaan RT juga seneng n bahagia....dan bisnis jalan terus...amin.

Hari-hari Silmi di Rumah Mbah Pekalongan dan Batang

Silmi memulai hari-harinya di rumah mbah dengan fun2 aja. Di rumah mbah, Silmi jadi punya banyak temen, juga ketemu ma temen2 yang laen kayak si miauw (kucingnya mbah Uyut),Bebek, enthog, ayam, kambing, kerbau, cicak ampe tokek & nyamuk pun silmi bisa temui di rumah mbah. Kalo di rumah Tuban kan ga ada. Paling liat kalo lagi diajak ima jalan2 ke tempat2 yang jauh.... gitu, itupun mayoritas orang Tuban memelihara sapi dan kambing.

Trus umi ajak Silmi jalan2 ke alun2 n masjid agung AL Muhtarom. Hehe....sueger banget udaranya kalo pagi. Di Rumah mbah emang udaranya dingin, jadi ga perlu pake AC lagi kayak di Tuban, lebih fresh & sehat euy!. Sawah2nya pun hijau bikin seger yang ngeliat (eit ada pesan sponsor juga tuh nongol buat pemilu 2009 ntar). Puas2in liat yang hijau2, mumpung masih di Indonesia, tar di Qatar ga ada kali ya?

Seminggu di rumah mbah Pekalongan, Silmi gantian ke mbah Batang. Ya...mbah tempat ayahnya Silmi, tinggal di Batang, tepatnya di rumah dinas sebuah BUMN di daerah Gringsing. Setelah kami menikah, tepatnya bulan Februari 2007, Alhamdulillah mbahnya Silmi dipindahtugaskan dari Cilacap ke Batang, jadi lebih deket ke Pekalongan. Kali lagi mudik dari Tuban bisa sekalian jalan ke rumah mbah Pekalongan n Batang. Kebayang deh kalo kayak dulu, mau pulang mudik ke Cilacap....meuni jauh teuing....buat Qta yang gede2 mungkin fine-fine aja, tapi buat Silmi...wah...kasihan kayaknya. Jadi seumur2 Silmi belum pernah tuh ke Cilacap.

Di Batang Silmi jadi ketemu lebih banyak fauna yang belum pernah ia temui (jadi kayak ke kebun binatang nih...ceritanya ketemu hewan2 melulu). Ada kijang, dan kolam ikan yang gede banget. Silmi juga diajak mbah jalan2 ke masjid agung Semarang trus jalan-jalan & shopping lagi di Simpang Lima.Wah....Silmi seneng banget....kalo ima sih ga begitu suka jalan2 ke semarang. But...I love travelling, so….don’t worry be happy then. Dulu sih cita2 pengen mengembara kelililng Indonesia dan dunia....be a backpacker! Kakak ima tuh yang udah kesampaian, meskipun jadi PNS, tapi dia peneliti, jadi....dari Sabang ampe Merauke n luar negeri dah dia jelajahi...di lautnya pula....wah pasti bagus deh.

Silmi n Ima Milad!

Wah saking sibuknya ma beres2 dll, umi ampe ga sempet cerita Silmi milad 31 oktober kemaren. Ga terlalu penting sih, tak ada perayaan khusus, tapi paling nggak moment ini jadi bahan evaluasi ima & kemajuan tumbuh kembang Silmi dari bulan ke bulan, tahun ke tahun. 31 Oktober 2008 kemaren Silmi genap berusia 1 tahun penanggalan masehi, kalo yang kemarin kan Hijriah. Mbahnya dari Batang udah jauh-jauh dateng bawa kado & bikin slametan buat Silmi (wah....begitulah kalo cucu pertama....:)

Padahal umi-nya malah ga nyiapin apa2 tuh. Maklum, Silmi cucu pertama & mbahnya juga sekalian pengen nengokin Silmi,”kasihan Silmi, pas ultah ga ada ayah ya ....” gitu kata mbahnya. Weee....Silmi seneng banget dapet hadiah baju & sepatu baru dari mbah. Klo selametannya cuma dibagi2kan ke tetangga & ke sekolah buat putra/putrinya ustadz/ah, temen2 maen Silmi selama ini. Sekedar syukuran Silmi diberi kesehatan dan semoga jadi tambah pinter & jadi anak sholihah....amien.

Nah kalo minggu lalu ima yang milad.....16 November 2008 tepatnya. Ima genap berusia 24 tahun....hehe....jadi malu ternyata masih muda (maksud loe?). Ga bermaksud merayakan or yang lainnya juga, tapi jadi moment evaluasi buat ima selama ini. Semoga Allah memberikan keberkahan di sisa umur ima ini dan Allah berikan keistiqomahan serta kelapangan hati untuk senantiasa menjadi hambaMu yang selalu mencari keridhaanMu. Alhamdulillah ima dah seneng banget buat Ayah, temen2 yang dah mau ngedoain ima.....terima kasih atas doanya, semoga keberkahan Allah atas usia yang Allah berikan pada Qta semua. Amien...

Makanan sehat dan suplemen

Sejak Silmi udah makan, 6 bulan, setiap hari ima kasih propolis sampe sekarang. Alhamdulillah dia sehat dan tumbuh dengan baik. Awalnya ima kasih Silmi madu, tapi ternyata dari buku yang ima baca, madu belum disarankan pada bayi di bawah 1 tahun. Jadi ima pake propolis diamond, sama-sama hasil lebah kayak madu juga yang berkhasiat. Walopun ada juga madu yang buat anak, tapi akhirnya atas saran kakak yang emang sudah memberi propolis ke anak2nya dari jaman dahulu kala, ima kasih Silmi propolis diamond.

Kalo Uminya rajin minum madu n habbatussaudah sejak dulu sebelum. Kebetulan mertua sering bawain madu kapuk asli dari Gringsing, yang emang sudah terkenal produsen madu di daerah kami.

Sekarang semua suplemen itu rutin ima konsumsi n berikan ke Silmi. Yah....walopun Silmi agak susak minum susu selain ASI, semoga suplemen-suplemen tadi bisa menambah nafsu makan Silmi n kebutuhan nutrisinya tercukupi.

Suplemen yang lain yang biasa kami buat n konsumsi adalah Susu kedele, Teh Rosella dan kunir asam.

Silmi emang suka banget ma susu kedele, kalo ma susu yang laen agak susah. Alhamdulillahnya mama juga panen kedele. Berhubung kedele lokal & ga bisa dipake buat tempe, jadi baiknya buat makanan yang dihancur2in, kayak susu or tahu. Ima jadi rajin juga bikin susu kedele.

Kunir asem rajin ima bikin coz di rumah mama juga lagi panen asem n Qta dibawain ampe banyak banget. Jadi....sering bikin deh, secara ayahnya Silmi emang hobi minum kunir asem yang seger, sekalian buat melangsingkan tubuh katanya (lha tapi kok ga langsing-langsing ya?). Umi juga seneng minum kunir asem kalo pas lagi haid. Temen2 juga seirng ima buatin n jadi ketagihan deh...waduh repot nih pas stok asemnya habis.

Kalo teh Rosella ayahnya Silmi yang sering minum, umi kadang2 aja. Kebetulan juga kita nanem di depan rumah, jadi tinggal metik aja.

Barangkali bisa bermanfaat, sedikit resep yang biasa buat di rumah, mungkin tiap orang beda, sekedar sharing saja.

  1. Kunir Asem

Bahan : 1 ons kunir, 1 ons asem, ¼ kg gula jawa, 1 sdt garam, 1 liter air.

Cara membuat : kunir dikupas, diblender. Campur dengan air, rebus bersama asam, gula jawa dan tambahkan garam. Tunggu hingga mendidih, diamkan beberapa saat sampe agak hangat, saring, masukkan ke botol. Jika disimpan di kulkas bisa buat 3 hari.

  1. Susu Kedele

Bahan : Kedele, air, gula pasir, vanili/pandan, perasa sesuai selera, garam secukupnya.

Cara membuat : Kedele direndam semalaman, kemudian dikupas kulit arinya, blender dengan air secukupnya. Saring dengan kain, rebus bersama gula dan garam dan vanili. Tambahkan perasa jika suka. Kalo ima suka yang original, kadang Cuma ima tambah jahe, itupun kalo yang minum ayahnya Silmi, kalo yang minum Silmi ya tidak dikasih jahe coz pedes.

Nah ampas susu kedele yang udah halus ini pun masih bisa dimanfaatkan buat masker bagi yang suka maskeran. Tinggal ambil 2sendok besar, jika teksturnya kurang lembut, haluskan lagi sebentar, campur dengan madu dan putih telur. Sapukan ke muka...dijamin terasa lebih segar n kenceng.

  1. Teh Rosella

Bahan : Bunga Rosella yang sudah merah, air, gula, garam secukupnya.

Cara membuat : Kalo yang ini asli gampang banget, tinggal dididihkan bareng2, angkat udah deh. Jangan diberi gula terlalu banyak, Rosella memang rasanya asem, tapi jangan dibuat jadi manis kayak sirup, tar kalorinya juga banyak....ga guna buat yang mau sehat n yang dah kelebihan berat badan.

Wah....begitulah teman2 kalo hidup di pedesaan, especially di Indonesia. Alhamdulillah rasanya hasil bumi begitu melimpah yang Allah tlah berikan pada kita dan bangsa ini. Mungkin ini tar yang ga ima temuin di Qatar. Mertua aja kalo pas maen ke Tuban dari Batang, semobil isinya hasil bumi. Mo bikin apa2 juga jadi semangat, secara bahan2nya sudah tersedia. Ampe pohon katuk pun Qta tanem & dibawa dari Batang ke Tuban pas ima hamil, gara2 nyari daun katuk susah. Orang Tuban malah jarang yang kenal daun katuk, padahal ima di rumah mah banyak euy!.

It’s time to move

Ya...seminggu belakangan ini, ima memang disibukkan dengan banyak hal seputar kepindahan kami. Suami masih di Qatar, jadi segala sesuatunya mau ga mau harus ima urus sendiri. Belum lagi urusan sekolah yang rasanya ga kelar-kelar. Tapi semuaitu tetap berusaha kuselesaikan, bagaimanapun amanah harus diselesaikan, jangan sampai meninggalkan kewajiban yang belum selesai. Hampir setiap hari nglembur2 ngerjain koreksian UTS anak-anak n laporan keuangan. Pfuih....rasanya Silmi jadi agak terabaikan walopun tetap pas waktu nyusuin ya....nyusuin n rehat sebentar dari aktivitas2 yang laen.

Kami (saya n Silmi) memang memutuskan untuk pindah ke rumah orangtua (Mbahnya Silmi) di Pekalongan coz sebagai istri yang baik, rasanya kurang ahsan berada di tempat rantau sendirian, pun ortu yang selalu khawatir akan kondisi kami. Dari pada malah bikin khawatir n ortu malah jadi bolak-balik padahal Pekalongan-Tuban bukan jarak yang dekat, akhirnya ima putuskan untuk pindah ke pekalongan sementara sampe ayahnya Silmi jemput. Barang-barang kami bawa dan rumah dikontrakkan ke temen yang memang sedang butuh tempat tinggal dan bisa dipercaya.

Beberapa hari ini pun diisi dengan banyak agenda perpisahan. Sebuah acara yang sebenarnya aku ga begitu nyaman buat dateng. Yah....berat rasanya, tapi semua itu berusaha ima jadikan kesempatan menyelesekan segala amanah, meminta maaf dan berpamitan yang terakhir kali, agar ima bisa lebih tenang meninggalkan semua, mumpung ada kesempatan dan kita tak pernah tahu apakah suatu saat Allah memberikan kesepmatan kami bertemu lagi atau tidak.

Sabtu malam tanggal 8 November 2008, rombongan Bapak mertua n truk datang. Pagi-pagi sekali tanggal 9 November 2008, barang-barang dah dinaikkan ke truk. Truk berangkat lebih dulu dari mobil kami. Mobil yang ima tumpangi harus muter dulu ke tempat teman buat ngambil paspor yang baru diambil kemarin Jum’at. Paspor udah di tangan, Mobil segera melaju meninggalkan Kota Tuban menuju ke Pekalongan. Hujan rintik-rintik menemani perjalanan kami. Sore hari kami tlah tiba di Rumah Pekalongan, barang-barang emang sengaja kami titipkan di rumah orangtua kami. Magrib baru selese bongkar-bongkar. Malam segera datang, lelah rasanya, tapi melihat semua masih serba berantakan rasanya badan ini tak mau diam untuk segera beres2. Beberapa saat kemudian lelah tak mampu kutahan lagi, waktunya istirahat.....dilanjutkan besok lagi beres2nya.....kalo urusan beres2, rasanya kok ga selese2 ya?

Al Uswah Ku Sayang

Hari Jum,at, 7 November 2008, hari terakhirku berada di tengah anak2 SDIT Al Uswah Tuban. Sengaja sebelum anak-anak Pulang, Ustadzah Ririn memberi komando anak- anak untuk segera ke Masjid untuk memberi kesempatan ima berpamitan dengan anak-anak.

Rasanya berat sekali berbicara di depan anak-anak untuk berpamitan saat sebagian dari mereka sudah mulai meneteskan air mata memandangku. Tak kuasa rasanya kubendung air mataku saat memandangi mereka satu per satu. Ya Allah, semoga ini adalah keputusan terbaikMu.

Walopun speechless kucoba untuk bisa mengucapkan sedikit kata-kata pamitan pada mereka. Kucoba menghibur dengan kata-kata semangat agar tangis mereka berkurang, kucoba membuat mereka tertawa dengan guyonan yang rasanya saat itu sudah terasa tidak lucu jadinya. Setelah itu, satu persatu kami bersalaman.

Ketika tiba giliran kelas 4 dan 5, kami benar-benar tak kuasa menahan tangis, kami semua berpelukan seolah tak ingin dipisahkan. Hampir 2 tahun kami bersama-sama. Mereka adalah amanah, meraka adalah mutiara-mutiara ilmu. Mereka tlah banyak memberiku pelajaran hidup berarti lewat canda dan tawanya yang hampir setiap hari kutemui. Yah...sekolah kami adalah fullday school. Setiap hari para ustadzah terutama wali kelas secara otomatis selalu mendampingi anak dari masuk, istirahat, makan, sholat hingga waktu pulang tiba dan mereka kembali pada orang tua mereka. Jadi, hampir setiap hari kami menghabiskan waktu bersama.

Terima kasih Al Uswahku sayang, terima kasih anak-anakku....semoga kalian senantiasa menjadi anak yang cerdas, kuat, sholih dan sholihah, dan mandiri. Insya Allah .

Our Home Sweet Home

This is our home sweet home. Sebuah rumah mungil di deretan blok AH, tepatnya nomor 31 Perumahan Griya Karang Indah Tuban. Rumah yang sudah kami tinggali selama kurang lebih 1 tahun 10 bulan (hampir 2 tahun). Ima menuliskan ini tak bermaksud apa-apa, tak bermaksud iklan rumah apalagi pamer. Rumah ini hanyalah rumah sederhana, kreditnya pun belum lunas. Tentu banyak rumah-rumah lain yang lebih bagus. Namun, ima tertarik menuliskan kisah rumah ini karena ima harus pindah/boyongan dari rumah ini untuk bersiap berangkat menyusul suami.

Sedih….mengingat di rumah ini, pertama kali kami tinggal setelah menikah. Di rumah ini Silmi tumbuh, bermain ke seluruh penjuru rumah. Tempat suka duka keluarga baru kami. Tetangga-tetangga yang baik, lingkungan RT yang menyenangkan, it’s so nice neighbourhood. Hiks....hiks...begitu sedih ketika kaki ini harus beranjak dari rumah ini. Semua barang telah kami kemasi. Saat pindah pun tiba. Rumah ini sengaja kami kontrakkan agar ada yang menghuni dan merawatnya. Bunga-bunga di taman dan pot sengaja kami tinggal karena teman yang mengontrak bersedia merawatnya.

Aku jadi teringat saat-saat pertama ku menginjakkan kaki di rumah ini. Dulu keadaan rumah ini belum lah seperti ini. Catnya masih berwarna hijau, warna favoritku, dulu sengaja suami mengecat rumah ini sesuai warna favoritku. Dulu belum ada car-port di depan rumah sehingga panas terik begitu terasa di siang hari. Sekarang suasananya pun sudah begitu homy sejak Silmi lahir agar nyaman menyambutnya saat pulang dari rumah sakit. Nyaman sekali sebenarnya tinggal di rumah ini walopum kadang bocor dan pasir sampe car-port kalo hujan gara-gara ada yang lagi renov rumah di bagian atas.. Rumah kami memang letaknya lebih rendah daripada jalan, jadi kalo hujan, air dari jalan pun masuk ke daerah rumah, tapi permasalahan itu sudah terselesekan oleh Pak Di (tukang langganan kami). Ya...bagaimanapun kondisinya....lebih baik di sini....rumah kita sendiri ...huo...! (kok jadi nyanyi ya?)

Tetangga-tetangga kami pun baik-baik. Di sebelah kiri ada bu dokter Sari yang setiap saat siap membantu di kala membutuhkan. Sebelah kanan ada Bu Agus yang asli Serang n Pak Agus yang rajin bikin asinan pengobat kangenku pada kota Bogor, sunda pisan euy!Ada Bu Bambang yang asli tembalang, Bu Andri depan rumah yang melahirkan di depan rumah n qta ga pada tahu, ada bu Liana yang kecil2 udah jadi ibu (umurnya baru 19 tahun tapi dah punya anak 1 loh!!!), ada bu Yuli yang selalu lapang membantu siapapun, Bu Heri sang istri wartawan, Tante Ayu.....teman seumuran jebolan sastra Inggris UNDIP yang datang tak berapa lama setelah ima datang. Ada Bu Tri dengan Anin dan Bagusnya yang lucu. Bu Yahya, Bu Edi,Bu Iwan yang baik-baik semua.....hiks2...rasanya tak mampu kusebutkan satu per satu. Tetangga-tetangga yang begitu baik.....terima kasih.

Sabtu, 25 Oktober 2008

English Competition of my students


Hari ini ima berkesempatan mendampingi anak-anak mengikuti Lomba Bahasa Inggris tepatnya Smart English Competition se-Kabupaten Tuban yang memang sudah kami rencanakan beberapa hari lalu. Jadi inget jaman dulu kalo mo ikutan lomba2 bahasa Inggris entah itu debat or yang lain....jadi bernostalgia deh. Peserta dari SDIT Al Uswah Tuban yang dikirim kali ini 3 orang, Aldi, Urfi, dan Nadzifah. Mereka semua kelas 5, dan ima memang mengajar bahasa Inggris kelas 5. Nah...tadinya kami sempat pesimis, karena sudah jadi rahasia umum, kalo SD negeri di Kab ini yang favorit biasanya bakal menang, entah fair or ga fair caranya. Tapi kami tetap memutuskan untuk ikut....buat pengalaman n mengasah kemampuan anak2 juga.


Pagi-pagi jam 8 kami sudah stand by di tempat Lomba. Jam 9.30 Lomba baru bisa dimulai dengan babak reading n listening (tes tulis). Selesai tes tulis, peserta akan diambil 6 orang untuk mengikuti final yang teknisnya nanti mirip ma cerdas cermat, plus juga ada pemilihan best speaking juga. Nah di babak I Alhamdulillah lolos ananda Nadzifah menjadi salah satu finalis dengan nilai tes tulis di urutan kedua. Selang beberapa saat, tes speaking dimulai. Dilanjutkan finalnya dengan teknis mirip kayak cerdas cermat tadi. Nah ini yang bikin ima ikut deg2an. Ima yakin dengan kemampuan ananda Nadzifah coz score tes tulisnya juga cukup tinggi. But when the final has come.....jreng.....Nadzifah harus puas berada di urutan keempat. Dia memang kalah cepat di pertanyaan rebutan. Secara emang tipikal Nadzifah yang lemah lembut gitu, sopan, berhati-hati dan cenderung jadi bikin sering ragu-ragu di pertanyaan rebutan.

Nadzifah diantara para pemenang dari SD yang laen (cari peserta yang pake jilbab-baju pake SD pastinya)



Yah....Alhamdulillah, semua ini sudah kami usahakan semaksimal mungkin. Allah yang maha berkehendak....yang penting bagi kami para ustadzah : anak-anak tidak merasa berkecil hati dan kecewa kemudian. Mereka sudah melakukan yang terbaik. Insya Allah semua ini bisa mereka jadikan sebagai pengalaman untuk menjadi juara di kesempatan yang akan datang di saat mereka kelas 6 (mungkin ima dah ga bisa mendampingi mereka lagi...hiks...hiks...sedihnya)

Minggu, 19 Oktober 2008

Setahun Hijriah : Silmi Nur Azmi

Di sela-sela nglembur soal, aku jadi inget kalo hari ini tepat 19 Syawal 1429 H Silmi sudah berumur satu tahun penanggalan Hijriah. Alhamdulillah Silmi sehat wal afiat, semakin pinter, dan semoga kelak menjadi anak yang sholihah.

Silmi with her play ground (pojokan rumah)

Silmi lagi mo ikutan umi sholat (silmi udah bisa niru gerakan “Allahu Akbar”)

Silmi belajar maem

Silmi di sekolah biasa dipanggil Chi-mut alias Chilmi imut. Secara wajah n tubuhnya imut banget. Kalo dibandingin ma temen sebayanya, apalagi yang cowok, Silmi biasanya keliatan lebih kecil. But it’s OK lah, yang penting tahapan perkembangannya normal. Ga tau juga ni keturunan dari sapa yang kecil gitu. Ayahnya gede (gendhut lebih tepatnya), uminya juga tinggi, hayo…mirip sapa?

Sama orang rumah biasa dipanggil Cil-mil (kayak merk susu aja) ampe sama tetangga sebelah dikirain namanya amel.

Sekarang Silmi udah bisa rambatan n berdiri, melangkah walo Cuma selangkah. Habis itu dia takut n langsung duduk or jongkok. Silmi juga udah bisa ngomong “mamamama….., yayayayah……mbah….mbak…….apa?...papa….”

” trus bilang “tha-tha…” kalo lagi manggil. “Itu” kalo lagi nunjuk n suka ngrundel ga jelas gitu kalo lagi ngobrol ma temen seumurannya.

Subhanallah deh pokoknya....Setahun yang menakjubkan bersama Silmi imutku tersayang .....

" Silmi Sholihah, Umi sayang Silmi!”

Selasa, 14 Oktober 2008

Innalillahi.....Ku Kembali Merenung

Pagi ini, kudengar berita duka dari seorang teman di Tuban. Yang membuatku kaget, waktu kudengar almarhumah anak IPB'41. Kok ima bisa ga tahu? Ternyata, beberapa waktu yang lalu, kucoba mengingat2 berita duka seorang akhwat yang kecelakaan dan koma. Waktu itu, hanya do ayang mampu kupanjatkan. Tapi tak pernah kusadari kalau seorang akhwat itu berasal dari Tuban dan rumahnya tak jauh dari tempat tinggal ima. Kucoba mengingat2 kembali sosok almarhumah....akhirnya kuingat siapa sosok Frita Rahmawati, Fahutan41. Aku tak begitu mengenalnya karena kami beda fakultas....tapi, jalan dakwah ini menautkan hati kami dan mebuatku merasa begitu teramat sangat menyesal, kenapa ima baru menyadari jikalau almarhumah berasal dari Tuban. Yah...ima juga memang bukan orang tuban asli dan SMA-pun ga di sini, wajar lah ya kalo ima tidak mengetahuinya. Kenapa ima baru merasa dekat ketika tubuhnya sudah membisu di semayamkan di Tuban? Sungguh pertemuan akhir yang sungguh menyesakkan dada.

Terlepas dari semua itu....ingatanku kembali ke masa kuliahku dulu, Ya Allah memang maut adalah rahasia Allah. Kuteringat kembali kala diriku, yang bolak-balik Bogor-Depok dengan sepeda motor andalanku mengalami kecelakaan. Alhamdulillah masih tak jauh dari Kampus. Satu hal yang begitu membuat diriku tersedu sejenak....betapa saudara2ku dengan cepat menolongku...membantuku di tengah ketiadaanku akan sanak saudara, keluarga. Menungguiku hingga keluar dari rumah sakit, membantu banyak hal yang rasanya tak mampu kusebutkan betapa berartinya semua itu. Ku tak bisa bayangkan apa yang akan terjadi tanpa kalian Saudara-Saudariku. Kuteringat kebaikan Saudara-Saudariku yang kini mungkin kini, kita tlah lama tak bersua.Dan hanya kepada Allah-lah kita akan kembali, segala kesehatan, keselamatan, semua bersumber dari-Mu ya Illahi Rabbi.

Teriring doa untukmu Saudariku Frita Rahmawati, Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un. Semoga kesyahidan yang menjemputmu.....menemui sang Khaliq, dan surga-Nya menantimu. amien....

Kukembali merenung...sudah siapkan diriku jikalau menemui-Nya saat ini? Sementara dosa2ku begitu menggunung, perbekalanku tidaklah banyak. Dan hatiku begitu kotor, terutama stelah kuketahui suatu hal yang membuatku begitu berubah, begitu sakit. Astaghfirullahhal adzim, semoga Allah mengampuni dosa2ku, dosa2 kita dan kita senantiasa bersiap menghadapi pertemuan kita dengan Sang Khaliq. Dan Allah menjemputku dengan jalan kesyahidan, khusnul khotimah. amien.

Teriring permintaan maafku pada Ayah....maafin umi ya yah! I love coz Allah Yah! I promise to "No connection anymore with her!" coz seperti nasihat yang sering ayah berikan ke Umi. Jika suatu hal justru menambah semakin panjang daftar dosa umi, tinggalkan! Semoga semua itu menjadi mudah ketika kita tlah berhijrah nanti amien...

Senin, 13 Oktober 2008

Rajin Nge-blog

Ayah ga di rumah, umi jadi rajin nge-blog. Jadi inget pelatihan jurnalistik jaman kuliah dulu. Kita bisa lebih mudah nulis, kalo pake perasaan kita. Suasana hati berpengaruh pada produktif nggak nya kita nulis. Memang lebih mudah menuliskan curahan isi hati. Apalagi pas lagi kesepian ditinggal ayah sementara gini....siap2 jadi pembaca setia ya...!

Mendidik Anak-Anak Kita dengan Cinta

Ketika halal bi halal kemarin, ima jadi inget, bahwa....didiklah anak2 kita dengan cinta. Karena anak2 kita membutuhkan pernyataan/pengakuan cinta, ingin dipuji dari kita-orangtuanya- sama seperti seorang istri yang butuh pengakuan cinta dan pujian dari suaminya.

Ternyata pernyataan/pegakuan cinta, pujian bagi istri adalah sebuah fitrah. Dulu, Aisyah ra istri Rasulullah saw, sengaja bertanya kepada Rasul ” Jika Rasul punya kambing gembalaan, dan akan membawanya makan/merumput. Mana yang akan Rasul pilih? Rumput yang sudah penah dimakan oleh gembalaan yang lain atau rumput yang masih belum pernah dijamah sama sekali oleh gembalaan yang lain”. Rasul pun sudah tahu jawaban apa yang sebenarnya dikehendaki Aisyah. Dia pun menjawab bahwa dia akan memilih membawa gembalaannya ke rumput yang belum pernah dijamah sama sekali, karena lebih segar. Dia tahu bahwa Aisyah bermaksud menemukan peneguhan cinta Rasulullah bahwa Aisyah-lah satu2nya istri Rasulullah yang masih gadis/belum menikah sebelumnya. Dan itu membuktikan cinta Rasulullah padanya.

Mungkin kalo ima tanyakan ke Ayahnya Silmi pertanyaan tersebut, dia tentu akan menjawab dengan sama. Karena ia tahu, Ima juga mengharapkan jawaban peneguhan cintanya kepada ima. Secara.....ima kan belum pernah dijamah, dicium, dipeluk lelaki lain yang bukan muhrim sebelum suami ima (kan belum pernah pacaran tuh...), lebih muda, lebih cantik, lebih pinter....ya nggak yah? Hehe....narsis nih ye....kalo ga sama suami, sama siapa lagi coba?

Back to School

Senin ini hari pertama masuk sekolah. Schedule berjalan seperti biasanya. Dan rutinitas pulang pergi bolak-balik sekolah-rumah juga ima jalankan untuk ngasi ASI Silmi. Masih ada ibu di rumah, dia ngeliatnya….pontang panting amat. Pulang baru jam 3 sore coz sekolahku full day school. It means dalam sehari ima bisa bolak-balik 2-3 kali pada jam istirahat dengan durasi yang cukup cepat.

Sebenernya sudah 3 bulan yang lalu ima ngajuin resign, tapi kepsek n yayasan yang kebetulan ima juga ikut ngurusin yayasan (jadi kayak sekolahnya babe gue....) jadi sekolah serasa milik kita n berat sekali buat melepasku pergi. Teramsuk untuk urusan pengganti pun ima juga musti ikut nyari coz biasanya kalo seleksi ustadz/ah baru juga ima ikut nyeleksi. Alhasil, ima juga masih merasa berat untuk meninggalkan sekolah. Apalagi kalo udah inget anak2 di sekolah, kemaren kangen juga ma mereka pas libur lama.

Nah, kembali ke rutinitas setelah surat resign kuajukan membuat semangtku agak kendor. Tapi, tausiyah Bapak kepsek tadi pagi yang mengingatkan kita bahwa kita bekerja, mengajar anak2 generasi penerus ummat adalah sebuah implementasi dakwah n ibadah kita kepada Allah swt. Semua itu membuat ima kembali tersadar untuk senantiasa meluruskan niat. Kadang....semua itu begitu kuketahui....sejak dahulu kala malah, tapi onak dan duri kadang menggoyahkan dan membelokkan niat kita. Semoga Allah senantiasa memberikan keistiqomahan pada kita semua.

Sabtu, 11 Oktober 2008

My First - Long Distance Marriage – Day

Hari Sabtu kemaren, hari pertama ima lalui setelah keberangkatan Ayahnya Silmi ke Qatar Jum’at kemaren. Semua terasa biasa saja, ga seserem yang kubayangkan. Semalam juga tidur masih nyenyak2 aja, lha wong ngantuk ya…tidur. Jadi inget cerita mbak yang bantuin di rumah, dulu pas ditinggal suaminya merantau ke Malaysia, dia ampe ga bisa tidur semingguan…wadauw!.Di rumah juga ada Bapak-Ibu yang nemenin sementara waktu ini, jadi ya….biasa aja.

Sabtu ini juga ada Halal bi halal Al Uswah. Bertemu dengan teman2 ngajar n wali murid. Sebagian wali murid emang temen kerja ayah di Tuban. Dan sebagian pula, para istri sedang sama2 ditinggal suami ke timur tengah. Mereka menyampaikan simpati n motivasi ke ima. ”Yang sabar ya Bu Didik!”, temen2 ustadzah juga pada bilang ” Banyak teman di Tuban kok ustadzah, kalo da apa2 kami siap membantu ”. Semua itu jadi bikin ima terharu....hiks2. Mereka begitu baik n sayang sama ima.

Setelah tahu ayah udah nyampe dengan selamat n udah di hotel lewat chatting di YM, ima jadi agak tenang. Satu hal yang bikin ima tenang n ga terlalu sedih adalah Insya Allah ayah akan pulang dan menjemput kami segera...itu yang jadi motivasi ima untuk bersabar. Gak lama kok, its just 3-6 months later(gak lama kan?).

Yang kerasa kalo Silmi lagi rewel n ima harus melakukan beberapa hal lain. Biasanya ada ayah yang bisa gantian ngajakin Silmi. Silmi emang jadi agak rewel n maunya nemplok-gendhong ma uminya. Diajak mbahnya juga ga mau. Kayak pas malamnya ada halal bi halal RT di komplek rumah, giliran mo makan jadi agak susah sambil gendhong Silmi. Biasanya kan bisa gantian makan ma ayahnya silmi kalo lagi ada acara2. Alhamdulillahnya ada Bude Tetangga yang mau ngajakin silmi dulu n Silminya juga mau.

Yah, semua ini memang harus dijalani dengan ikhlas dan tawakkal pada Allah. Semoga Allah senantiasa berikan kami kesabaran, keikhlasan, kekuatan untuk menjalaninya. Semoga niatan yang baik kami untuk bisa belajar dan menimba pengalaman hidup ini senantiasa diridhoi Allah SWT. Amien.....

Ayah Merantau ke Qatar

Sudah jadi impian kami sejak awal menikah dulu, untuk menimba pengalaman hidup di negeri timur tengah. Dalam benak kami, kami akan bisa belajar banyak(ilmu agama, pengalaman hidup) n semakin dekat dengan Baitullah. Dulu kami merencanakan untuk go internasional at 2010 coz pengalaman kerja ayah dirasa cukup pada tahun itu (5 tahun). Tapi ternyata Allah memberi kami ketentuan terbaiknya. Pada 2008 ini semua bisa terjadi pada saat usia ayah masih 23 tahun begitu juga saya, anak kami masih menjelang 1 tahun dan kondisi pabrik ayah yang semakin terasa kurang nyaman. Semua ini juga hasil usaha, kerja keras ayah dalam mewujudkan mimpi2 kami.

Teman2 dan keluarga banyak mengingatkan kami untuk senantiasa meluruskan niat, berhijrah mencari sesuatu yang menjadikan kami lebih baik di sana, terutama pada ruhiyah dan agama kami. Yach.....rasanya kalo niatan karena gaji dan uang....jauh dari pikiran kami. Kalo dipikir2 ngapain pergi jauh2 kalo di tanah air juga rejeki masih terasa lebih dari cukup. Bayangkan saja, rumah, biaya hidup, kalo buat orang lain yang melihat mungkin agak berlebih. Kami berdua memang sudah tahu karakter masing2 jauh sebelum kami menikah. Ima dan suami memang cenderung tidak suka dengan kemapanan dan stagnasi walopun kadang kita membutuhkan. Jiwa2 kami adalah jiwa2 petualang yang sangat tidak tahan berdiam diri dalam suatu kondisi tanpa tantangan. Masih banyak yang ingin kami pelajari, masih muda pula umur kami. Walopun Allah tentu sudah menetapkan kehendakNya atas takdir kami, tapi tentu masih harus bagi kita untuk berusaha atas nasib kita sendiri. Itu pula yang mendasari kami untuk tidak memilih jadi PNS or pegawai BUMN seperti yang banyak orang sarankan pada kami.

Dan insya Allah, semoga Allah senantiasa berikan kami kekuatan untuk terus berjuang dalam jalan dakwah ini dimanapun kami berada dengan segala kemampuan yang kami bisa. Semoga Allah senantiasa berikan kami keistiqomahan hingga saat kami harus kembali ke pada sang Khaliq yang menggenggam hati2 dan jiwa2 kami.

Jumat, 10 Oktober 2008

Award pertamaku! ups...telat


Terima kasih ya buat mama jasmine for the "award". Kayaknya ga layak deh ni ummu Silmi dapetin award, secara.....masih amatiran juga. Yah walopun telat hampir sebulan, semoga ga mengurangi maknanya. Sering2 kasih award lagi ya mama jasmine! hehe......

Minggu, 05 Oktober 2008

Hihi….Lucu apa Aneh Ya?

Menyambung cerita di MPnya ayahnya Silmi, Qta menemukan paradigma di desa kami. Dulu, beberapa tahun silam, merupakan kebanggaan bagi para orangtua jika anaknya menjadi seorang PNS. Segala cara kan ditempuh, bahkan sampe musti nyogok2 waktu jaman Nepotisme masih musim. Pun ketika dia bisa menikahkan anaknya dengan seorang PNS juga. Wah….mungkin karena itu semua kakakku jadi PNS, tapi ga juga sih.

Paradigma itu kini beralih ke POLISI. Hehe...lucu ya? Sampe para orang tua bela2in jual tanah kadang. Crita selengkapnya baca di Blog ayahnya Silmi(abusilmi.mutiply.com). Aku hanya ingin kembali mencermati diriku dan keluargaku. Mungkin di mata keluargaku yang lain(mbah, bulek, paklek dll), ima termasuk yang kurang beruntung or agak aneh karena tidak memilih ke arah sana. Kalopun bukan ima, suami pun bukan seorang PNS or POLISI J. Yach...begitulah kami...suami istri yang justru lebih ingin berpetualang, berkelana, tidak senang dengan kemandegan (stagnan...gitu2 aja)

Agak berbeda dengan keluarga kami. Ima jadi inget bagaimana cara Bapak dulu mendidik kami dan berpesan pada kami, anak2nya. Beliau memang tidak begitu mem-push anak2 perempuannya untuk segera mendapatkan pekerjaan maupun menikah. Apalagi memaksa/menginginkan kami untuk jadi PNS, bidan or polisi. Beliau berpesan ketika dulu kami akan kuliah, bahwa ilmu yang akan kami cari adalah yang akan kami amalkan dan bekal kami untuk mendidik anak2, karena kami akan menjadi ibu bagi anak2 kami. Berbeda dengan perlakuan bapak pada mas semata wayang kami. Beliau cukup keras mendidiknya agar mampu bertanggungjawab, bekerja dan berpenghasilan. Mungkin karena anak laki2 akan menjadi kepala keluarganya nanti. But anyway kamipun yang perempuan tidak serta-merta lalu tidak mencari rejeki dan bermalas2an. Kami tak kalah berusaha untuk mandiri, tapi kami diberi kebebasan yang lebih untuk berusaha semampu kami sesuai keinginan kami dengan tetap pada koridor bahwa kami adalah istri dan ibu bagi anak2 kami.

Ingatanku pun melayang pada beberapa waktu yang lalu ketika ada info CPNS di internet. Ima yang selama ini begitu tidak berniat jadi PNS jadi ikutan pengen daftar gara2, alasannya hanya ingin menunjukkan pada suami dan ortu bahwa kalopun mau daftar jadi PNS juga ima bisa, ngikut2 orang di kampungJ. Padahal kalo baca cerita temen2 di milis yang udah pada ngundurin diri karena anak, ima jadi ragu lagi. Yah....ima memang sangat ingin memprioritaskan anak kami. Aku bilang pada suamiku mau daftar, padahal kami sudah merencanakan bahwa tahun ini suami akan pindah kerja ke luar negeri dan ima akan ikut. Rencana itu sudah kami impikan sejak lama. Dan ternyata rencana itu akan segera terealisasi. Suami akan berangkat ke sana tgl 10 oktober besok Insya Allah. Akan tetapi ima masih tetap ingin mencoba mendaftar. Tapi ya.... karena emang niatnya juga ga penting dan hanya menuruti ego, akhirnya Allah memutuskan yang terbaik. Alhamdulillah.

Suami hanya tersenyum.....melihatku ragu dengan kata hatiku sendiri. ”Ummi....2x, masak alasannya cuma pengen nunjukin ke ayah kalo umi bisa jadi PNS, wong ayah aja ga pengen istri ayah jadi PNS...aneh” begitu katanya...hehe....finally Allah menetapkan hatiku pada impianku, impian kami yang sebentar lagi, semoga Allah mengabulkan...akan menjadi nyata.

Yach memang setiap orang kan beda2 semoga semuanya bisa mendapatkan yang terbaik dari Allah SWT

Mudik Euy!

Setelah tahun kemaren ga mudik karena lagi hamil guedhe, tahun ini kami mudik(silmi emang lahir tanggal 19 syawal tahun kemarin). Sekarang Silmi udah hampir setaun, pasti seneng ketemu ma sepupu2nya. Kami memutuskan untuk pulang ke Batang dulu (Rumah mbah-Ayahnya Silmi). 2 hari di Batang lanjut ke Pekalongan (Rumah mbah-Ummu Silmi) sampe shalat idul fitri. Malemnya kami meneruskan perjalanan ke Batang lagi untuk siap2 besoknya ke Mbah Buyutnya Silmi di Sragen. Perjalanan ke Sragen macet banget, ternyata di Solo ada grebeg syawal….akhirnya kami pake jalan alternatif. Di Sragen, muter2 lagi ke Saudara2 n then besoknya kita meneruskan perjalanan pulang ke Tuban lagi lewat ngawi-Bojonegoro coz Ayahnya Silmi dah harus masuk kerja esok harinya. Hufh bener2 perjalanan yang cukup melelahkan. Silmi juga sempet demam, mungkin karena kecapekan coz sampe di Tuban langsung sembuh, padahal udah sempet bingung pas liat Dokter anak masih pada tutup libur lebaran.

Jumat, 19 September 2008

10 Hari terakhir Ramadhan. perbanyak ibadah n then....Mudik!!! (yee...!)

Ya Allah ga terasa udah 10 hari terakhir bulan ramadhan, padahal kayaknya ibadah ima baru dikit, yach walopun sudah berusaha maksimal....rasanya masih belum memenuhi target deh. Ayo!!!lebih semangat lagi di 10 hari terakhir. Schedule-ku n temen2 plus suami, mo i'tikaf di masjid sampe tanggal 25, habis itu pulang kampung alias mudik. Dilanjutkan i'tikafnya di rumah. Amin ya Allah, semoga rencanaku berjalan lancar setelah rencana2 sebelumnya sempet beberapa gagal.

Emang agak beda Ramadhan pas udah punya anak gini. jadi lebih repot ngurusin anak sih iya, but bukan jadi masalah juga lah ya coz semuanya kan juga bisa bernilai ibadah, cuma bentuknya aja yang laen.

Ayo semuanya bersemangat, jangan kalah ma Silmi yang mo i'tikaf di masjid deket rumah bersama keluarga. Alhamdulillah Allah kasih kesehatan n daya tahan tubuh yang luar biasa ke Silmi. Selama Ramadhan, dibawa uminya mabit, mondar-mandir kesana kemari, digendong, ntar malaem juga mo ikutan ke surabaya...wuih...kadang kasihan juga. tapi ya musti dibawa coz dia masih mimi' ASI. GPP lah buat latihan, sebelum2nya juga sering gitu kok. Semoga ada hikmah bagi kesehatannya Silmi. Daya tahan tubuhnya jadi kuat n gak gampang sakit. Dia kan bayi aktivis....alias bayi yang super duper aktif....kayak umi-nya ya? hehe...

Silmi.....we love you!!!

Senin, 01 September 2008

Musti Ngotot!!!Kekeuh pisan euy!

Ima jadi inget waktu bulan kemaren imunisasi ga ke dokter 'X" gara-gara beliaunya pasti bahas Berat badan Silmi n nyuruh kita kasih dia susu formula. Padahal Silmi still OK n sehat-sehat aja tuh. Ima juga jadi inget saran-saran para mamut di milist yang bilang kalo kita emang musti ngotot deh kalo emang mau kasih ASI n tanpa sufor.

Dan finally.... dengan kengototan dan kekeuhan (aduh bahasa apalagi ini?) masih bisa bertahan!!!. Pun dengan makanan buatan sendiri....ayo para ibu....bersemangat! Ima juga masih bisa semangat bikinin Silmi makanan buatan sendiri n ga pake yang instan dalam kemasan. Semoga bisa menjadi semangat buat semuanya untuk terus bisa kasih yang terbaik buat anak-anak kita. Kendati kita tahu apa yang terbaik buat anak-anak kita, kadang kita juga terbentur dengan keterbatasan waktu, kesempatan. Jadi...ayo bersemangat buat para ibu.

Ini ada resep favourite-nya Ssilmi. Barangkali bisa berbagi resep. Ima emang sengaja beli buku resep makanan bayi dari 6-ke atas. Juga berguru dari para pendahulu yang sudah sukses dengan anak-anaknya (my mom, mama mertua, mbak etc). Trus kadang juga divariasiin sendiri sesuai kegemaran Silmi. Ini resep bubur ati-santan yang yummi abiez n Silmi pasti telaph-teleph kalo makan. Bikinnya sama kayak bikin bubur beras biasa. Baha-bahannya ada beras putih biasa, santan, wortel, ati, bayam, kacang hijau besar. Dimasak kayak bubur biasa, bisa juga ditim, trus dihalusin. (padahal ....resep kayak gini mah biasa kali ima!!!). Yaph! biasa aja ya, dari dulu juga para ibu udah tahu bikin makanan bayi kayak gini.

But, i just wanna tell you that Silmi very likes this food. Selera bayi beda-beda tapi. Alhamdulillah Silmi ga begitu susah makannya. Kuning telur, ati, ikan yang biasanya pada ga ska baunya, eh si eneng Silmi ini tetep aja telaph-teleph kalo makan. Ampe ayahnya aja suka ga kuat ma bau makanannya Silmi ( dia kan ga suka ati ayam, kuning telur, gitu2 lah).

OK terus bersemangat ya buat para ibu! Semoga usaha memberikan yang terbaik buat anak-anak kita ini diberikan keridhaan oleh Allah dan mampu mengahsilkan anak-anak yang sholeh, generasi penerus yang berakhlaq mulia, penerus pejuangan kita(amien..)

Ramadhan Pertamaku after have a baby

Alhamdulillah akhirnya sampai juga di Ramadhan 1429 H. Semoga kita bisa beribadah dengan baik serta memperoleh predikat taqwa. Sebelumnya ima mo minta maaf, barangkali ada yang salah dalam berucap, bertingkah laku, tulisan (terutama di Blog) yang meyinggung or bikin sakit hati.

Jadi inget Ramadhan tahun lalu, ima masih hamil 8 bulan. So...sebulan bisa puasa terus. Tahun ini, alhamdulillah ima bisa merasakan Ramadhan bersama buah hati kami yang lucu. Silmi bertemu dengan Ramadhan pertamanya. Tentu saja dia ga puasa, wong masih 10 bulan kok. Tapi yang tadinya sempet bikin ima ragu2 adalah...ima kan lagi menyusui. Beberapa saat sebelum puasa, jangankan kok puasa, bawaannya laper mulu. Kadang ampe mo pingsan kalo ga keburu diamsukin makanan. Tapi.....alhamdulillah dengan niat dan azzam yang kuat, akhirnya hari pertama kemaren bisa menjalankan puasa dengan lancar dan baik-baik saja. Kendati kami (ima & Silmi) ada pesantren Ramadhan bareng anak2 SDIT. And...puasa jalan terus....mimi'in Silmi juga jalan terus.....Insya Allah.

Ternyata bener kata mbak-ku, Ibu, mbak Pu(yang menemani Silmi) kalo kita pasti kuat, asalkan punya azzam n tekad yang kuat pula. Alhamdulillahnya Silmi kan udah makan, jadi mimi' dia juga dah terlalu banyak kayak dulu waktu < 6 bulan.

Hayo....semangat semuanya. Walopun orang menyusui n hamil dapat rukhsoh puasa, insya Allah kalo kita berazzam dan menyiapkan fisik kita, insya Allah bisa. Tapi jangan maksain juga kalo emang kondisi tubuh kita ga mendukung.

Ima jadi inget kisah keluarga Bu Yoyoh. Jarak anak beliau kan deket-deket. Tahun ini beliau hamil, tahun depan menyusui, tahun depannya lagi udah hamil lagi. Wah bisa-bisa jadi gak puasa terus deh....(gimana bu Yoyoh?). Ada tips ga bu supaya Ramadhan tetep sukses, anak-anak pun tetep sehat.

Rabu, 20 Agustus 2008

Kecelakaan

Sudah selarut ini, mataku tak juga mampu kupejamkan. Yah…baru saja kakakku yang di Depok sms, yang cukup mengejutkan dan membuat hatiku jadi ikut tak tenang memikirkannya.

Bermula dari habis magrib tadi, ketika jam-jam pulang kerja bagi kakakku. Dia sms kalo dia baru saja kecelakaan, nyenggol motor dan korbannya jatuh. Sekarang dia masih di UGD. Waktu sms pertama kalinya, masih agak khawatir kutanyakan bagaimana keadaannya? Lalu dia balas bahwa dia baik-baik saja, cuma yang kesenggol seorang polwan dan sekarang masih di UGD, kakakku pun masih menyertainya di UGD.

Kemudian kakakku telpon, dia sedang menunggu hasil penanganan dokter. Diapun menceritakan kejadian tersenggolnya motor korban itu. Tepatnya di pertigaan Margonda, yang notabene aku tahu bagaimana crowded-nya daerah situ saat jam-jam sibuk pulang kantor. Kebayang saat dulu aku masih sering sepeda motoran di sana or harus kejebak macet terpanggang di angkot saat magrib tiba. Hingga kadang kuputuskan untuk lebih baik menunggu dan sholat magrib di stasiun kereta daripada ga keburu sholat magrib sampe di rumah.

Kakakku seorang PNS, dia pergi ke kantor bersama istrinya yang juga PNS di Jakarta. Walopun tidak satu kantor tapi kadang mereka sepeda motoran juga dari Depok. Kebetulan tadi sore, sepulang kantor mereka mau sekalian ke tanah abang buat beli baju-baju yang mau dijual lagi, kulakan dagang maksudnya (usaha sampingan).

Jam 10 malam tadi, kakakku masih tertahan di RS. Ternyata korban dibawa ke RS Mitra Keluarga di Margonda Raya. Ehm.... Rumah sakit baru itu cukup lumayan berkelas, jangan2 mahal(dalam hatiku). Ternyata benar, dia mengabarkan kalo tangan korban yang kesenggol motornya, harus dioperasi dan biaya kira-kira 15 juta. Dan harus malam ini juga, wah...kebayang deh gimana nyari duit sebanyak itu dalam waktu semalem?

Buat kakakku yang dua2nya PNS? Sudah menjadi pengetahuan bersama, bagaimana kemampuan seorang PNS di JKT. Walopun keduanya PNS yang lulusan S1, tetep aja, aku bisa membayangkan gimana bingungnya nyari duit sebanyak itu dalam waktu semalam. Jam 12 tadi kakakku masih di RS menunggui Korban. Rasanya sedih sekali denger kabar ini. Pengen rasanya bantu banyak, tapi gimana, kebetulan keuangan kami juga lagi banyak kepake bulan2 lalu. Kalo udah gini, jadi sedih.....kebayang dulu kakakku yang biayain kuliahku. Dia juga yang siap membantu pas aku kecelakaan motor dulu dan menanggung biaya hidupku selama kuliah. Ya Allah, sedih banget rasanya. Niat hati, ingin rasanya membantu banyak. Di saat dibutuhkan..........Rasanya kok jadi aku ikut butuh duit kekurangannya.....ya....

Yah...memang ujian datang pada kita tanpa bisa kita duga sebelumnya. Tinggal bagaimana kita bisa sabar menyikapinya dan menjadikannya ujian yang menguatkan kita. Bersyukur Kakakku maupun korban kecelakaan itu dalam keadaan selamat dan tertolong. Semoga kakakku diberi kekuatan, kesabaran dan pertolongan dari Allah SWT. Hanya doa yang bisa kupanjatkan dari jauh. Buat para PNS di JKT, hati-hati ya kalo naek motor....bolak-balik kerja. Semoga bisa diambil hikmahnya.