Keluargaku Bahagia......

Daisypath Anniversary Years Ticker

Senin, 27 Desember 2010

Beralih ke Cloth Diapers

Tidak ada kata terlambat untuk sebuah perubahan yang berdampak baik. Ya, saya memang sudah ingin sekali memakai cloth diapers pada anak-anak, tapi mungkin tekad saya belum terlalu kuat. Dulu sempat ingin menggunakan popok lampin, banyak teman yang jual, tapi karena kemudian kami pindah ke luar negeri saya jadi mikir-mikir lagi.


Tinggal di Negara yang sangat tidak begitu peduli dengan sampah dan pemanfaatan barang bekas sungguh sangat tidak nyaman ternyata. Yang jelas, saya jadi susah mencari/menemukan cloth diapers. Awalnya saya ingin bawa dari Indonesia tiap kali pulang, tapi kemudian kesibukan ibu rumah tangga dengan segala aktivitas yang dilakukan sendiri tanpa asisten menjadi pertimbangan saya berikutnya dalam menggunakan diapers bagi anak saya. Bayangkan saja, jangankan kok cloth diapers, makan saja kami terbiasa memakai utensil plastic di mana-mana. Awalnya saya juga kaget, tapi kemudian menjadi maklum karena kalopun mencuci saya juga gempor jika harus nyuci piring seabreg-abreg sendirian. Pun kalau kita belanja di supermarket, jangan kaget kalau pelayan disamping kasir akan memasukkan 1 barang 1 kantong plastic, padahal kita belanja banyak banget. Jadi kalo habis belanja, bukan hanya membawa pulang belanjaan tapi juga timbunan palstik. Kalo in kami siasati dengan membawa kantung belanjaan yang dijual di beberapa supermarket dengan bahan yg bisa terurai di tanah. Benar-benar pola hidup yang sangat tidak ramah lingkungan. Apa mungkin karena di sini ada bahan baku plastic melimpah kali ya? Tapi ya tidak seharusnya begitu lah...berlebihan juga kayaknya, kadang jadi geregetan juga.

Nah kembali ke cloth diapers, dalam rangka mengubah pola hidup dan seiring kuatnya tekad untuk lebih peduli lingkungan dan kesehatan akhirnya saya berhasil memulai pemakaian cloth diapers(Clodi) pada anak saya yang kedua, Hasan 1 tahun. Yah, seperti yang saya tuliskan di awal tadi, tidak ada kata terlambat untuk sebuah perubahan. Dan saat usia Hasan 1 tahun ternyata gampang juga makeinnya, mungkin karena sudah agak gede jadi ga terlalu masalah. Sebagai amatir clodi user, saya banyak cari informasi dan pernak pernik perclodi-an. Karena saya belum banyak berpengalaman, saya bermaksud mencoba beberapa merk clodi sehingga tahu mana yg bagus dan pas untuk dipakai. Saya coba beberapa merk Indonesia dan merk US. Untuk review nanti ya kalo sudah beberapa kali dipakai. Sekarang awalan aja, saya akan bahas apa yang bisa kita pelajari ketika akan memulai memakai clodi.

Saya akan memulai berkenalan dengan istilah-istilah dalam perclodi-an :

Cloth Diaper ada berbagai jenis, di bawah ini adalah adalah macam2 cloth diaper dan perangkatnya :

1. AIO – All-In-One diaper: Diaper jenis ini tidak perlu menggunakan lapisan penyerap/absorbent material tambahan. Lapisan penyerapnya dijahit menyatu pada diaper. Jenis ini yang paling menyerupai disposable diaper karena merupakan one-piece diapering system. Perbedaannya hanya, diaper ini bisa dipakai ulang. Kelebihannya adalah, karena one-piece maka sifatnya praktis dan mudah digunakan. Kita tak harus membawa-bawa kain penyerap terpisah bila bepergian. Kekurangannya adalah, lebih lama kering bila dijemur karena punya lapisan penyerap yang tebal. Kekurangan lainnya lebih sulit dibersihkan dibandingkan cloth diaper jenis lain. Variasi lebih lanjut dari AIO adalah AI2.

2. AI2 – All-In-Two: material penyerap tidak dijahit menyatu dengan diaper. Bahan penyerapnya adalah satuan, terpisah dan tidak menempel pada diaper. Penggunaannya dilampirkan di atas diaper. Jenis ini agak serupa juga dengan Pocket Diaper yang merupakan two-piece diapering system. Perbedaannya adalah, dalam diaper jenis Pocket, bahan penyerap dimasukkan ke dalam pocket/ kantong, sedangkan dalam AI2 bahan penyerap hanya disampirkan saja ke atas diaper. Kelebihannya: lebih cepat kering dibandingkan dengan AIO. Kekurangannya tentu saja agak kurang praktis dibanding AIO karena mesti membawa lapisan penyerap terpisah.

3. Pocket Diapers: Popok dengan system kantong ini hampir serupa dengan AIO atau AI2. Lapisan luar (outer) terbuat dari bahan yang waterproof dan lapisan dalam (inner) terbuat stay-dry material seperti microfleece atau suede. Perekatnya bisa berupa snap/kancing atau Velcro (klo kubilang kreketan). Perbedaannya, clodi jenis ini mempunyai pocket/ kantong untuk memasukkan doubler/insert pada saat popok digunakan, dan insertnya bisa dikeluarkan pada saat pencucian. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa sistem pocket ini merupakan terobosan paling inovatif dalam dunia per-clodi-an. Saat ini, pocket diaper nampaknya jadi pilihan yang paling popular di antara clodi jenis lain. Kelebihannya: bahan pengisi pocket bisa ditentukan sesuai keinginan, lebih mudah dicuci dibanding AIO karena insert bisa dipisahkan, kelihatan trim/ramping bila dipakai bila tidak terlalu banyak insert yang dimasukkan. Kekurangannya: membutuhkan insert sehingga tidak sepraktis AIO, dapat kelihatan bulky/gembung bila terlalu banyak insert yang dimasukkan.

4. Fitted Diapers: Fitted diapers bentuknya agak serupa dengan disposable diapers. Bentuknya sudah jadi, sehingga tidak melipat-lipat dulu spt prefold diaper. Model ini dilengkapi dengan bagian elastic pada bagian belakang dan lingkar paha (tidak seperti Contour Diaper yang tanpa bagian elastik). Pemakaiannya mesti memakai diaper cover di luar karena tidak waterproof. Selain itu juga direkatkan dengan Velcro dan kancing. Fitted diapers bisa dikatakan bentuk lebih lanjut dari pre-fold diaper tapi lebih ringkas penggunaannya karena bentuknya sudah jadi.

5. Flats– one-layer : popok kain biasa yang lazim digunakan di Indonesia. Biasa dipakai untuk newborn baby.

6. Pre-folds: Kain berbentuk persegi--bisa terbuat dari bermacam bahan yang adem dan menyerap-- yang dilipat-lipat menyerupai popok. Bedanya dari flat diaper, prefold adalah multiple layer diapers dengan layer/lapisan yang lebih tebal di bagian tengah untuk menyerap pipis. Ketebalan layer/lapisan tergantung dari banyaknya lipatan atau tergantung dari seberapa lebar kain yang digunakan. Pre-folds 4×8x4 berarti terdiri dari 4 lapisan di kedua sisi, dan 8 lapisan di tengah. Dibutuhkan peniti untuk memasangnya. Kelebihan flats dan prefold adalah: ekonomis karena termurah dibanding popok kain jenis lain, mudah dibersihkan, dan cepat kering karena tipis. Kain persegi ini juga bisa difungsikan sebagai lapisan penyerap tambahan (soaker) atau sebagai bahan pengisi pada popok jenis pocket (pocket stuffer). Kekurangannya: kurang praktis karena harus melipat-lipat dahulu dan harus memakai peniti. Mudah tembus, karenanya dibutuhkan diaper cover yang bersifat water-proof.

7. Diaper Cover: Pembungkus popok yang berfungsi sebagai lapisan luar yang anti tembus/water-proof. Bisa terbuat dari bermacam bahan seperti polyester, Polyurethane Laminate (PUL), waterproof nylon, fleece atau wool. Perekat cover ini bisa berupa kancing, kreketan atau berbentuk celana pull-up.

8. Doubler: adalah lapisan penyerap tambahanan untuk memperbesar daya tampung diaper saat diperlukan perlindungan ekstra. Misalnya pada saat malam hari..

9. Soaker: Istilah soaker dapat merujuk pada 2 hal. Pertama, ia dapat berarti lapisan penyerap di bagian tengah diaper. Soaker dapat dijahit ke dalam diaper (seperti pada AIO), dapat dijahit separuh hingga membentuk flap (eg. celana berlidah ), dapat sebagai insert/bahan isian pocket diaper, atau dapat diletakkan begitu saja dalam diaper. Pengertian yang kedua, soaker dapat menunjuk kepada diaper cover berbahan wool.

10. Liner:
adalah lapisan tipis dari kain atau kertas yang ditempatkan ke dalam diaper untuk mempermudah pembersihan diaper bila terkena poo. Poo yang menempel pada liner dari kertas bisa langsung dibuang atau disiram ke dalam toilet langsung bersamaan dengan linernya. Sedangkan liner dari kain harus dicuci. Penggunaan liner mempermudah proses pencucian karena melindungi diaper dari terkena noda poo secara langsung.


sumber : www.clothdiaperindonesia.com

perlu juga kita ketahui macam-macam type bahan clodi dan cara pencuciannya

Senin, 20 Desember 2010

Kena Cacar Air = imunisasi

Hari ini sudah sekitar 10 hari Hasan terkena chicken pox a.k.a cacar air. Kondisinya sekarang sudah mulai sembuh, tinggal bintik-bintiknya yang sedang mulai mengelupas, tapi justru saat ini lah virus ini mudah menular ke mana-mana. Semoga tidak terlalu berbekas dan sehat seperti semula, dan Hasan jadi punya imunitas di kemudian hari terhadap penyakit cacar air ini. Berhubung Hasan terkena cacar air, saya jadi tertarik untuk menuliskan tentang penyakit tersebut serta bagaimana seharusnya menghadapi penyakit ini (sotoy.com). Hmmm....padahal tgl 12 kemarin tepat Hasan berusia 1 tahun dan jadwal dia imunisasi ulangan. Di sini imunisasi hanya sampai 6 bulan, baru akan imunisasi lagi setelah 1 tahun. So...imunisasinya ditunda dulu sampai sembuh betul, gapapa ya Dek...kena cacar juga jadi kayak imunisasi cacar air, Hasan kuat InsyaAllah.

Awal mulanya Hasan terkena cacar air ini mungkin tertular dari anak-anak tetangga yang memang sedang banyak yang kena. Penyebarannya memang cukup cepat dan hampir semua anak-anak di flat kami kena. Cacar air ini memang biasanya akan merebak saat pergantian musim atau saat cuaca ekstrem di mana tubuh kita sedang menurun kondisinya...so...kekebalan tubuh kita pun menurun. Jadi sebenarnya tidak hanya cacar air, tetapi virus-virus lain seperti influenza pun pada masa-masa itu akan merebak dan banyak orang yang terkena sakit. Jadi tidak heran jika anak-anak di sini, sepanjang tahun akan ‘meler’ alias terkena flu karena kondisi cuaca yang kurang baik bagi tubuh anak. That’s why imunisasi influenza, selain karena musim flu burung maupun babi, di sini amat sangat disarankan, bahkan sempat mau diwajibkan baik itu untuk anak-anak maupn dewasa.

Hasan sebenarnya tidak terlalu sering bahkan bisa dikatakan tidak terpapar langsung oleh penderita cacar air. Yang sakit cacar air pasti akan langsung diisolasi di rumahnya dan anak-anak yang lain dilarang untuk main ke rumahnya beberapa saat menunggu anak tersebut sembuh. Sedangkan hasan relative jarang/tidak pernah saya bawa main ke rumah tetangga sejak musim cacar air merebak. Justru silmi yang sering terpapar karena kadang dia maksa tetep main di temannya yang kakaknya sedang sakit atau temennya tersebut habis sakit. Tapi mungkin karena daya tahan tubuh hasan sedang turun dan Silmi kuat, makanya yang kena malah hasan. Sejak Hasan kena saya juga agak khawatir silmi juga kena, awalnya saya berusaha mengisolasi silmi dari Hasan dengan cara memisahkannya dari aktivitas bareng Hasan yang selama ini sering dilakukan bersama-sama seperti makan, tidur, mandi, dll. Yah namanya juga kakak-adik, kendati berusaha dipisah tetep susah, tetep aja maunya bareng terus...jadi ya sudahlah saya pasrah juga akhirnya dan membiarkan mereka beraktivitas seperti biasa. So far Silmi masih kuat-kuat aja dan tidak sakit/tertular. Saya sendiri dan suami dulu waktu kecil sudah pernah kena, jadi dimungkinkan akan punya kekebalan....tapi tetep harus waspada karena ternyata banyak juga temen-temen di sini yang terkena lagi kendati waktu kecil sudah terkena. Jadi ga sekali seumur hidup deh....bisa juga terkena turunannya berupa herpes.

Selengkapnya bisa baca di sini

Awalnya cacar air ini tumbuh berupa bintik-bintik merah berisi air, muncul di telinga dan selangkangan hasan. Saat muncul dia tidak terlalu panas suhu badannya hanya anget-anget aja. Masih main seperti biasa dan relative tidak terlalu rewel bahkan seperti selayaknya tidak sakit. Sangat kasihan saat mulai muncul banyak dan dia merasa panas di kulit serta gatal. Mungkin dia ingin menggaruk tapi tidak bisa, mulai lah agak rewel tapi juga tidak terlalu. Hanya saat berkeringat saja, saat habis mandi dan badan seger sih dia enak-enak aja main seperti biasa. Mandi juga tetap dilakukan dengan memakai antiseptik. Untuk olesan saya hanya memakai calamine lotion. Banyak yang menyarankan memakai antivirus tapi saya pikir tidak perlu, Itu hanya untuk yang dewasa dengan gejala cukup parah, kalo buat anak bayi mendingan ga usah, lagia hasan juga tidak terlalu parah. Dikhawatirkan dengan antivirus justru malah membuat imun alami yg nantinya akan terbentuk sesudah sakit akan terganggu.

Jadi....karena cacar air ini identik dengan penyakit sejuta umat (hampir sebagian besar orang mengalaminya), jangan panic, jangan pula terlalu takut tetapi juga tetap berdoa dan berusaha agar tidak sakit. Usahakan tetap menghindarinya dengan menjaga kebersihan, stamina, makan makanan yang cukup agar tubuh tetap fit. Tapi kalaupun kena juga gapapa, yang penting sabar untuk melewati masa-masa virus tersebut mampir di tubuh kita. Hikmahnya Itung-itung imunisasi cacar air gratis, karena sesudah kena kita akan punya imun terhadap penyakit ini di kemudian hari.

Minggu, 28 November 2010

Arabian Toilet

Ups.... dari judulnya, saya tidak bermaksud cerita tentang yang j*rok maupun hal yang menjijikkan, jangan dibayangin juga, cukup dibaca saja hehe. Hanya berbagi pengalaman ke"udik"an saya yang baru tahu istilah tersebut.

Berawal dari beberapa perjalanan kami ke negeri tetangga Qatar, Saudi Arabia or KSA. Pun kemudian saya coba sambung-sambungkan dengan yang saya temui di Qatar. Sudah jadi pengetahuan bersama bahwa di Qatar toilet-toilet umum sangat terjaga kebersihannya. Dan bisa dipastikan tidak berbayar pula. Jika kita mencari toilet duduk, jumlahnya akan lebih banyak daripada toilet jongkok. Maklum, karena banyaknya pendatang, rata-rata apartemen yang disewakan di qatar pun bertoilet duduk sebagai standar internasional mungkin. Nah, karena kami di rumah kami memakai toilet duduk kami pun menjadi terbiasa dengan hal tersebut, kendati di tanah air pun rumah kami bertoilet jongkok. Dan kami pikir, secara umum di negeri ini, hampir sebagian besar kami menemui lebih banyak toilet duduk daripada yang jongkok.

Cerita berlanjut saat kami ke saudi dengan menggunakan pesawat melalui bandara king abdul aziz. Sudah diketahui bersama pula bahwa saat kami di saudi, kami harus sudah siap-siap dengan toilet yang tidak terlalu bersih*baca : kotor* daripada di Qatar. Pengalaman waktu umroh via darat pake bis pun demikian, begitu melewati border saudi...hehe...ke toilet umum udah harus siap dengan jurus macem-macem....jurus tutup hidung, sedia tissu sendiri+banyak, hand sanitizer dll. Saat tiba di bandara kami sudah bersiap dengan kondisi tersebut. Di terminal kedatangan memang masih seperti yang kami ceritakab di awal tentang kondisi toilet di saudi. Begitu susahnya kami mencari toilet bersih dan duduk. Yah, harap maklum, khan sudah tahu...so...terima aja.

Hal sebaliknya justru kami temui di terminal keberangkatan waktu akan pulang ke Qatar. Waktu kami ke toilet...hmmmm....bau wangi sudah tercium, ada petugas kebersihan dan....toiletnya semua jongkok. Ini mungkin yang sudah standar bandar udara internasional...bathin saya dalam hati. Finally....bisa ke toilet dengan cukup nyaman, tapi justru saat akan pulang meninggalkan saudi. Yang bikin kaget dan saya baru tahu, saat di toilet bareng sama penumpang lain yang sama-sama dari Qatar tapi keturunan Arab...mereka malah tanya ke petugas kebersihan " Is There any Arabian toilet here?" sambil nggerundel toilet bandara negara Arab kok ga ada arabian toiletnya...gimana sih ini itu bla..bla..bla. Temen saya yang orang pakistan padahal sebelumnya udah bilang ke saya dan petugas kebersihan " Wow...it's clean now!". Kontan kami bingung, di saat kami lagi lega dan seneng ada toilet bersih n duduk semua eh...dia kok masih belum nemu yang pas. Akhirnya kami menanyakan....apa sih yang dia maksud dengan Arabian toilet? and then....maksudnya toilet jongkok! Oh...ternyata orang Arab sebenernya versi toiletnya yang jongkok, dia juga pengennya di mana-mana ada yang jongkok. Kalo di doha banyak yang jongkok, itu menyesuaikan karena banyaknya pendatang kurun waktu belakangan ini. Pantesan kalo bangunan-bangunan tua, toilet umumnya lebih banyak toilet jongkoknya. Yah....buat kami sih ga masalah bisa apa aja, tapi istilah arabian toilet....baru tahu sekarang maksudnya apa.


Senin, 22 November 2010

Hajj 2010

Alhamdulillah tak henti-hentinya rasa syukur ini kami panjatkan kehadirat Allah swt. Alhamdulillah tanggal 19 kemarin kami telah sampai di Qatar kembali setelah dari tanggal 11 november kami berangkat untuk menjalankan ibadah haji ke Baitullah.

Perjalanan kami mulai tanggal 11 november 2010 pagi karena pesawat akan terbang pukul 13.30. Setelah check-in dll, kami segera ke ruang tunggu. Tak ada kendala yang berarti, semua lancer, kami juga sudah siap memakai ihram dari rumah. Beberapa teman ada yang satu penerbangan, ada pula rombongan teman Indonesia yang salah tiket kurang lebih 4 orang. 1 orang bisa tetap diberangkatkan, 1 lagi harus berangkat lewat muscat (Oman) dan 2 orang lagi batal berangkat setalh beberapa hari kemudian berusaha mencari tiket pengganti tidak berhasil. Alhamdulillah, Allah menunjukkan bahwa kami harus banyak bersyukur karena tidak mengalaminya dan semua berjalan lancar.

Kami sampai di Jeddah pukul 4 sore, urus2 imigrasi dan memulai perjalanan ke hotel di Aziziya Mekkah pukul 8 malam. Dan Alhamdulillah kami sampai pukul 11 malam, istirahat sebentar, makan langsung lanjut umroh di masjidil Haram. Umroh selesai kurang lebih pukul 3 pagi, belum begitu ramai, dan waktu itu memang tengah malam. Sambil menunggu shubuh kami tilawah dan tidur-tiduran sebentar di masjidil haram. Hal yang cukup membuat ujian buat saya adalah karena payudara saya bengkak setelah sekian lama tidak disusu. Saya juga lupa untuk membawa pompa, alhasil saya harus bertahan dengan bengkak dan rasa sakit. Dalam hati saya berdoa semoga Hasan ditinggal tidak apa-apa, tidak rewel, dan sempat terbersit coba ya ada bayi yang mau menyusu di masjidil haram, saya pasti akan sangat senang sekali menyusuinya....yah tapi paling juga ga ada yang mau kali.

Setelah fajar kami pulang kembali ke hotel dan bersiap untuk ihram kembali lusanya berangkat ke mina untuk mabit pada hari tarwiyah. Alhamdulillah hamlah(agen) kami sangat melayani sekali para jamaah menjalankan ibadah haji dengan pelayanan terbaik yang mereka bisa. Tenda kami di mina juga lumayan dekat dengan hotel dan jamarat. Tenda kami dialasi dengan busa cukup tebal dengan ada penyekat di samping kanan-kiri, jadi saat tidur kami tidak akan melihat satu sama lain. Saat kami sampai di tenda dan menata barang, kami dikagetkan dengan berita teman-teman dari doha dengan hamlah lain yang harus kembali ke hotel karena tidak tersedianya tenda. Ya, tenda di mina diatur per Negara, jadi satu area Qatar masih berdekatan satu lokasi. Wallahu a’lam karena factor tenda yang berkurang atau factor jamaah yang meningkat jumlahnya. Beberapa teman kami itu akhirnya harus pasrah kembali ke hotel dengan resiko membayar dam karena tidak mabit di mina. Sebagian masih bertahan dengan berdesak-desakan di tenda bagi ibu-ibunya dan bapak-bapak ngemper di luar tenda. SUngguh hal yang sangat jauh berbeda dengan kondisi tenda kami....Ya Allah seandainya kami bisa menampung teman-teman kami tersebut tentu masih muat. Tapi pihak hamlah tentu tidak mengijinkan jamaah selain hamlah tersebut masuk ke tenda kami.

Rangkaian ibadah haji ini selalu diselingi halaqah oleh pembimbing haji dari pihak hamlah. Alhamdulillah kami mendapat pembimbing yang subhanallah sangat inspiratif dan selalu mengingatkan kami apa aktivitas yang kami lakukan. Persiapan keesokan harinya di arafah, bahwasanya di arafah Rasulullah berdoa sedari dzuhur hingga terbenam matahari dan tidak sedetikpun lepas perhatiannya dari doanya. Berdoa sebanyak-banyaknya dengan tentu saja yang paling utama adalah doa agar dosa kita diampuni,serta kita bisa memasuki JannahNya, terhindar dari siksa api neraka. Dan diingatkan pula untuk selalu yakin, haqqul yakin bahwa Allah pasti akan mengabulkan doa hambaNya. Saat di padang arafah inilah, saya merasa kedekatan yang luar biasa dengan Allah, dengan kematian, hari Akhir dan akhirat. Betapa sungguh manusia tak ada apa-apanya di hadapan Allah swt.

Perjalanan dilanjutkan dengan mabit di muzdalifah, mabit dengan beralaskan tikar beratapkan langit. Shubuh tiba, kami melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki meju mina untuk melempar jumrah aqabah. Setelah awalnya kami dijanjikan untuk naik bis, tap ibis pun sudah tak mampu bergerak karena macet yang luar biasa, kami putuskan untuk jalan. Lumayan jauh, sesampai di tempat melempar jumrah jamaah sudah sangat penuh sesak. Saya menggandeng erat tangan suami, dan ya Allah bagaikan lautan manusia saling dorong saat melempar jumroh. Saya sempat terdorong dan terombang-ambing di pusaran manusia hingga kemudia saya dan suami berhasil keluar dari arus lautan manusia dan kami selesai melempar jumroh. Kami tahalul awal dengan mencukur rambut, sembari menunggu suami mencukur rambut saya istirahat sejenak. Saat itu payudara saya kembali bengkak tak terkira. Sekarang saya menyiasati dengan selalu membawa pompa peras di tas jadi bisa mompa di mana saja kapan saja. Tiba tiba ada seorang bapak kewalahan membawa anak bayinya yang nangis minta mimi. Dan dia menyerahkan begitu saja bayi tersebut di gendongan saya samba lbilang dengan bahasa arab dia mau nyari istrinya, ibu si bayi tersebut. Saya bingung ditinggal bapak itu, apakah ini jawaban atas doa saya untuk bisa menyusui anak? Tapi saya tak berani, takut bapaknya marah. Akhirnya saya beri air putih saja sambil terus berusaha saya diamkan karena dia terus menerus menangis.

Selesai melempar jumroh kami melanjutkan perjalanan menuju masjidil Haram untuk thawaf ifadah. Sebenarnya ada satu lagi ujian kami kali ini, Ada mbak-mbak tkw yang dihajikan majikannya sendirian tanpa mahram. Dia akhirnya mengikuti kami berdua dan sesekali kami diuji dengan ketidak nyambungannya serta ketidaktahuannya akan ibadah haji ini sendiri. Tapi Alhamdulillah Allah masih beri saya kesabaran, dengan begini saya bisa berbagi ilmu dengannya. Dia terus mengikuti kami, bareng kami, sesekali istirahat karena kaki yang lelah berjalan. Sesampai di masjidil haram, thawaf dan sa’i kami lakukan. Kondisi masjidil haram sudah mulai meadat sehingga kami memutuskan untuk thawaf di lantai 1 saja. Selesai sa’i kami kembali ke mina dengan taksi, tapi taksi pun tak bisa mngjangkau terlalu masuk mina. KAmi diturunkan di jalan dan meneruskan perjalanan dengan jalan kaki lagi. Hari itu full dengan jalan kaki sedari pagi hingga sore. Setiap kali kami lihat ibu-ibu/bapak-bapak renta yang berhaji....Ya Allah kasihan mereka, pasti capek sekali,kondisi badan kami yang masih muda tentu berbeda dengan mereka yang sudah sepuh. Memang ibadah haji seharusnya dilakukan selagi muda, sungguh dibutuhkan stamina yang kuat. Tapi mungkin buat orang Indonesia, uang untuk berangkat ubadah haji pun baru bisa terkumpul saat usia telah renta. Saya jadi ingat bapak saya yang tahun lalu berhaji....kasihan hmmm.

Sesampai di mina kami lanjutkan mabit untuk keesokan harinya menlontar jumroh tanggal 11 dan 12 dzulhijjah. Kami memang mengambil nafar awal dan hanya melempar jumroh 2 hari saja. Kepadatan saat melempar jumroh kali ini masih sama dengan kepadatan saat lempar jumroh pertama kemarin. Beberapa ibu-ibu teman kami juga diwakilkan suaminya karena kondisi yang sangat padat dan kurang baik bagi wanita untuk ikt berdesak-desakan.

MAbit di mina harus selalu dimaksimalkan dengan doa dan ibadah sebanyak-banyaknya. Sampailah saat kami harus meninggalkan mina saat tanggal 12 dzulhijjah. Kami bergegas menuju bis dan membawa barang-barang. Sesampai di pinggir jalan raya, di atas jembatan kami menunggu bis datang. Menunggu dan menunggu bis tak juga mncul. Cuaca panas berubah agak mendung, kilat mulai menyambar dan hujan mulai turun. Beberapa dari kami meutuskan kembali ke tenda. Tapi kami tidak, berhujan-hujanan dengan petir yang menyambar-nyambar, tak sengaja kami baru menyadari hujan yang turun adalah hujan es. Pantesan kepala kayak dilemparin batu, temen saya bilang kok kayak kena lempar jumroh ya? Hihi....kadang memang saat lempar jumroh kami beberapa kali saat posisi sudah di depan kelempar kerikil dari belakang yang salah sasaran. Ini hujan es pertama yang saya temukan di tengah negeri padang pasir, di bogor sih dulu sering, di Qatar belum pernah, di Saudi....ini jga yang pertama buat saya. Setelah berhujan-hujan ria, kami memutuskan pulang ke hotel jalan kakii karena takut kena maghrib masih di area mina.

Sampai di hotel dengan kondisi basah kuyup dan menggigil kedinginan karena hujan es. Malamnya bersiap untuk thawaf wada, selesai kurang lebih pukul 4 pagi. Pukul 6 kami sudah harus bersiap di bis menuju bandara king abdul aziz Jeddah. Alhamdulillah, setelah pesawat delay kurang lebi 6 jam, sampai juga kami di doha dengan selamat pukul 8 malam. Bertemua anak-anak....rasanya kangen sekali, dan yang cukup membuat hati saya sedih adalah Hasan menolak saya susui. Selama di sana selalu saya pompa agar produksi asi tidak berhenti. ASI memang tidak berhenti, tapi hasan yang mengalami bingung putting. Saya sudah pasrah, kondis badan juga sudah sangat drop karena radang tenggrookan, mau meriang dan capek. Akhirnya saya peras lalu dimasukkan ke botol, hingga sekarang masih seperti itu. Ya Allah jika memang ini yang terbaik bagi kami(saya dan hasan) mohon ikhlaskanlah hati ini akan semua keputusanMu. SUngguh semua telah saya perkirakan, hati sudah maju mundur untuk berangkat atau tidak bercampur dengan ketakutan hasan tidak bisa mimi asi lagi. Tapi saat say abaca kembali fiqh haji yusuf qardhawi, tidak ada alasan terbebasnya kewajiban haji bagi ibu yang anaknya masih menyusu tapi sudah bisa makan dari selain menyusu (lebih dari 6 bulan, sudah ada pendamping ASI). Ya Allah semoga masih bisa diusahakan agar hasan mau mimi lagi, kalopun tidak bisa, ikhlaskan hati ini atas semuanya Ya Allah. JAdikan kami haji yang mabrur. Amin Ya Rabbal Alamin.

Selasa, 02 November 2010

Detik-Detik Mendebarkan Menuju Baitullah

Allah maha Segalanya, segala puji bagi Allah seru sekalian alam....
sengaja saya tuliskan ini sekarang agar tak terlupa peristiwa penting dan mendebarkan ini, walopun mungkin sampai saat menulis sekarang ini segala sesuatu nya masih belum pasti. Semoga Allah menyampaikan pada saatnya nanti dan memberi kelancaran, kekuatan dalam menjalankannya sehingga menjadi haji yang mabrur dan mabrurah.

Berawal dari pengumuman pendaftaran haji saat Ramadhan yang lalu, kami memang sudah berniat untuk melaksanakan ibadah haji tahun ini karena tahun kemarin saya lahiran Hasan, anak kedua saya. Pendaftaran haji di sini tidaklah seperti di Indonesia yang jelas no urutannya, bahkan bisa mengantri sampe 3 tahun, at least sudah ada no urut keberangkatan. Kalo di sini, semua dilakukan Online, penentuan siapa saja yang berangkat tidak terlalu jelas, pun setiap tahun pendaftaran akan diulang terus. Jadi semacam kocokan arisan, bener-bener ga ada kepastian. Sempet ada gosip yang bisa haji adalah resident yang sudah tinggal di Qatar selama minimal 3 tahun. Tapi tahun kemarin gosip tersebut terpatahkan dengan banyaknya jamaah haji yang bisa berangkat kendati baru tinggal kurang dari 3 tahun.

Detik-detik mendebarkan setelah mendaftar adalah menunggu pengumuman. Pengumuman bisa dilihat di we komite haji dengan memasukkan no identitas. Biasanya juga diikuti dengan pemberitahuan via sms kepada yang bersangkutan. Ditunggu-tunggu belum datang juga, biasanya sesudah idul fitri diumumkan....tapi tak kunjung ada sms. Beberapa teman sudah ada yang mendapat sms saat itu. Kami masih terus bersabar sambil terus berdoa.

Sejujurnya, saya pun masih ragu karena Hasan masih mimi ASI. Tapi beberapa solusi coba saya terapkan sebagai ikhtiar persiapan ibadah haji ini. Bagaimanapun ikhtiar tetap harus dimaksimalkan. Orang tua sudah menyanggupi untuk datang ke Qatar menjaga anak-anak selama kami pergi. Saya berusaha memompa ASI untuk mimi Hasan, jadi kendati ditinggal dia masih bisa mengkonsumsi ASI. Freezer kulkas yang kecil rasanya tidak cukup untuk menampung, lagipula jika digabung dengan bahan makanan lain akan tidak tahan lama. Kami pun membeli freezer tambahan lagi yang hanya freezer saja. Sedikit demi sedikit, setetes demi setetes coba saya kumpulkan. Alangkah susahnya memompa ASI saat di waktu yang sama Hasan juga masih terus mimi. Berbeda jika Hasan memang lama tidak mim, tentu hasilnya akan banyak. tapi tak mengapa....terus dicoba, kadang hanya 50 ml, tapi kadang juga bisa sampai 150 ml. Karena perkiraan jika pake pesawat Hasan akan ditinggal 8 hari, makanhasil hitung-hitungan kebutuhan ASInya masih belum cukup, tapi saya terus semangat.

Semangat agak mengendur ketika sampai dengan kami kembali ke Qatar lagi sesudah vacation lebaran belum juga ada pengumuman/sms. Saya juga sudah pasrah, ikhlas seandainya tidak jadi berangkat. Mungkin ini yang terbaik buat anak-anak. Dan ternyata dari pihak hamlah tidak tersedia paket mekkah saja tapi adanya paket mekkah-madinah yang jumlah total harinya 16 hari....wah bisa lama ninggalin hasannya.

Tanggal 15 oktober adalah watu terakhir suami untuk bisa aply cuti haji karena pada tanggal ini lah jadwal bulan depan(november akan dibuat). Suami berusaha tetap apply cuti kendati belum ada keputusan. Bosnya bilang jika belum ada kepastian y belum bisa. Waduh padahal tidak ada yang bisa memastikan. Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya memang ada yang mepet banget. Suami bilang, ya sudah kepastian berikutnya tanggal 28 oktober.

Tanggal 28 Oktober adalah weekday terakhir sebelum weekend (di sini weekend jumat-sabtu). Kata temen-temen tanggal ini adalah tanggal penentuan terakhir karena jadwal keberangkatan adalah tanggal 6, jika pengumuman minggu depannya lagi sudah mepet sekali dengan waktu keberangkatan rasanya tidak mungkin. Akhirnya suami meminta perpanjangan waktu sampai tanggal 1 karena berharap tanggal 1 adalah awal weekday sekaligus awal bulan. Barangkali ada keputusan dari pihak komite haji.

Tanggal 31 oktober suami memutuskan mengcancel cuti sekaligus mengcancel haji. setelah beberapa kali ditelpon pihak pembuat jadwal dan telpon ke hamlah tidak ada kejelasan akhirnya suami memutuskan demikian. Saat itu rasanya kami sudah ikhlas, semua kami pasrahkan pada Allah. Jika tidak jadi berangkat semoga kami pun tidak berdosa, dan semoga Allah menghitung niatan dan ikhtiar kami.

Tanggal 1 november siang ada sms dari pihak hamlah kalau apply haji kami approve. Hah???? gimana donk? sementara cuti sudah terlanjur dicancel, orangtua juga sudah terlanjur dicancel untuk datang. Karena sms ini baru dari hamlah kami pun belumbegitu yakin. Beberapa menit kemudian sms dari komite haji datang. Ya Allah.....saat itu kami bingung harus bagaimana. Kemudian kami berusaha meyakinkan diri, bahwa ini berarti panggilan Allah, harus tetap berusaha diperjuangkan sampai benar-benar tidak memungkinkan. Akhirnya suami menelpon pihak perusahaan dan mencoba mengambil kembali cuti hajinya. Setelah telpon sana-sini, akhirnya Allah memberi pertolongan, ada teman Qatari suami yang mau menngcancel cutinya karena memang dia belum butuh-butuh banget untuk cuti saat ini, bisa diundur. Ya Allah subhanallah Allahu Akbar. Kami pun semakin semangat mempersiapkan segala sesuatunya.

Kami langsung menelpon orangtua di depok apakah masih ada kemungkinan bisa ke sini. Teman-teman yang baik banyak yang menawari anak-anak dititip saja ke mereka. Tapi saya tetep akan mengusahakb orangtua kami datang. Bagaimanapun juga, Hasan akan mimi ASI peras, saya ga tega dan ragu apakah teman-teman akan telaten dengan hal tersebut.....mungkin akan kerepotan. Kalau ibu saya sudah terbiasa dengan ponakan saya yang mengkonsumsi ASI peras di depok karena kakak saya bekerja, dan kadang tugas keluar kota. Alhamdulillah awalnya kami merasa kahwatir karena tidak ada temen barengan yang bisa dititipi buat naik pesawat, ternyata orang tua saya menyatakan berani, dan sangat mensupport kami. Akhirnya malam itu juga saya pesan tiket. Hari itu juga suami ke hamlah untuk mendapatkan informasi detail keberangkatan. Kami bagi-bagi tugas mempersiapkan segala sesuatunya.

Tanggal 2 november kami siap-siap lagi, menyiapkan segala dokumen yang dibutuhkan. Dan Alhamdulillahnya pihak hamlah malah menawarkan paket mekkah saja yang hanya 8 hari dengan keberangkatan diundur sampai dengan tanggal 12 november. Subhanallah, Allahu akbar walhamdulillah....Ya Allah Engkau beri solusi kejaiban atas semuanya. Itu berarti kami masih punya cukup waktu untuk bersiap, dan kami tidak akan terlalu lama meninggalkan Hasan.

Ya Allah.....Jika Engkau berkehendak kami memenuhi panggilan Mu....mudahkanlah, lancarkanlah segala urusan kami sampai dengan waktu keberangkatan serta proses pelaksanaan ibadah haji kami.. Semoga ibadah kami bisa kami persiapkan dan lakukan dengan sebaik-baiknya sehingga menjadi haji yang mabrur.....amien Ya Rabbal Alamin.


Rabu, 20 Oktober 2010

Tentang Pakaian

Pakaian yang kita pakai biasanya akan kita sesuaikan dengan situasi dn kondisi serta moment yang kita hadapi. Manakala kita tinggal di daerah tropis mungkin sepanjang musim model baju masih tidak begitu banyak berubah. Ketika saya tinggal di negara timur tengah pun demikian pula, perlu penyesuaian dengan musim, masyarakat dan tentu saja budget belanja.

Awal pindah ke sini, saya banyak membawa baju dari Indonesia dengan model biasa saja, ala ibu2 yang pake jilbab di Indo lah. Lalu kemudian saya perhatikan teman-teman yang sudh lebih dulu tinggal di sini kok ya model bajunya sama dengan teman-teman yang ada di Indonesia, bahkan trend-nya pun relative sama. Padahal awalny saya berpikir, para ibu di sini itu pakai abaya, lengkap dengan cadarnya….ternyata oh ternyata…tidaklah demikian. FYI yang saya maksud dengan abaya adalah pakaian gamis panjang berwarna hitam yang dipakai wanita, dan tsoup adalah gamis panjang putih yang dipakai laki-laki.

Menurut selentingan gosip yang saya dapatkan, jadi begini…..dulu awal-awal orang Indonesia ramai tinggal di Qatar memang trend-nya menyesuaikan masyarakat native qatarinya dengan memakai abaya bagi perempunnya dan tsoup bagi bapak-bapak. Akan tetapi, tahun- tahun belakangan ini, trend-nya agak berubah, memakai baju model Indonesia seperti halnya di Indonesia saja. Alasannya agak aneh memang, yaitu karena sekarang para mbak-mbak TKW diberi pakaian oleh para majikan dengan abaya, biar ga sama dengan mbak-mbak TKW, para ibu ekspat enggan pakai abaya. Dan di sini yang lebih sering pakai bergo/jilbab kaos jadi yang tinggal dipakai itu ya mbak-mbak tersebut....so...trend-nya pun beralih menjadi pakai jilbab kain yang pakai peniti. Sebagai penjual baju di sini, otomatis saya harus jeli melihat selera pasar hehe.....

Kalo saya sih bukan masalah itu, tapi lebih kepada ketidaknyamanan hati, rasanya kok nggak pantes ya, niru2 orang Qatari, padahal khan kita bukan orang sini, Rasanya aneh berpakaian abaya tapi mata sipit. Bahkan kalo tidak salh di Dubai or Abu Dhabi, baju-baju semacam abaya dan tsoup ada aturannya bahwa hanya boleh dipakai oleh orang native saja, pendatang tidak diperbolehkan.

Padahal, kalo pakai abaya lebih enak sih, longgar, warnanya pun hitam tidak menerawang, bisa dipakai kapan saja dan dimana saja. Kalo lagi buru-buru bisa tinggal disamber aja, praktis. Dan tentunya, syarat menutup aurat jadi lebih afdhol. Karena di Qatar kita boleh memakai abaya, saya pun punya beberapa. Suami pun punya tsoup berupa baju gamis berwarna putih. Dulu kami beli agak banyak ketika akan umroh, dan memang umroh lebih enak kalo pakai baju-bajuu tersebut.

Kalau mau cari abaya, carilah di souq asiri, buanyak banget saampe bingung milihnya. Saya aja pertama ke sini malah ga jadi beli coz bingung. Harganya....jangan salah, kalo beli di butik abaya macam Motajahiba or yang lain yang suka ada di mall-mall, harganya bisa same 2000an, bahkan lebih. Hehe, coba dikurs-kan ke rupiah yang 1 realnya= 2500, berapa coba? mahal banget khan hihi....untuk sebuah baju. Selendangnya saja ada yang sampai 400 real. hihi.....makanya saya cenderung beli di souq coz paling harganya kisaran 100-300an. Abaya bisa yang sudah jadi maupun pesan. Enaknya klau pesan, ukuran serta model bisa sesuai selera kita tentunya, tapi harus nunggu beberapa lama. Susahnya kalo orang indonesia seperti saya adalah ngepasin panjangnya, karena rata2 abaya panjang banget menyesuaikan postur tubuh wanita arab yang tinggi-tinggi. Biasanya kalo kepanjangan kita bisa minta dipotongin bawahnya or ada juga teman yang nyari abaya versi anak-anak agar sesuai ukuran. Saya sendiri abaya paling mahal justru yang gratisan seragam yang dikasih harganya 250-an, yang lain paling 100an. Kayaknya kok sayang, akhirnya kalo pulang ke indo saya biasanya beli gamis hitam yang harganya lebih murah n bahan lebih nyaman.

Kalau tsoup suami saya biasanya bikin juga, dan tentunya berkaitan dengan masalah ukuran tadi. Pesennya di souq al ali paling banyak. Khusus penjahit tsoup banyak berjejer di souq ini. Harganya berkisar 100-200 tergantung bahan, model dan ukuran. Kalau suami saya katanya termasuk yang ga boros bahan (rata-rata orang indo khan lebih kecil dibanding orang sini), hihi....padahal suami saya termasuk yang berbadan lebar.

Untuk keseharian, kami tetap lebih sering pakai baju model indonesia, biasa aja. Dengan warna yng macem-macem dan jilbab kain, yang lagi musim sekarang jilbab paris. Saya jadi jarang pakai abaya karena abaya saya tidak berkancing depan, padahal waktu hamil abaya doank yang masih muat dipakai n jadi favorit sehari-hari. Berhubung sudah melahirkan, alhamdulillah juga ukuran badan udah getting back to normal size, jadi udah bisa pakai baju-baju sebelum hamil juga.


Minggu, 17 Oktober 2010

WInter dan Aktivitas

Yuph sekarang mungkin bisa dikatakan masuk musim dingin, walopun....suhu masih terasa panas di badan saat di luar. Maghrib sudah berada di pukul 5.10 waktu Qatar dan shubuh sekitar pukul 04.15. Bisa kita bandingkan saat summer kemaren, magrib bisa sampai hampir jam 8 malem dan shubuh masih jam 3 an pagi. Hawanya juga sudah enak buat jalan-jalan di luar. Angin sudah mulai bersahabat. Biasanya saat peralihan musim seperti sekarang, hujan akan turun sesekali. Kalo kemaren sih baru mendung-mendung dikit aja.

Selesainya musim liburan summer berarti kembalinya aktivitas sehari-hari seperti sedia kala saat sebelum pulang. Sekolah-sekolah sudah mulai masuk, takketinggalan KAIFA pun sudah mulai belajarnya. Anak-anak kelas saya hampir sebagian besar naik ke kelas di atasnya so...suasana baru, partner guru baru dan anak-anak yang baru. Semangat sekali melihat wajah ceria mereka yang antusias memulai belajar di kelas Ba Besar. Rencana disusun, rapat dilakukan agar semua lancar dan sukses dalam pelaksanaannya.

Rencana pendirian nursery juga tak kalah ketinggalan, proposal sudah dibikin, mulai mantengin web ini buat hunting-hunting villa dan survey2 kebutuhan lainnya. Yah semoga semuanya berjalan lancar, apapun hasilnya nanti tetap berusaha optimis kendati mendirikan nursery di negara orang ini juga bukanlah hal mudah. Sebagian besar yang tinggal di sini adalah keluarga muda yang cukup produktif, ke depannya nursery ini pasti akan sangat dibutuhkan. Semoga tujuan mendidik anak dengan nilai-nilai Islami sejak dini ini senantiasa Allah ridhoi dan mudahkan.

Pengajian-pengajian sudah mulai jalan kembali. Ibu-ibu sangat bersemangat setelah hampir 3 bulan lamanya libur. Arisan- arisan sebagaimana kegiatan ibu-ibu pada umumnya pun tak ketinggalan ikut meramaiakan aktivitas kami sehari-hari.

Bersiap menghadapi winter yang tahun-tahun lalu belum pernah saya rasakan (kebetulan selalu pas pulang) yang menurut berita semakin terasa tidak terlalu dingin pas puncaknya. Saya biasanya hanya kebagian awal atau akhir winter saya(bukan pas di puncak winternya). Amunisi yang harus disiapkan menghadapi winter adalah lotion kulit untuk melembabkan karena kulit bisa sangat kering saat udara dingin. Juga cream bibir agar tidak pecah, baju-baju dingin (tapi sepertinya yang ini sekarang belum diperlukan), heater ruangan dan minum-minuman anget.

yo wis segini dulu critanya....masih sama-sama aja, haji juga belum pengumuman. Wallaua'lam, semoga ALlah memberikan keputusan terbaik bagi kami segera. Karena jika berangkat InsyaAllah sudah saya siapkan ASIP di freezer buat Hasan, tapi jikalau pun tidak jadi saya juga tenang tidak perlu meninggalkan Hasan karena masih bisa mimi'in terus.

Rabu, 29 September 2010

Pulang Kampung 2010

Bismillah....Kami bersiap berangkat menuju Doha Airport dengan diantar tetangga kami pukul 10 p.m. Padahal pesawat baru akan terbang pukul 1 dini hari, alhasil silmi dan hasan kami ajak maen di play ground dulu. Alhamdulillah saat di pesawat anak-anak baru bobo dan pules sampe besoknya tiba di tanah air.

backpacker cilik bersiap.....
Alhamdulillah sampe di Bandara Soekarno Hatta pukul 4 sore, segera saya mencari tempat sholat dan gate garuda karena pesawat ke Semarang akan terbang pukul 6 sore. Hal yang lucu saat kami bagi tugas, ayah ngantri check-in di Garuda dan saya ke tempat sholat sama anak-anak sambil jalan nyelonongaja ga bawa tas dan agak terburu-buru karena belum sholat. Sesampai di mushola saya sempet bengong dan lupa...hehe...kalo ga bawa uang. Ingetnya masih di qatar yang apa-apa gratis, eh begitu sampe di pintu mushola sudah dihadang dengan petugas yang jagain tong uang bayaran. hehe....belum jadi masuk saya langsung bergegas sama anak-anak baik lagi ke tempat ayah check-in dan minta uang receh lalu kembali ke tempat sholat. Hal yang lucu berikutnya saat saya baru sampe di bandara tanah air dan ini berulang kali terjadi di waktu-waktu sebelum juga adalah ngomong, bertanya atau menyapa dengan bahasa Inggris. Sampe-sampe mbak yang di mushola bengong liat saya nanya waktu maghrib jam berapa hihihi...dasar umi, suka lupa deh. Maaf deh mba, bukannya lagi sok-sok an pake bahasa inggris, asli emang bener-bener lupa.

Sampe di Seamarang pukul 7 malem, alhamdulillah pesawat kami tidak delay, padahal jadwal keberangkatan pesawat sebelum kami sempet delay 1 jam n bikin deg2an juga takut delay. Alhamdulillah nggak dan lancar sampai di bandara Ahmad YAni dan disambut mbah putri, mbah kakung dan om Wahyu. Kami meneruskan perjalanan ke rumah mertua yang baru jadi di Pekalongan. Beda RT saja dengan rumah orang tua saya, tinggal jalan kaki, 15 menit juga nyampe hehe.....
ALhamdulillah rumah mbah udah jadi, jadi deket deh mudiknya hehe....

Saat Lebaran, sholat Idul Fitri kami laksanakan di Rumah dinas mertua di pemalang. Alhamdulillah masih diberik kesempatan untuk bisa berkumpul, bersilaturahmi dan melaksanakan sholat Idul Fitri di tengah dinginnya pagi kebun teh.

Silmi dan Hasan bersama sepupu-sepupunya....wah rame deh rumah mbah Kaji....

Silmi anak Pekalongan, makan Megono bersama Mbah Kaji di Alun-alun Kajen....

Setelah berlebaran di rumah Mbah-mbah Silmi, kami melanjutkan perjalanan ke Tuban. Ada beberapa urusan rumah yang jarus kami selesaikan. Sempet agak ragu-ragu karena ayah nyetir sendiri dan kondisi jalan yang masih rame dengan arus balik. Tapi bismillah, sempet bingung juga nyari car seat di daerah pekalongan dan semarang, tadinya barangkali ada persewaan sebagaimana banyak di jakarta. Ternyata umi ga nemu, yo wis akhirnya beli juga, gapapa buat besok-besok kalo pulang kampung lagi, kalo ga muat di Silmi ya buat Hasan tar. Dari Tuban kami mampir ke Cepu ke tempat temen-temen ayah, walopun hari kerja Alhamdulillah namanya juga PNS masih bisa juga kesempatan buat ngumpul saat istirahat siang. Dulu waktu masih di Tuban, umi dan ayah juga sering ke cepu, tapi naek motor aja....lumayan deket kok, paling cuma 1,5-2 jam-an lah. Setelah dari Cepu kami melanjutkan perjalan pulang ke Pekalongan, karena kemaleman di kudus dan ayah udah capek nyetir plus takut berhadapan dengan bus malam, kami memutuskan untuk istirhata menginap dulu di Kudus. Menikmati kenyamanan hotel dengan berenang dan sarapan pagi-pagi yang cukup menyegarkan untuk bekal kami melanjutkan perjalanan pulang ke Pekalongan.

Ayah bersama teman-teman di Cepu.....

Dari Pekalongan kami packing koper2 bawaan kami ke Qatar, bersiap dengan kereta menuju depok kota kelahiran Hasan. Sampe di rumah pak dhe jam 2 siang, menginap semalam dan besok paginya kami lanjut ke bogor. Tujuan pertama ke taman safari, mumpung masih pagi dan ga rame, dan biasanya habis dzuhur hujan akan turun. Alhamdulillah Silmi dan Hasan seneng banget di taman Safari bisa melihat hewan dari dekat. klo umi sih dari dulu emang udah tinggal di bogor lama ya biasa2 aja, tapi emang sengaja pengen ngajak silmi, hasan dan ayah menikmati indahnya puncak. pengen ikut safari night juga tapi khan emg cm ada klo malem minggu, jadi ya next time lah. lagian lebih puas juga khan klo liat siang2 dengan jelas wujudnya kayak gimana.

Sorenya kami pulang ke bogor, mampir silaturahmi ke temen-temen umi dan malemnya check in di hotell trus jalan-jalan ke botani square hiks hiks....padahal botani square itu dulu ruang-ruang kuliah umi waktu masih di baranangsiang. eh ternyata ketemu sama dosen umi juga. besoknya lanjut ke kebun raya bogor haha....padahal dulu jaman kuliah mah boro-boro ke kebun raya, lha wong tiap hari liat jadi ga pengen masuk juga sangking udah ga keitung berapa kali masuk kebun raya. Tapi ngajak jalan-jalan keluarga ke kebun raya yang belum pernah, silmi suka juga kok sama pohon gede2. Tidak lupa menikmati kuliner sunda dan khas bogor yang umi kangenin.

Janjian dengan seorang teman umi di tempat ngajar umi dulu....tapi sekarang udah pindah ke bangbarung...
Dari bogor kami pulang ke depok, packing-packinfcvhg lagi dan renang dulu bentar sama sepupu-sepupu silmi. Malemnya kami melanjutkan ke bandara dengan taksi untuk kembali ke Dohaa...hmmm rasanya kok masih berat ya buat ninggalin tanah air tercinta.....bismillah kembali menuju our home sweet home di doha.

bersiap untuk renang di depok

berenang dulu ah.....







Senin, 27 September 2010

Idul Fitri 1431 H

Wahhh....walopun telat, tak ada salahnya mumpung masih di bulan Syawal....kami sekeluarga mengucapkan Selamat Idul Fitri 1431 H, semoga amal ibadah kita di bulan Ramadhan kemaren bisa tetap kita pertahankan bahkan tingkatkan serta diterima Allah swt. Semoga Allah juga memberi kesempatan bagi kita untuk bertemu dengan bulan Ramadhan berikutnya.

Maklum sibuk pulang kampung euy....udah ga sabar pengen share juga cerita jalan-jalan kami sekeluarga ke Tuban tanah kelahiran Silmi, Cepu, Depok tempat kelahiran Hasan, Bogor, Taman safari dll...hmmmm...bener-bener tour de java neeh vacation kami kali ini.

Sabtu, 21 Agustus 2010

Kangen Menjelang Pulang

Insya Allah tanggal 31 Agustus besok kami akan pulang ke Indonesia. Bismillah semoga lancar. Kalo udah deket-deket mau pulang gini, biasanya rasa kangen tambah membuncah. Sambil menunggu waktu pulang, sambil saya liat2 lagi aja foto2 pulang kami saat lahiran Hasan februari kemaren.

Alahmdulillah tiket sudah siap, tiket jakarta-semarang juga udah OK, semoga lancar semuanya. Awalnya kami bermaksud mampir dulu ke jakarta-depok, tapi tidak jadi coz kami takut pulang berbarengan dengan arus mudik, jadi better langsung ke semarang aja. Alhamdulillahnya dapet tiket promo garuda murah banget. Ga tau nih promo apaan, kakak yang bookingin, satu tiket cuma kena 350an ribu untu dewasa. Wah....lumayan lah, biasanya khan bisa sampe 600-700 ribu.

Rencana sampe di semarang, Bapak-Mama; akan jemput di Bandara....oh...rasanya ingin segera menjelang. Padahal sekarang kami malah lagi pusing packing2 n belanja oleh2 yang belum beres2 juga.
gunung slamet

rumah dinas mertua yang terletak di kebun teh hmmm....berasa villa pribadi

jalan-jalan pagi ke kebun teh

silmi metik daun sirih...buat nyirih sapa neng? hehe.....

Just Pictures

Hihi, lagi agak males bercerita tentang serunya aktivitas anak-anak. Jadi cukup saya share putu-putu mereka saja. Hasan yang embil sekarang udah ngeut banget merangkaknya, rembetan ke mana-mana, udah bisa berdiri sendiri sesekali, tapi masih takut. Kakak Silmi sekarang lagi mirip sama cowok potongan rambutnya coz dia lagi hobi potong rambut sendiri ampe cepak. jadi ya gitu deh jadinya. cekidot!

Lirikan matanya.....

si "Emblep" bobo di car seat

critanya mo ikutan belajar bahasa Arab nih ustadz

silmi dengan meja belajarnya

Senin, 09 Agustus 2010

Jelang Ramadhan

Bulan penuh berkah khan tiba sebentar lagi. Kami sekeluarga mohon maaf dzahir dan bathin
Semoga Kita bisa mengoptimalkan Ibadah kita. Agar menjadi Ramdhan yang terbaik, lebih baik dari Ramadhan-Ramadhan sebelumnya.

Penentuan Ramadhan di sini tetap dengan melihat hilal. Jadi, malamnya pemerintah baru akan mengumumkan lewat awqaf, masjid-masjid maupun siaran televisi nasional (Qatar tv) bahwa sudah masuk Ramadhan. Kadangkala malah harus nunggu beberapa saat sesudah shalat magrib apakah nanti sudah akan tarawih atau belum (masuk bulan Ramdhan atau belum). Walaupun jadwal kalender hijriah pun sudah ada, tapi tetep harus melihat hilal untuk memastikan dan memang sunnah-nya khan begitu aturannya.

Demikian pulan dengan nanti saat penentuan idul fitri, jadi malamnya kita harus sisaga, cari informasi. Ini Ramadhan kedua kami di sini, bedanya sekarang ada Hasan dan saya menyusui. Bismillah semoga Hasan tidak apa-apa saya berpuasa, sebagaimana dulu Silmi pun demikian. Aplagi dia sudah makan, Insya Allah berpuasa sambil menyusui masih lancar-lancar saja.

Beberapa hal yang biasanya saya lakukan saat sedang menyusui dan berpuasa adalah rutin meminum suplemen, madu, habbatussaudah dll. JIka malam hari, usahakan makan sesering mungkin, maksudnya makan sedikit-sedikit tapi cukup sering. Dan jangan lupa makan sahur pastinya. Karena makan sering, usahakaan makannya jangan yang terlalu berat, tapi dengan perbanyak sayur n buah.

Bismillah, mari kita sambut Ramadhan penuh berkah

Sabtu, 17 Juli 2010

Gigi Geraham Bungsu

Jadi tertarik menuliskan ini karena beberapa saat lalu suami harus menjalani operasi kecil pencabutan gigi geraham bungsu atau wisdom teeth yang sakit ketika tumbuh. Saya sendiri belum bermasalah dengan gigi tersebut walaupun sebenernya juga sudah tumbuh. Makanya saya jadi tertair untuk menuliskan ini.

Pada diskusi saya dengan dokter gigi favorit saya di sini, namanya Dokter Mona, sebenernya gigi geraham bungsu saya tetap harus dicabut agar tidak mengganggu gigi geraham sebelahnya. Lalu saya jadi berpikir, nanti saja lah jika memang sudah mengganggu betul baru akan saya cabut. Berbeda kasusnya dengan suami yang memang sejak nongol gigi tersebut, terasa sakit bukan main katanya. Jadi langsung deh dicabut, lalu saya jadi mendiskusikan hal ini ke temen saya yang dokter, and then apa sebenernya fungsi gigi geraham bungsu? sepertinya hampir sebagian besar orang bermasalah dan mencabutnya? Adakah Allah menciptakan sesuatu yang tidak ada gunanya? dan dia pun bingung bagaimana menjawabnya (secara dia juga bukan dokter gigi khan?)....let's we see first apa dan bagaimana sebenarnya gigi geraham bungsu atau wisdom teeth tersebut.

In English-nya ……..

Wisdom teeth emerge years after all other teeth are in place. They develop when most individuals become adults (around after 17 years of age). Why do wisdom teeth need to be removed?

Because our jaw is smaller than those of our earliest ancestor, our wisdom teeth do not have enough room to fit in our mouths properly therefor our wisdom teeth may become impacted, which can crowd other teeth.

Wisdom teeth can cause gum disease, and can also decay due to difficulty in cleansing them.

They may also cause cysts, which can destroy the jaw or teeth surrounding the wisdom teeth.

Very rarely do wisdom teeth grow properly and remain healthy. If wisdom teeth are removed, the rest of your mouth can remain healthy and your other teeth will be properly positioned.

What is the procedure for removal?

First, your dental and medical history will be evaluated, and then your dentist will perform a tooth examination and take a panoramic X-ray of your teeth.

Wisdom teeth removal is a straight forward procedure and is usually performed through minor surgery by an oral surgeon.

Gigi geraham ketiga sering disebut juga gigi geraham bungsu erupsi atau tumbuh terakhir yaitu antara umur 17-21 tahun. Gigi ini sering menimbulkan masalah karena mulai erupsi di saat pertumbuhan rahang kita sudah berhenti sehingga tidak mendapat cukup ruangan untuk erupsi. Dengan demikian gigi ini tumbuh tidak sempurna dengan posisi yang tidak tepat atau impaksi.

Seorang ahli bernama Ricketts (1980) menyatakan bahwa evolusi manusia menyebabkan berkurangnya ukuran rahang yang berhubungan dengan kondisi dan kebiasaan diet/makanan. Jadi ukuran rahang manusia sekarang cenderung makin kecil sehingga kasus gigi geraham bungsu yang impaksi sekarang cenderung meningkat.

Saya jadi teringat kasus-kasus orangtua kita yang jarang sekali mereka mempermasalahkan tentang gigi geraham bungsu ini.

Pada artikel Harun Yahya disebutkan bukan karena evolusi. tapi seperti berikut :

Dalam naskah evolusionis masih tercantum anggapan bahwa gigi ini adalah bagian tubuh manusia yang telah kehilangan semua fungsinya. Sebagai buktinya, kaum evolusionis menyatakan bahwa gigi-gigi geraham bungsu ini memunculkan masalah pada sebagian besar orang, dan proses mengunyah tidak terganggu ketika gigi-gigi tersebut dicabut.

Banyak dokter gigi, karena terpengaruh pernyataan evolusionis bahwa gigi bungsu tidakberfungsi, telah berpandangan bahwa pencabutan gigi bungsu sesuatu yang biasa, dan mereka tidak melakukan usaha pemeliharaan yang sama padanya seperti pada gigi yang lain.Akan tetapipenelitian di tahun-tahun terakhir menunjukkan, gigi bungsu memiliki fungsi mengunyah, sama seperti gigi lain. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa anggapan “gigi bungsu mengganggu posisi gigi lain” adalah sama sekali tak beralasan. Sekarang ini kritik ilmiah, tentang bagaimana masalah gigi bungsu ini bisa diatasi bukan dengan cara pencabutan, semakin meningkat.Faktanya ,kesepakatan ilmiah menyatakan bahwa gigi geraham bungsu berfungsi mengunyah, sama dengangigi lain, dan tidak ada pembenaran ilmiah yang mendukung keyakinan bahwa gigi geraham bungsutidak memiliki kegunaan.

Jadi, mengapa gigi geraham bungsu menimbulkan gangguan pada banyak orang? Berdasarkan penelitian para ahli di bidang ini, permasalahan gigi bungsu di masyarakat terjadi secara berbeda-beda, tergantung zaman. Kini diketahui bahwa gangguan gigi bungsu jarang terdapat di masyarakat pra-industri. Khususnya selama beberapa ratus tahun terakhir ini, manusia lebih menyukai makanan lunak daripada yang keras, sehingga pertumbuhan rahang manusiapun terganggu. Akhirnya diketahui, ternyata masalah gigi bungsu berasal dari gangguan pertumbuhan rahang akibat pola makan.

Diketahui pula, ternyata perilaku makan masyarakat juga berpengaruh buruk pada gigilainnya. Sebagai contoh, meningkatnya konsumsi makanan dengan kadar gula dan asam yang tinggi telah meningkatkan kerusakan gigi. Tapi, fakta itu tidak menjadikan kita berpikir bahwa semua gigikita mengalami “atrofi” (pengecilan atau penyusutan). Hal yang sama juga berlaku pada gigigeraham bungsu. Masalah pada gigi geraham bungsu berasal dari kebiasaan makan, bukan dari“atrofi” evolusioner apa pun.

Gigi geraham bungsu ini dapat saja tidak menimbulkan sakit saat atau sesudah erupsi sehingga kita sering tidak menyadari adanya gigi tersebut. Namun setelah timbul gejala-gejala seperti sakit kepala, telinga berdengung, sakit leher, rematik, kencing manis, gangguan jantung, gangguan pada kulit, badan cepat lelah atau gejala-gejala lain pada tubuh yang tidak bisa diobati maka gigi ini mulai dicurigai sebagai penyebab, sehingga penderita dirujuk ke dokter gigi. Tindakan ini memang tepat mengingat gigi bungsu bisa menimbulkan bermacam-macam masalah baik sistemik (seperti gejala-gejala tersebut di atas) maupun gejala lokal, seperti:

1. Pericoronitis.

Posisi gigi yang belum erupsi sempurna akan memudahkan makanan, debris dan bakteri terjebak di bawah gusi yang di bawahnya terdapat gigi bungsu sehingga menyebabkan infeksi pada gusi yang disebut pericoronitis. Jika tidak segera ditangani infeksi tersebut akan menyebar ke tenggorokan atau leher.

2. Crowding gigi / gigi berjejal.

Gigi impaksi dapat mendorong gigi-gigi lain di depannya sehingga bergerak dan berubah posisi.

3. Gigi berlubang

Posisi gigi impaksi sulit dijangkau sehingga sulit dibersihkan dan menjadi berlubang.

4. Merusak gigi depannya.

Tidak hanya gigi impaksinya saja yang berlubang tetapi gigi di depannya juga berlubang karena sulit dibersihkan.

5. Infeksi pada tulang sekitarnya.

6. Kista

Para ahli menyatakan bahwa 50% kasus kista berhubungan dengan gigi geraham impaksi pada rahang bawah. Mahkota gigi impaksi tumbuh dalam suatu selaput. Jika selaput tersebut menetap dalam tulang rahang, dapat terisi oleh cairan yang akhirnya membentuk kista yang dapat merusak tulang, gigi dan saraf.

7. Tumor / Karsinoma.

Mengingat komplikasi yang ditimbulkan oleh gigi geraham impaksi maka kita perlu mengetahui waktu terbaik gigi tersebut dicabut.

Kalsifikasi gigi geraham bungsu terjadi mulai umur 9 tahun dan mahkota gigi selesai terbentuk umur 12-15 tahun. Jadi gigi geraham bungsu sudah dapat dilihat melalui rontgen pada umur 12-15 tahun walaupun gigi tersebut belum tumbuh.

Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu yang impaksi dapat dilakukan antara umur 12-18 tahun atau setelah gigi molar / geraham kedua tumbuh. Tentu saja persiapannya dilakukan rontgen foto sebelum dilakukan pencabutan. Pencabutan gigi geraham bungsu pada usia 12-18 tahun dikenal dengan pencabutan preventif dan ini sangat dianjurkan mengingat pada usia tersebut akar gigi masih pendek sehingga memudahkan operasi dan mempercepat waktu penyembuhan dan menghindari terkenanya saraf pada rahang . Setelah operasi gigi geraham bungsu pasien akan mengalami pembengkakan 3-4 hari yang merupakan reaksi normal dari tubuh untuk penyembuhan. Pasien tidak perlu khawatir Karena pembengkakan yang tidak disertai demam bukan merupakan gejala infeksi dan pembengkakan ini akan hilang tanpa meninggalkan bekas. Pasien yang menjalani operasi gigi geraham bungsu cukup mendapat antibiotika, analgetik / penahan sakit dan obat anti inflamasi / anti radang. Selama pembengkakan pasien dapat makan (lunak), aktivitas sehari-hari seperti sekolah atau bekerja. Tapi tidak diperkenankan untuk olah raga terlebih dahulu. Setelah satu minggu benang jahitan dapat dibuka dan obat sudah dapat dihentikan.

so...lebih baik rutin-rutin lah periksa gigi kita kali ya? biar tetep sehat dan dokter pun bisa memberikan suggest haruskah dicabut gigi geraham bungsu kita or let it be dulu, kalo sudah mengganggu baru dicabut hehe...sama ajah!

(dari berbagai sumber)