Senin, 22 Februari 2010
Tempat-tempat Belanja Perlengkapan Bayi di Qatar
Sabtu, 20 Februari 2010
Oleh-Oleh
Beberapa waktu yang lalu keluarga kami disibukkan dengan mempersiapkan oleh-oleh haji orang tua kami. Kalo dipikir-pikir kok jadi repot sama oleh-oleh ya….? padahal khan substansinya ada di ibadah hajinya. Kalo dihitung-hitung pun dana yang dikeluarkan untuk oleh-oleh saja bisa mencapai jumlah yang cukup besar. Kami sebenarnya tidak ingin terlalu membebani diri maupun orangtua dengan oleh-oleh tersebut, tapi rasanya kok kurang baik tidak memberi oleh-oleh, padahal keluarga, suadara, teman, tetangga sudah begitu perhatian pada keluarga kami dengan memberikan doa restu yang tak mungkin kami balas dengan sesuatu yang lebih baik, sudah menjadi tradisi sepertinya. Rasanya jadi tidak umum dengan yang lain atau kebiasaan selama ini kalau tidak memberi oleh-oleh. Akhirnya oleh-oleh ini kami persiapkan juah2 hari, sedangkan orang tua kami wanti-wanti untuk fokus pada ibadah hajinya itu sendiri. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, bapak juga bener-bener ga terlalu memikirkan untuk belanja-belanji selama di tanah suci.
Memang, menurut pengalaman setelah kami umroh juni kemarin, barangkali orang indonesia saja yang sibuk dengan belanja- belanji selama di tanah suci buat oleh-oleh. Toko-toko di sana pasti diramaikan oleh orang-orang Indonesia. Mirisnya kadang sampe meninggalkan keutamaan-keutamaan ibadah seperti sholat berjamaah di masjidil Haram maupun masjid Nabawi yang pahala berlipat dibanding di masjid yang lain. Sewaktu kami pulang ke Qatar dengan membawa oleh-oleh buat tetangga kami, salah satu tetangga malah merasa aneh. Kata Beliau yang sudah lama tinggal di Qatar " Kok pake ada oleh2 segala, berasa di kampung euy" hehe...padahal kalo dipikir-pikir barang-barang yang ada di Qatar sama Mekkan dan Madinah itu hampir sama saja wong negara Arab-Arab juga. Udah gitu, rata-rata teman-teman di sini melaksanakan umroh hampir tiap tahun, jadi ya...kenapa harus pake oleh-oleh segala kalo dipikir-pikir Tapi ya begitulah, namanya juga baru pertama umroh dan itu tadi, sudah jadi tradisi buat kita kalo pergi kemana-mana pulangnya bawa oleh-oleh, sekedar buah tangan.
Alahmdulillah orang tua kami sampai di tanah air dengan selamat. Bapak pun tidak membeli oleh2 yang memberatkan, koper yang ketika berangkat dipenuhi bahan makanan bisa dibawa lebih ringan ketika pulang karena makanan sudah dihabiskan selama di sana. Tapi kemudian menjadi hal yang lucu….ketika tahu koper bapak kosong eh… teman-teman jamaah haji yang laen beramai-ramai malah nitip barang belanjaan oleh-oleh mereka kaena sudah over bagasi ke koper bapak. Alhasil, koper bapak malah berisi barang orang laen. Wee….lah maksud hati biar ga repot malah repot sama barang orang lain, tapi yo wis lah, bapak juga ikhlas2 aja bawain punya temennya dan yang penting semua selamat sampai di rumah kembali sesuai doa2 kami. Dari cerita bapak juga semua ibadah bisa dilaksanakan dengan lancar. Alhamdulillah semua lancar, semoga orang tua kami menjadi Haji yang mabrur, dan kami anak2nya bisa menyusul secepatnya Insya Allah.
Serba-Serbi 2 Batita (part 1)
Kami memulai kembali kehidupan kami di Qatar dengan kehadiran Hasan di tengah-tengah keluarga kecil kami. Awalnya Ummu Silmi sempat khawatir kami bakal kerepotan bersama 2 batita di rumah dan tanpa asisten rumah tangga yang membantu kami. Ternyata semua berjalan dengan lancar, Semoga bisa terus seperti ini . Ummu Silmi kendati tidak bekerja pun masih bisa beraktivitas seperti biasa. Hanya saja Hasan perlu beradaptasi dengan car seatnya seatnya agar ummu Silmi bisa beraktivitas kemana-mana seperti dulu. Awalnya Hasan sempat menangis histeris saat ditaruh di car seat dan lepas dari gendongan umminya, tapi lama-kelamaan asal dia sudah cukup mimi kemudian bobo, everything's just fine
Baby Hasan
Tak terasa sudah berganti tahun dan Ummu Silmi tak sempat memposting selama beberapa waktu. Diawali dengan sebuah berita bahagia di awal 2010 ini. Alhamdulillah tak henti-hentinya kami memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT karena kami baru saja dianamahi seorang bayi kecil laki-laki yang kami beri Nama HASAN ABDURRAHMAN. Sebuah amanah baru bagi kami setelah kakaknya Silmi berusia 2 tahun lebih. Tentunya hal ini memberi kebahagiaan yang tek terhingga sekaligus sebuah tugas yang cukup berat sebenarnya bagi kami. Tapi kami percaya bahwa Allah pasti memberi yang terbaik sesuai kadar kemampuan HambaNya. Dengan adanya amanah ini, kami yakin bahwa Allah pun akan senantiasa memberikan kami kekuatan untuk menjalaninya, dan kami pun akan senantiasa berusaha sebaik mungkin. Kehadiran baby Hasan di tengah-tengah keluarga kami pada tanggal 12 Desember 2009 kemaren semakin menambah kebahagiaan yang kami rasakan. Silmi juga kelihatan seneng banget dan tak terlihat rasa cemburu atau berontak ketika ada adek baru datang. Hanya saja, saking seneng n gemeznya Silmi sama adek baru, kadang nyium or nowel pipi tapi ga pake kira2 coz emang belum ngerti. Tapi lama-lama juga dia mulai ngerti kalo adeknya masih kecil, kalo nyium juga ga boleh keras-keras,tapi cukup disayang dengan dielus-elus dsb. Alahmdulillah juga kondisi semua sehat, silmi juga ga rewel, Baby Hasan cepet gede banget. Berat-badannya naik 2 kilo pada bulan pertamanya. Sekarang BB sudah 6 kilo lebih. Hasan sebenarnya ga endut banget, Cuma dia emang terbilang panjang badannya, kalo dilihat badannya tentu lebih mirip uminya walopun secara muka tetep miripan Ayahnya. Hehe….ayahnya sempet bingung kok ga pada mirip umi? Ya gapapa lah, masa mo mirip tetangga?
Jadi terkenang masa-masa penantian yang mendebarkan Mendebarkan karena selagi dalam kandungan Hasan dibawa uminya kesana-kemari Belum lagi ayahnya juga tidak jelas bisa menunggui atau tidak. Mbah Kakungnya sedang menunaikan ibadah haji. Ummu Silmi sempet kebingungan mau lahiran di mana Di Pekalongan ga ada laki-laki yang bisa diandalkan, begitu pula di tempat mbah Pemalang. Satu-satunya laki-laki yang bisa diandalkan untuk siaga adalah Kakak ima yang di depok. Sebulan sebelum lahir kami sudah stand by di depok. Alhamdulillahnya Kakak juga sedang tugas belajar, jadi waktu kerjanya lebih fleksibel tidak sepadat kalo harus ngantor. Dan Alhamdulillah Hasan lahir saat Ayahnya sudah sampai di tanah air, demikian pula dengan mbah2nya, karena kelahiran Hasan mundur hampir 2 minggu dari perkiraan. Karena itu pula, ummu silmi berhasil IMD dan memberi ASI Hasan sesaat setelah lahir sd sekarang tanpa diberi sufor sama sekali karena ASI sudah keluar sebelum Hasan lahir.
Alhamdulillah, berkah Allah yang luar biasa, dan sekarang di umur Hasan menjelang 2 bulan kami sekeluarga sudah bisa berkumpul kembali ikut ayah mengais berkah menafkahi keluarga.