Sudah jadi impian kami sejak awal menikah dulu, untuk menimba pengalaman hidup di negeri timur tengah. Dalam benak kami, kami akan bisa belajar banyak(ilmu agama, pengalaman hidup) n semakin dekat dengan Baitullah. Dulu kami merencanakan untuk go internasional at 2010 coz pengalaman kerja ayah dirasa cukup pada tahun itu (5 tahun). Tapi ternyata Allah memberi kami ketentuan terbaiknya. Pada 2008 ini semua bisa terjadi pada saat usia ayah masih 23 tahun begitu juga saya, anak kami masih menjelang 1 tahun dan kondisi pabrik ayah yang semakin terasa kurang nyaman. Semua ini juga hasil usaha, kerja keras ayah dalam mewujudkan mimpi2 kami.
Teman2 dan keluarga banyak mengingatkan kami untuk senantiasa meluruskan niat, berhijrah mencari sesuatu yang menjadikan kami lebih baik di sana, terutama pada ruhiyah dan agama kami. Yach.....rasanya kalo niatan karena gaji dan uang....jauh dari pikiran kami. Kalo dipikir2 ngapain pergi jauh2 kalo di tanah air juga rejeki masih terasa lebih dari cukup. Bayangkan saja, rumah, biaya hidup, kalo buat orang lain yang melihat mungkin agak berlebih. Kami berdua memang sudah tahu karakter masing2 jauh sebelum kami menikah. Ima dan suami memang cenderung tidak suka dengan kemapanan dan stagnasi walopun kadang kita membutuhkan. Jiwa2 kami adalah jiwa2 petualang yang sangat tidak tahan berdiam diri dalam suatu kondisi tanpa tantangan. Masih banyak yang ingin kami pelajari, masih muda pula umur kami. Walopun Allah tentu sudah menetapkan kehendakNya atas takdir kami, tapi tentu masih harus bagi kita untuk berusaha atas nasib kita sendiri. Itu pula yang mendasari kami untuk tidak memilih jadi PNS or pegawai BUMN seperti yang banyak orang sarankan pada kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar