Sebagaimana negara timur tengah yang mempunyai julukan Negeri Padang Pasir, Qatar relatif jarang sekali diguyur hujan. Tapi hujan tetap saja turun sesekali dalam satu tahun. Dulu waktu awal kami sampai di Qatar, peralihan musim dari winter ke summer, nah saat-saat itulah hujan kemungkinan akan turun.
Seperti halnya kemarin, sewaktu kami main ke tempat temen Ayah "Kang Ris" yang tinggal di Messaid (1 jam dari Doha). Tujuan ke sana awalnya untuk silaturahmi setelah kami sama-sama baru saja pulang kampung, saya nengok temen yang habis lahiran dan terakhir mau lanjut ngajak Silmi maen ke sealine. Ternyata begitu keluar rumah temen ima waktu nengok bayi, mendung tebal sudah menggelayuti langit luas. Gelap sekali, dan angin bertiup sangat kencang. Begitu selesai berkunjung ke temen ayah, kami segera memutuskan untuk pulang. Sepanjang jalan, hujan mulai turun disertai petir. Padahal di sepanjang pinggir jalan yang kami lewati hampir semuanya padang pasir. Ya Allah, subhanallah, kilat bersambar silih berganti. Kami hanya bisa meneruskan dan berdoa sepanjang perjalanan. Allahuma soyyiban naafi'an.
hujan di kota Doha
air yang terciprat dari land cruiser yang lewat di depan kami
berlarian dan segera mencari tempat berteduh
Karena saking jarangnya turun hujan, tata ruang dan tata kota negara ini kurang begitu memperhatikan drainase saluran air. Jadi, apabila hujan turun, banjir di mana-mana. Tapi hanya di jalan-jalan, ga sampe ke rumah-rumah. Di Pinggir jalan, tidak akan kita temui selokan. Jadi jalanan yang banjir akan membuat cipratan air yang cukup keras ketika dilewati oleh kendaraan dengan kecepatan tinggi. Pun kadang ada hal yang unik, anak-anak maupun para orang tua sengaja berhujan-hujanan menikmati guyuran air hujan. Yang sedang berada di dalam mobil, tak jarang membuka kaca mobilnya dan menengadahkan tangan keluar agar terkena tetesan air hujan, lalu melapkan ke muka dan badan.
Hujan kedua baru saja turun kemarin tanggal 14 April. Pagi-pagi ima nganterin Silmi, masih mendung, hanya gerimis rintik-rintik. Siang menjemput silmi juga masih mendung, baru malam dan keesokan paginya hujan turun agak deras. Alhamdulillah hujan benar-benar terasa berkah bagi yang tinggal di negeri padang pasir. Udara yang segar sesudah hujan turun mengingatkan kami pada kampung halaman. Hmmm tak lupa Allahuma soyyiban naafi'an....amien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar