Keluargaku Bahagia......

Daisypath Anniversary Years Ticker

Selasa, 02 November 2010

Detik-Detik Mendebarkan Menuju Baitullah

Allah maha Segalanya, segala puji bagi Allah seru sekalian alam....
sengaja saya tuliskan ini sekarang agar tak terlupa peristiwa penting dan mendebarkan ini, walopun mungkin sampai saat menulis sekarang ini segala sesuatu nya masih belum pasti. Semoga Allah menyampaikan pada saatnya nanti dan memberi kelancaran, kekuatan dalam menjalankannya sehingga menjadi haji yang mabrur dan mabrurah.

Berawal dari pengumuman pendaftaran haji saat Ramadhan yang lalu, kami memang sudah berniat untuk melaksanakan ibadah haji tahun ini karena tahun kemarin saya lahiran Hasan, anak kedua saya. Pendaftaran haji di sini tidaklah seperti di Indonesia yang jelas no urutannya, bahkan bisa mengantri sampe 3 tahun, at least sudah ada no urut keberangkatan. Kalo di sini, semua dilakukan Online, penentuan siapa saja yang berangkat tidak terlalu jelas, pun setiap tahun pendaftaran akan diulang terus. Jadi semacam kocokan arisan, bener-bener ga ada kepastian. Sempet ada gosip yang bisa haji adalah resident yang sudah tinggal di Qatar selama minimal 3 tahun. Tapi tahun kemarin gosip tersebut terpatahkan dengan banyaknya jamaah haji yang bisa berangkat kendati baru tinggal kurang dari 3 tahun.

Detik-detik mendebarkan setelah mendaftar adalah menunggu pengumuman. Pengumuman bisa dilihat di we komite haji dengan memasukkan no identitas. Biasanya juga diikuti dengan pemberitahuan via sms kepada yang bersangkutan. Ditunggu-tunggu belum datang juga, biasanya sesudah idul fitri diumumkan....tapi tak kunjung ada sms. Beberapa teman sudah ada yang mendapat sms saat itu. Kami masih terus bersabar sambil terus berdoa.

Sejujurnya, saya pun masih ragu karena Hasan masih mimi ASI. Tapi beberapa solusi coba saya terapkan sebagai ikhtiar persiapan ibadah haji ini. Bagaimanapun ikhtiar tetap harus dimaksimalkan. Orang tua sudah menyanggupi untuk datang ke Qatar menjaga anak-anak selama kami pergi. Saya berusaha memompa ASI untuk mimi Hasan, jadi kendati ditinggal dia masih bisa mengkonsumsi ASI. Freezer kulkas yang kecil rasanya tidak cukup untuk menampung, lagipula jika digabung dengan bahan makanan lain akan tidak tahan lama. Kami pun membeli freezer tambahan lagi yang hanya freezer saja. Sedikit demi sedikit, setetes demi setetes coba saya kumpulkan. Alangkah susahnya memompa ASI saat di waktu yang sama Hasan juga masih terus mimi. Berbeda jika Hasan memang lama tidak mim, tentu hasilnya akan banyak. tapi tak mengapa....terus dicoba, kadang hanya 50 ml, tapi kadang juga bisa sampai 150 ml. Karena perkiraan jika pake pesawat Hasan akan ditinggal 8 hari, makanhasil hitung-hitungan kebutuhan ASInya masih belum cukup, tapi saya terus semangat.

Semangat agak mengendur ketika sampai dengan kami kembali ke Qatar lagi sesudah vacation lebaran belum juga ada pengumuman/sms. Saya juga sudah pasrah, ikhlas seandainya tidak jadi berangkat. Mungkin ini yang terbaik buat anak-anak. Dan ternyata dari pihak hamlah tidak tersedia paket mekkah saja tapi adanya paket mekkah-madinah yang jumlah total harinya 16 hari....wah bisa lama ninggalin hasannya.

Tanggal 15 oktober adalah watu terakhir suami untuk bisa aply cuti haji karena pada tanggal ini lah jadwal bulan depan(november akan dibuat). Suami berusaha tetap apply cuti kendati belum ada keputusan. Bosnya bilang jika belum ada kepastian y belum bisa. Waduh padahal tidak ada yang bisa memastikan. Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya memang ada yang mepet banget. Suami bilang, ya sudah kepastian berikutnya tanggal 28 oktober.

Tanggal 28 Oktober adalah weekday terakhir sebelum weekend (di sini weekend jumat-sabtu). Kata temen-temen tanggal ini adalah tanggal penentuan terakhir karena jadwal keberangkatan adalah tanggal 6, jika pengumuman minggu depannya lagi sudah mepet sekali dengan waktu keberangkatan rasanya tidak mungkin. Akhirnya suami meminta perpanjangan waktu sampai tanggal 1 karena berharap tanggal 1 adalah awal weekday sekaligus awal bulan. Barangkali ada keputusan dari pihak komite haji.

Tanggal 31 oktober suami memutuskan mengcancel cuti sekaligus mengcancel haji. setelah beberapa kali ditelpon pihak pembuat jadwal dan telpon ke hamlah tidak ada kejelasan akhirnya suami memutuskan demikian. Saat itu rasanya kami sudah ikhlas, semua kami pasrahkan pada Allah. Jika tidak jadi berangkat semoga kami pun tidak berdosa, dan semoga Allah menghitung niatan dan ikhtiar kami.

Tanggal 1 november siang ada sms dari pihak hamlah kalau apply haji kami approve. Hah???? gimana donk? sementara cuti sudah terlanjur dicancel, orangtua juga sudah terlanjur dicancel untuk datang. Karena sms ini baru dari hamlah kami pun belumbegitu yakin. Beberapa menit kemudian sms dari komite haji datang. Ya Allah.....saat itu kami bingung harus bagaimana. Kemudian kami berusaha meyakinkan diri, bahwa ini berarti panggilan Allah, harus tetap berusaha diperjuangkan sampai benar-benar tidak memungkinkan. Akhirnya suami menelpon pihak perusahaan dan mencoba mengambil kembali cuti hajinya. Setelah telpon sana-sini, akhirnya Allah memberi pertolongan, ada teman Qatari suami yang mau menngcancel cutinya karena memang dia belum butuh-butuh banget untuk cuti saat ini, bisa diundur. Ya Allah subhanallah Allahu Akbar. Kami pun semakin semangat mempersiapkan segala sesuatunya.

Kami langsung menelpon orangtua di depok apakah masih ada kemungkinan bisa ke sini. Teman-teman yang baik banyak yang menawari anak-anak dititip saja ke mereka. Tapi saya tetep akan mengusahakb orangtua kami datang. Bagaimanapun juga, Hasan akan mimi ASI peras, saya ga tega dan ragu apakah teman-teman akan telaten dengan hal tersebut.....mungkin akan kerepotan. Kalau ibu saya sudah terbiasa dengan ponakan saya yang mengkonsumsi ASI peras di depok karena kakak saya bekerja, dan kadang tugas keluar kota. Alhamdulillah awalnya kami merasa kahwatir karena tidak ada temen barengan yang bisa dititipi buat naik pesawat, ternyata orang tua saya menyatakan berani, dan sangat mensupport kami. Akhirnya malam itu juga saya pesan tiket. Hari itu juga suami ke hamlah untuk mendapatkan informasi detail keberangkatan. Kami bagi-bagi tugas mempersiapkan segala sesuatunya.

Tanggal 2 november kami siap-siap lagi, menyiapkan segala dokumen yang dibutuhkan. Dan Alhamdulillahnya pihak hamlah malah menawarkan paket mekkah saja yang hanya 8 hari dengan keberangkatan diundur sampai dengan tanggal 12 november. Subhanallah, Allahu akbar walhamdulillah....Ya Allah Engkau beri solusi kejaiban atas semuanya. Itu berarti kami masih punya cukup waktu untuk bersiap, dan kami tidak akan terlalu lama meninggalkan Hasan.

Ya Allah.....Jika Engkau berkehendak kami memenuhi panggilan Mu....mudahkanlah, lancarkanlah segala urusan kami sampai dengan waktu keberangkatan serta proses pelaksanaan ibadah haji kami.. Semoga ibadah kami bisa kami persiapkan dan lakukan dengan sebaik-baiknya sehingga menjadi haji yang mabrur.....amien Ya Rabbal Alamin.


1 komentar:

budhe mengatakan...

Amiiin...Alhamdulillah wa syukurillah... turut bahagia dg dimudah lancarkannya menjadi manusia pilihan Allah untuk menunaikan dan menyempurnakan rukun islam ini ,, smoga menjadi haji / hajjar mabrur...amiiin...