Keluargaku Bahagia......

Daisypath Anniversary Years Ticker

Jumat, 19 Desember 2008

Jalan-jalan ke Linggo Asri

Nah liburan idul Adha kemaren (udah lama ya?), Silmi diajak jalan-jalan ma mbah ke Linggo Asri. Ini adalah salah satu tempat tujuan wisata di Pekalongan. Ya...sekalian nostalgia ma kebun karet hasil taneman mbah Sinder jaman dulu waktu masih tugas di Pekalongan. Silmi seneng banget maen di area bermain anak sama mbah. Di tempat ini emang hawanya lebih dingin daripada di rumah mbah Guru. Di sekitar kami, ada banyak orang pacaran yang lalu lalang. Ya...tempat ini emang jadi favorit orang-orang yang pada pacaran....astaghfirullah. Karena mungkin tempatnya dingin, sepi, jauh dari keramaian...ga tau juga ima kenapa banyak orang pada ke tempat ini buat pacaran....secara ga pernah pacaran sih(sebelum nikah maksudnya).

Beberapa hari sebelumnya, ima pergi bersama teman sekolah ima dulu untuk ngisi taklim ibu2 di daerah sini juga. Temen ima ini selalu bareng sama ima dari SMP ampe kuliah di Bogor. Dari dulu dia ga bisa bawa motor so...kemana2 ima boncengin. Nah semenjak dia lulus kuliah n kerja di Pekalongan, mau ga mau dia harus bisa bawa motor. Untuk perjalanan menuju Kampung Bojonglarang Desa Linggo kali ini, dia menawarkan untuk sekali-sekali mbooncengin ima...for the first time. Awalnya ima ragu...but tsiqoh aja lah...insya Allah dia kan udah mahir naik motornya. Dalam perjalanan.....karena kami berdua belum pernah ke kampung tersebut...agak nyasar2 sedikit....n ...di jalan bugh...auw! kami jatuh berdua dari motor. Ga kenapa2 sih, kami beristghfar trus jadi ketawa bareng2. Pengalaman pertama dia boncengin ima tidak berhasil dengan mulus...hehe....Alhasil pulangnya ima yang gantian bawa motor.

Sesampainya di kampung bojonglarang....anak2 dan ibu2 sudah menunggu. Ya...ibu2 di sini memang pantang menyerah buat nyari ilmu n belajar baca al qur'an. Ima salut ma mereka. Sekarang sudah banyak yang lancar baca Al Qur'annya. Ima jadi inget beberapa tahun silam. Waktu ima masih SMP, dulu sering diajak bapak ngisi pengajian ke desa Linggo ini. Dulu, jalanan tak bisa dilewatin motor, cuma bisa jalan kaki. Ya...desa ini memang banyak terdapat muallaf, ada sebuah pura nasional besar bercokol di sini. Ditambah tempat yang sulit dijangkau...membuat sentuhan dakwah agak susah menuju ke sana. Tapi sekarang....semua sudah mudah, jalan sudah beraspal meski tentu masih naik turun. So.....ayo teman2 tetep semangat ya!!!!

Sabtu, 06 Desember 2008

Siapa Yang Lebih Aku Taati?

Beberapa hari ini ima dihujani SMS dan email dari murid2ku di Tuban. Mereka mencoba mengungkapkan betapa kangennya mereka padaku. Ketahuilah bahwa sebenarnya ima pun kangen pada kalian semua. Kalian adalah madrasah tarbiyah buat ima dan anak2 yang sholih. Kalian tlah memberikan banyak pelajaran berharga bagi diri ini. Tak terasa sms terus berlanjut diakhiri dengan sms dari maya " Seberapa besar kangen ustadzah sama kita? kalo kangen ustadzah besar, kok ga ke Tuban aja, kita kan pengen ketemu sama ustadzah...kita kangen banget sama ustadzah dan Silmi". Ya Allah...aku tak sanggup membalasnya. Ketahuilah bahwa ustadzah pun begitu kangen sama kalian semua, tapi mungkin ustadzah hanya bisa menyampaikan kekangenan ustadzah dengan doa yang tiada henti agar kalian selalu menjadi anak yang kuat, cerdas, sholih dan mandiri (visi SDIT Al Uswah-red)

Akupun teringat kisah beberapa saat lalu. Seorang anak yang beberapa kali ima cek mutabaah sholat shubuhnya masih bolong. Ima tanya ke anak tersebut, mana yang lebih kamu taati? perintah Allah atau perintah Ustadzah? Anak itu menjawab " Ya perintah Allah lah Ustadzah!". lalu bagaimana jika perintah itu sama, apakah kamu akan lebih menjalankan perintah itu atau tidak? " Ya iya lah ustadzah...kan yang merintah 2, jadi lebih giat donk. Trus bagaimana jika perintah itu juga datang dari orangtuamu, lebih lagi donk berarti? " Of course ustadzah!", maklum guru bahasa inggris, jadi anak2 suka jawab pake bahasa inggris, meski sekenanya. Walhasil....besoknya dia mulai rajin lagi sholat shubuh. Lalu ima beri penghargaan dan pernyataan " wah...sudah rajin lagi nih sholat shubuhnya?" lalu anak itu menjawab " Ya iya donk, kan aku jadi taat pada perintah 3 sekaligus! padahal yang dikerjain cuma 1"...hehehe....kok bisa ya jalan pikiran anak2 kayak gitu.

Trus ada sebuah cerita lagi dari ortu wali murid. Kata dia, karena ada sesuatu acara, putrinya ia suruh membuka jilbab karena mau didandanin adat jawa gitu. Secara, anaknya emang cantik. Sang anak berkata, "mana yang lebih harus aku taati bu? perintah ibu atau perintah Allah?" sambil ngotot ga mau didandanin n membuka jilbabnya. Sang ibu kemudian terdiam n tak sanggup lagi memaksanya. Akhirnya....Sang ibu yang selama ini belum memakai jilbab pun jadi ikut berpikir" mana ya yang harus aku taati? perintah Allah atau egoku untuk belum memakai jilbab?.

Wahai ukhti, Ummi yang beriman, lihatlah anak yang berada di hadapanmu. Minumilah ia dengan air ketaqwaan dan keshalihan!

Perbaikilah lingkungan, serta jauhkanlah mereka dari berbagai bakteri dan serangga-seranga yang membahayakannya. hari-hari menunggu di hadapanmu. Karena itu perhatikanlah dan interospeksilah apa yang telah kamu lakukan terhadap amanah Allah yang dititipkan oleh Rabb semesta alam kepadamu. Sungguh tauladan yang baik dari seorang ibu adalah pelajaran paling mudah buat anak2 kita.

Wallahu a'lam bi showab

Rabu, 03 Desember 2008

Gadis Berjilbab Putih

Wah....berhubung ayahnya Silmi udah posting, ima jadi berani postingin nih....jadi malu. But it's make me happy n terharu di miladku kemarin. Sekedar sharing bahagia pada semua n membuat sebuah kenangan di blog ima ini.

“Siapakah gadis berjilbab putih itu?”
Pertanyaan itu menggelayuti perasaanku setiap aku melewati depan kelasnya. Seorang gadis yang membuat hati ini terbang terombang-ambing angin sepoi-sepoi bagaikan layang-layang. Setiap aku menatap wajahnya, ia menampakkan paras cantik dan santun lembut seorang muslimah. Tak diragukan karena dia selalu membasuh wajahnya dengan air wudlu setidaknya lima kali dalam sehari.
Dia berbeda dengan kebanyakan gadis sebayanya. Saat gadis lain berlomba-lomba mempersolek tubuh mereka, dia justru menutupi tubuhnya pakaian yang longgar. Ketika gadis lain menggeraikan rambut indah mereka laksana menggelar sebuah selendang sutra, dia malah menyembunyikan mahkotanya dengan selembar kain, yang panjangnya hingga menyentuh pinggangnya. Dan itulah jilbab putih itu.

Aku rasa bukan aku saja yang bertanya-tanya tentang dia. Banyak teman-temanku yang penasaran akan dirinya. Dialah siswa terpandai di kelasnya. Dia datang tanpa dinyana-nyana, from down to beyond, seperti hujan yang seketika turun dari langit, tanpa ada awan gelap yang mengantarnya.
Dan, aku hanya bisa memalingkan muka saat mata ini dipaksa harus menatap rona wajah ayunya. Aku takut apabila perasaan ini membuncah dalam jiwa, sedang aku hanyalah anak berumur 12 tahun yang baru mulai berani menantang hidup.

Beberapa tahun kemudian, aku mulai mengenalnya. Gadis berjilbab putih itu kini menjadi sahabatku. “Your sweetest friend”, dia menyebut dirinya sendiri untukku. Hmmm, kamu benar. Aku memang tidak pernah mempunyai sahabat semanis kamu. Terkadang aku bertanya pada diriku sendiri, “Apakah kau berikan sebutan itu pada diriku sendiri, atau juga untuk orang lain?”. Aku berharap sebutan itu hanya untukku seorang, sahabat termanisku.
Semakin aku mengenalnya, semakin besar pula rasa simpati dalam hati ini. Tutur katanya, tingkah lakunya, kecerdasannya, canda tawanya, dan yang paling tak bisa kuungkapkan adalah senyum manisnya. Sebuah keindahan pelangi terbalik yang dibentuk oleh sepasang bibir tanpa lipstik yang mengapit sebuah lisan yang cinta dengan bacaan Al Quran dan dzikir. Hanya satu yang tidak bisa aku dapatkan, adalah tatapan bening matanya. Saat aku tergoda untuk menatapnya, dia selalu menundukkan pandangannya.

Astaghfirullah, tak seharusnya memang aku mengaguminya seperti ini. Apalah artinya seorang aku ini. Aku hanyalah seorang anak muda yang baru mengenal dunia. Aku tidak sebanding dengan dirinya, atas ke-sholehah-annya, atas kecerdasannya, atas kebaikannya. Tolong, bangunkan aku dari mimpi indah ini!
Apakah ini yang disebut cinta? Ketika kedamaian mengalir dalam hatiku ketika aku menatap wajahnya. Ketika aku merindukannya saat aku membutuhkan seseorang untuk memberikan semangat. Ketika dia selalu hadir, dengan segala hikmah yang ada dibalik setiap peristiwa yang aku alami. Wahai, gadis berjilbab putih, sadarkah engkau bahwa selama ini kau telah menyemaikan benih-benih cinta di hati ini?
Beberapa tahun kemudian, akupun harus berpisah dengan gadis berjilbab putih itu, sang dambaan hatiku. Aku mengembara mencari jalan kehidupanku sendiri, begitupun ia. Meskipun terpisah jarak, namun aku tak begitu saja memutus tali silaturahim padanya. Surat demi surat terkirim untuknya, melintasi jarak ratusan kilometer, hanya untuk menanyakan kabar dirinya. Ketika kuterima surat balasan darinya, tergetar hati ini saat kubuka amplop suratnya. Sebuah selembar kertas putih bertuliskan curahan hatinya, dan tak lupa dia menuliskan seuntai kalimat penutup yang selalu aku rindukan di tiap suratnya,“your sweetest friend”.
Ketika hati ini gundah, dia selalu hadir kata-kata indahnya. Walaupun raganya tak berada disampingku, aku selalu merasa dekat dengannya. Dalam hati ini ingin sekali aku bertanya, “Oh, gadis berjilbab putih, maukah kau selalu mendampingiku di sepanjang hidupku?”. Kuharap suatu saat nanti lisan ini mampu mengutarakan pertanyaan itu kepada dirinya.

Waktu demi waktu berlalu, tanpa terasa usiaku bertambah. Dengan kata lain, bahwa sisa hidupku menjadi berkurang. Aku yang kini menginjak dewasa, mulai merasakan pahit getirnya kehidupan. Aku merasa membutuhkan pendamping hidup. Seseorang yang mampu memberikan rasa tentram di hatiku. Seseorang yang dapat mencurahkan kasih sayangnya hanya kepadaku. Seseorang yang bisa menggenapkan separuh agamaku.

Istikharah demi istikharah aku jalani untuk mendapatkan ketetapan yang terbaik dari Allah. Dan subhanallah, Allah menunjukkan kebesarannya. Allah mempertemukanku pada gadis berjilbab putih, sang dambaan hatiku. Tanpa ragu aku mengutarakan niatku untuk mengkhitbahnya, membuka jalan ke arah pintu gerbang kehidupan yang baru dalam ikatan pernikahan yang suci. Dan dia bersedia menjadi istriku.

Empat belas Januari dua ribu tujuh, ijab kabul pun terucap. Sebuah janji suci untuk selalu hidup bersama, saling mencintai dengan tulus, saling mendampingi dalam suka dan duka, mengikat dua hati menjadi satu dalam naungan Allah SWT. Gadis berjilbab putih itu kini telah menjadi istriku, dan kelak akan menjadi ibu dari anak-anakku.

Bersamanya aku lalui hari demi hari dengan indahnya. Bersamanya aku membangun keluarga yang sakinah, mawaddah dan rohmah. Bersamanya aku mendidik buah hati tercinta agar kelak menjadi anak yang sholehah, penerus perjuangan kita. Bersamanya aku gapai ridlo Allah agar tetap dapat bergandengan tangan dan menapaki jejak-jejak langkah beriringan di surga-Nya.
Terimakasih, wahai Gadis berjilbab putihku. Terimakasih, wahai sahabat termanisku. Terimakasih, wahai Ima Nurhikmah. Jazakillahu khoiron katsiron, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan yang melimpah.

Ad Dawhah, 15 November 2008
Sehari sebelum usiamu genap 24 tahun

Senin, 01 Desember 2008

Renungan,refleksi miladku dll (walo sedikit telat...)

Ya,sebulan di rumah dengan beberapa aktivitas yang agak laen dari biasanya,bertemu dgn tmn2 lama,menghabiskn waktu bersama silmi dan kluarga,membuat ima mrenung sejenak.Di usiaku yg sdh genap 24 th november kmrn,apa yg sdh kulakukan?Kadang diri ini mrasa tak brarti,tak brharga.Ketika ku brtemu kmbali dg tmn2 d pklgn,"ima msh sprti dl aja,cntik cria dan smgt bgt!",ups gt ya?Teman2,saudra/iku,d bgr,tbn,pklgn dan d bumi Allah manapun,trm ksh ats doa dan ukhuwah slma ini.Smua itu bgitu brarti,bgitu brharga dan membuat ima prcya diri kembali saat diri ini kadang merasa tak brharga dan putus asa.Pdhl siapakh diri ini?Seorang hamba Allah yg kdg khilaf. Allah,Engkau pasti tahu betapa hamba tertatih menyusuri jalan surgaMu,betapa banyak peluang kebaikan yang kuabaikan,betapa banyak kesempatan dan waktu yang kusiakn,betapa banyak teman,saudara yang kulupakan bahkan terdzolimi olehku.Maafkan hamba ya Allah,sebab meski berlalu usia ini dalam bilangan yang bertambah,masih sedikit syukurku padaMU.teriring slm dan trm ksh buat kluarga,ayah,silmi,temanc dan shbt,btapa brartinya kalian buat ima,trm kasih!Teriring rabithohku...Buat smua...