Keluargaku Bahagia......

Daisypath Anniversary Years Ticker

Selasa, 19 Februari 2008

Mengajak Keluarga Menomorsatukan Aqidah

Banyak orang beranggapan bahwa penanaman aqidah pada anak-anak, khususnya balita tidak begitu penting karena mereka belum mengerti apa-apa. Padahal justru pada usia sebelum baligh itulah paling strategis membentuk tauhid mereka. Beberapa langkah mudah untuk menanamkan aqidah pada anak diantaranya :
1. Mengajarkan kalimat tauhid
Ibnu Abbas RA menceritakan bahwa RAsulullah SAW bersabda :
Jadikanlah kata-kata pertama kali yang diucapkan seorang anak adalah kalimat “laa ilaha illallah” dan dibacakan kepadanya ketika menjelang maut kalimat “laa ilaha illallah”
2. Mengenalkan kehebatan Allah dan Menanamkan cinta kepadaNya
Dilakukan dengan membiasakan anak mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah seperti hamdalah, basmalah, tasbih, takbir sesuai aktivitas mereka. Juga dengan mengenalkan ciptaan Allah di sekitar kita, seperti alam, tumbuhan, binatang dll dan betapa besarnya ciptaan Allah itu. Jangan sampai Allah sebagai zat yang Maha Besar tergantikan oleh para pahlawan kebaikan yang lebih dikenal anak-anak seperti spiderman, superman, power rangers dll.
3. Mengenalkan dan menanamkan cinta kepada Rasulullah
Didiklah anak-anakmu pada tiga perkara : mencintai Nabi kamu, mencintai ahli baitnya dan membaca Al Qur’an ( HR Thabrani)
Dapat dilakukan dengan menceritakan kisah –kisah hidup Nabi SAW.
4. Mengenalkan dan mengajarkan Al Qur’an
Ini berarti membawa anak untuk lebih dekat dengan pedoman hidup sehingga benar-benar menjadikannya pedoman hidup. Memori anak perlu diisi dengan nilai-nilai Al Qur’an. Kenalkan dengan memanfaatkan ketertarikan mereka pada buku dan huruf hijaiyah
5. Menghafal Al Qur’an
Menghafal Al Qur’an bisa dimulai sejak anak lancar berbicara. Mulailah denga surat-surat pendek atau potongan lafadz seperti fastabiqul khoirot, birulwalidayn dsb. Masa anak-anak adalah masa meniru dan mereka memiliki daya ingat yang luar biasa dan merupakan masa emas (golden age) yang sayang sekali jika sampai terlewat.
6. Mengamalkan Al Qur’an
Sampaikan kepada anak tentang kewajiban mengamalkan dan memperjuangkan Al Qur’an dan pahala yang akan diraihnya. Insya Allah hal ini akan memotivasi anak.
7. Menanamkn nilai perjuangan dan Pengrorbanan di jalan Allah
Bisa dilakukan dengan menceritakan kisah anak-anak para sahabat yang sangat antusias mempelajari Islam. Bahkan tidak sedikit yang berani berkorban untuk menegakkan dan mengharumkan kalimat Allah.
Tantangan dan solusi :
Faktor penghambat proses pendidikan anak :
Kurangnya teladan dan bimbingan orang tua, sehingga sudah seharusnya para orangtua mau berusaha sungguh-sungguh memaksa dirinya terlebih dahulu dengan tarbiyah yang intensif .
Dikotomi/pemisahan dan ketimpanangan antara pendidikan agama dan umum di sekolah, sehingga perlu dicari sekolah yang bisa mensinergiskan keduanya.
Lingkungan dan teman yang jauh dari nilai-nilai Islam.
Pengaruh TV yang daya rusaknya semakin dahsyat sehingga perlu mengurangi atau bahkan kalau perlu menyingkirkannya dari rumah
Hubungan keluarga yang kurang harmonis dan komunikasi yang buruk, sehingga harus punya program yang serius untuk memperbaikinya dengan cara belajar dan melatih kemampuan berkomunikasi yang efektif.
Koomitmen menerapkan cita-cita ini , sehingga perlu sering-sering mengevaluasi diri dan tidak lelah berdoa.
Beberapa contoh penyampaian nilai-nilai keIslaman pada anak :
Allah Itu Ada
Media : Gula, air, gelas, pengaduk
- ceritakan pada anak, jika gula dilarutkan dalam gelas apa yang terjadi?ajak berdiskusi, ternyata gula tidak terlihat lagi. Apakah anak mempercayai apabila di dalam air tersebut ada gula? Jika percaya, dapat dikaitkan dengan keberadaan Allah dan kita tetap mempercayai adanya Allah walaupun kita tidak melihatNya.
Allah Maha Esa
Media : Kendaraan untuk bepergian (motor/mobil), kertas A4, pensil, balpoint
- Kita ajak anak menaiki kendaraan. Dalam perjalanan orangtua dapat sambil memasukkan materi Allah Maha Esa. Anak diajak mengamati sopir kendaraan yang sedang digunakan dan menanyakan padanya kemungkinan kendaraan ini dikemudikan oleh 2 orang atau lebih.
- Setelah mendengar jawaban dari anak, oarng tua dapat menambahkan contoh-contoh lain seperti kereta dsb, Jika sebuah kendaraan dikemudikan oleh 2 oarng/lebih maka yang timbul adalah sebuah kekacauan karena berebut kemudi. Akhirnya kendaraan akan berjalan tak tentu arah bahkan kecelakaan. Sama dengan dunia ini dan seisinya. Anak tuliskan hasil jawaban dia terhadap diskusi tadi di kertas , bingkai dan pajang bersama foto perjalanan anda.

Tidak ada komentar: