Keluargaku Bahagia......

Daisypath Anniversary Years Ticker

Selasa, 19 Februari 2008

Opini ku about kader

“Semua ini adalah manifestasi dari nilai-nilai maknawiyah kita yang baik….” Kalimat demi kalimat mengalir dari seorang ustadz pada taklim di suatu desa, di sebuah kecamatan yang letaknya kurang lebih 60 km dari ibukota kabupaten. Para masyarakat yang hadir pada majlis taklim terlihat mengangguk-angguk seolah mengerti dan begitu takjub dengan kata-kata sang ustadz, begitu intelek kesannya Tapi apakah sebenarnya semua dari mereka mengerti dan apa yang sang ustadz sampaikan berhasil?wallahu a’lam, jika kosa kata yang digunakan pun belum mereka pahami, bagaimana masyarakat bisa mengerti.
Itu merupakan ilustrasi dari sebuah realita dakwah yang kerapkali kita hadapi. Tak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar kader partai keadilan sejahtera merupakan kaum intelektual yang punya segudang istilah-istilah aneh jika didengar oleh masyarakat desa. Sebagian lagi merupakan eks aktivis kampus di kota-kota besar yang memang sudah terbiasa berbicara model mahasiswa perkotaan. Tak bisa dipungkiri apabila sebagian besar masyarakat kita tinggal di daerah-daerah yang cukup jauh dari tempat tinggal kita. Kondisi masyarakat kita sangat jauh dari kondisi yang mungkin biasa kita hadapi di kampus maupun di kota. Tapi mereka pun objek dakwah potensial yang memerlukan sentuhan tangan-tangan kader dakwah. Sudah saatnya kita menjangkau mereka.
Sudah saatnya kita menyadari bahwa bukan objek dakwah saja yang kita tuntut untuk selalu bisa menerima apa yang kita sampaikan, akan tetapi juga kita sendiri dituntut untuk bisa menyampaikan dengan bahasa yang mampu dipahami oleh objek dakwah kita. Ini merupakan bagian dari pengenalan kita terhadap medan dakwah. Dengan kita belajar menyampaikan menggunakan bahasa yang mudah dipahami masyarakat, proses dakwah kita akan lebih cepat satu tahap dibandingkan jika kita masih menggunakan bahasa-bahasa tingkat tinggi. Salah satu cara yang efektif dalam melatih bahasa dan kedekatan kita dengan objek dakwah adalah dengan sering bertemu/bersilaturahim. Kita bisa juga belajar mulai dari masyarakat di sekitar tempat tinggal kita terlebih dahulu. Semakin sering kita berinteraksi, semakin fasih kita dengan bahasa-bahasa yang digunakan ketika berkomunikasi
Di tengah mihwar siyasi yang sedang kita jalani dan pemilu yang sebentar lagi akan kita hadapi, gerak cepat kader dalam menjangkau masyarakat sangat diperlukan. Masyarakat kita sedang butuh kader-kader dakwah yang kreatif, mampu menyesuaikan dengan objek dakwah yang ada di masyarakat.. Kadangkala terlintas dalam pikiran, aktivitas dakwah yang kita lakukan selama ini terkesan hit and run, ada sebentar, kemudian hilang entah kemana tidak ada kelanjutannya. Kita juga perlu memperhatikan kekontinuan/istimroriyah kita dalam berdakwah. Pelan, terus menerus tapi pasti dan berkualitas. Yang seperti itulah yang hasilnya nanti akan lebih kekal dan tak mudah pupus oleh benturan.
Dua alasan di atas semoga menjadi sebuah motivasi bagi kita untuk semakin membumi, memasyarakat. Masyarakat tidak butuh kader yang hanya ada di atas awan jauh dari jangkauan, tapi butuh kader yang mengerti akan kebutuhan dan keinginan masyarakat dan berada dekat di hati mereka kendati tempat tinggal kita berjauhan. Mari mulailah dengan samping kanan-kiri rumah kita, sudahkah kita dakwahi mereka? kemudian mulailah untuk memikirkan saudara-saudara kita yang jauh di kecamatan-kecamatan pelosok kabupaten, sempatkanlah sebagian waktu kita untuk mereka karena merekapun sangat butuh uluran tangan para kader dakwah, dan jangan lupa untukselalu kontinu, tidak bersemangat di awal-awal saja.

Tidak ada komentar: