Keluargaku Bahagia......

Daisypath Anniversary Years Ticker

Rabu, 20 Februari 2008

My Tomodachi


My Tomodachi
Tomodachi…ga tau kenapa dulu tercetus nama ini oleh Runie, mungkin karena artinya pertemanan (kata dia). Sudah sejak tahun pertama kita di IPB (2002) kita bertemu, tak terasa sudah hampir 6 tahun berjalan. Walopun kita beda fakultas, beda jurusan, beda asal...ga tau kenapa kita bisa bertemen dan jalinan itu begitu mendalam sampai sekarang. Yang jelas insya Allah karena kesamaan jindrong(jilbab gondrong-red), angkatan, fikroh kita, azzam untuk selalu bersama, saling menasehati, mungkin itu yang membuat kita istiqomah menjalin persahabatan ini. Susah, senang, sedih, sakit, lagi kaya, trus miskin,...kita lalui bareng-bareng. Padahal kita berbanyakan ya?walopun anggotanya suka tambah2 n selang seling trus udah gitu suka ada additional player..he..he...apaan lagi tuh.
Di tomodachi ada sekumpulan akhwat gaul, kreatif, tapi syar’i (insyaAllah). Ada Ulfah Alifia, alias ulhie , horti 39, dia dari Makassar campuran sunda, Sekarang ulhie masih ngajar di BP ya Li?Jam ngajarnya tambah banyak neeh kayaknya, hehe...tapi belum bisa ngalahin gajiku kali ya Li? (becanda ding).
Trus ada Heidy Retnoningtyas alias tyas-buntel...an kentut...hehe, ni dia anak Subang yang jadi temen sekamarku. Dia anak ITK, mahasiswa berprestasi Faperikan(cie...), sekarang mengisi kesibukan di KLH.
Next..Eti Susiana, PMT 39 dari Bengkulu. Dia sekarang jadi juragan empek-empek di bengkulu.
Adalagi Sinta Susanto Putri dari Depok, tapi biasa kita panggil Santo. Dia anak GMSK 39, sekarang lagi sibuk kuliah lagi di Taiwan...ni hao ma?
Ada pula Nuqtoh Mutingatun alias Nuqi, GMSK 39 juga . Dia dari Banjarnegara, sekarang dia lagi sibuk dengan K-Linknya. Dah dapat berapa Nuq?kalo dah kaya, kabar-kabarin ya!
Mes Ayu Aliza Fitri alias Liza dari Padang. Anak AGB’39 ini sekarang pulang lagi ke Padang, ngajar katanya di Sana.
Ada Bibi Aan, PMT 39. Si Bibi kita satu in kemarin habis dapat musibah...adik dan Ayahanda tercintanya dipanggil yang kuasa dalam waktu yang berdekatan...hiks2 sedih banget baca blog Santo yang cerita tentang Aan. But, Bibi kita yang satu ini sangat tegar...pastinya!doa dari kita semua An. Dia balik lagi ke Palembang habis lulus.
Ada Runie Sari Ariani alias Runie. AGB 39, orang Jakarta jebolan SMA 8 ini emang pinter lho. Khas dengan gayanya yang lemah lembut, bikin kita ga berani bentak sedikitpun walo kadang-kadang gregetan pengen marah.
Satu lagi Adjie Padma Dara Kusumaningtyas alias Jee-o, KPM 39. Orang Bekasi ini sekarang kerja di Jakarta, masih tinggal di Bekasi n wajahnya masih mirip tasya penyanyi cilik walopun umur dah lewat kepala 2.
Additional player kita ada dhilah n yani. Dhilah Bio 39, anak anggota DPR, orang Bogor n suka kita todong mobilnya buat jalan-jalan, rumahnya juga suka kita satroni buat nginep hehe...dan Yani, anak ciputat jebolan SMA 8 ini subhanallah sibuknya....bolak-balik jakarta sampe akhirnya doi nyerah tinggal di tempat neneknya di Bogor.
Yah tu die sekilas anak-anak Tomodachi, kalo di IPB kita terkenal dengan akhwat kreatif, beranian, perkasa, ga mau kalah. Semua kebisaan n potensi kita yang beda-beda kita salurkan lewat tim nasyid, teater, trainer, RPT (Rumah Puding Tomodachi), etc. Walopun kadang konsep kita aja yang main, prakteknya mah....atuh boro-boro, kadang buat ngumpul n latihan aja...susahnya...!. But anyway tim nasyid kita pernah jadi juara 2 di ekspresi muslimahnya DKM Al Huriyah loh! Trus habis itu, kita jadi suka diundang di acara-acara kemuslimahan di IPB.he..he...waktu lomba ima absen tapi, kalo pas tampil di undangan ima suka ada kadang-kadang.
Karena kejantanan kami pula(halah akhwat kok jantan) beberapa dari kita dipercaya menduduki jabatan penting di IPB (BEM KM IPB Maksudnya). Ima dulu jadi menteri, trus si Ulhie juga habis resuffle jadi menteri, ga tau juga apa karena dah ga ada orang lagi makanya kita pada jadi menteri. Tyas apalagi...jangan macam-macam lah, tar kamu ditonjok ma dia, dia kan suka sarkasme (halah...).
Rasanya tak cukup seberapa pun banyaknya kata-kata yang mampu menceritakan Tomodachi-ku. Begitu banyak kisah yang sudah kami lewati bersama, begitu mendalam, tak tergambar dan tak ternilai dengan harta benda apapun.
Yah, itulah kami, semoga pertemanan kami ini bisa berlangsung sampai kahir hayat kami. Walopun raga tak bersua, suara tak terdengar, semoga ikatan hati-hati kami senantiasa terpaut berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru (dakwah di jalan)-Mu dan berjanji setia membela syariat-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya, dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma’rifahMu dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Amin. (Doa Rabithoh)

Selasa, 19 Februari 2008

Mengajak Keluarga Menomorsatukan Aqidah

Banyak orang beranggapan bahwa penanaman aqidah pada anak-anak, khususnya balita tidak begitu penting karena mereka belum mengerti apa-apa. Padahal justru pada usia sebelum baligh itulah paling strategis membentuk tauhid mereka. Beberapa langkah mudah untuk menanamkan aqidah pada anak diantaranya :
1. Mengajarkan kalimat tauhid
Ibnu Abbas RA menceritakan bahwa RAsulullah SAW bersabda :
Jadikanlah kata-kata pertama kali yang diucapkan seorang anak adalah kalimat “laa ilaha illallah” dan dibacakan kepadanya ketika menjelang maut kalimat “laa ilaha illallah”
2. Mengenalkan kehebatan Allah dan Menanamkan cinta kepadaNya
Dilakukan dengan membiasakan anak mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah seperti hamdalah, basmalah, tasbih, takbir sesuai aktivitas mereka. Juga dengan mengenalkan ciptaan Allah di sekitar kita, seperti alam, tumbuhan, binatang dll dan betapa besarnya ciptaan Allah itu. Jangan sampai Allah sebagai zat yang Maha Besar tergantikan oleh para pahlawan kebaikan yang lebih dikenal anak-anak seperti spiderman, superman, power rangers dll.
3. Mengenalkan dan menanamkan cinta kepada Rasulullah
Didiklah anak-anakmu pada tiga perkara : mencintai Nabi kamu, mencintai ahli baitnya dan membaca Al Qur’an ( HR Thabrani)
Dapat dilakukan dengan menceritakan kisah –kisah hidup Nabi SAW.
4. Mengenalkan dan mengajarkan Al Qur’an
Ini berarti membawa anak untuk lebih dekat dengan pedoman hidup sehingga benar-benar menjadikannya pedoman hidup. Memori anak perlu diisi dengan nilai-nilai Al Qur’an. Kenalkan dengan memanfaatkan ketertarikan mereka pada buku dan huruf hijaiyah
5. Menghafal Al Qur’an
Menghafal Al Qur’an bisa dimulai sejak anak lancar berbicara. Mulailah denga surat-surat pendek atau potongan lafadz seperti fastabiqul khoirot, birulwalidayn dsb. Masa anak-anak adalah masa meniru dan mereka memiliki daya ingat yang luar biasa dan merupakan masa emas (golden age) yang sayang sekali jika sampai terlewat.
6. Mengamalkan Al Qur’an
Sampaikan kepada anak tentang kewajiban mengamalkan dan memperjuangkan Al Qur’an dan pahala yang akan diraihnya. Insya Allah hal ini akan memotivasi anak.
7. Menanamkn nilai perjuangan dan Pengrorbanan di jalan Allah
Bisa dilakukan dengan menceritakan kisah anak-anak para sahabat yang sangat antusias mempelajari Islam. Bahkan tidak sedikit yang berani berkorban untuk menegakkan dan mengharumkan kalimat Allah.
Tantangan dan solusi :
Faktor penghambat proses pendidikan anak :
Kurangnya teladan dan bimbingan orang tua, sehingga sudah seharusnya para orangtua mau berusaha sungguh-sungguh memaksa dirinya terlebih dahulu dengan tarbiyah yang intensif .
Dikotomi/pemisahan dan ketimpanangan antara pendidikan agama dan umum di sekolah, sehingga perlu dicari sekolah yang bisa mensinergiskan keduanya.
Lingkungan dan teman yang jauh dari nilai-nilai Islam.
Pengaruh TV yang daya rusaknya semakin dahsyat sehingga perlu mengurangi atau bahkan kalau perlu menyingkirkannya dari rumah
Hubungan keluarga yang kurang harmonis dan komunikasi yang buruk, sehingga harus punya program yang serius untuk memperbaikinya dengan cara belajar dan melatih kemampuan berkomunikasi yang efektif.
Koomitmen menerapkan cita-cita ini , sehingga perlu sering-sering mengevaluasi diri dan tidak lelah berdoa.
Beberapa contoh penyampaian nilai-nilai keIslaman pada anak :
Allah Itu Ada
Media : Gula, air, gelas, pengaduk
- ceritakan pada anak, jika gula dilarutkan dalam gelas apa yang terjadi?ajak berdiskusi, ternyata gula tidak terlihat lagi. Apakah anak mempercayai apabila di dalam air tersebut ada gula? Jika percaya, dapat dikaitkan dengan keberadaan Allah dan kita tetap mempercayai adanya Allah walaupun kita tidak melihatNya.
Allah Maha Esa
Media : Kendaraan untuk bepergian (motor/mobil), kertas A4, pensil, balpoint
- Kita ajak anak menaiki kendaraan. Dalam perjalanan orangtua dapat sambil memasukkan materi Allah Maha Esa. Anak diajak mengamati sopir kendaraan yang sedang digunakan dan menanyakan padanya kemungkinan kendaraan ini dikemudikan oleh 2 orang atau lebih.
- Setelah mendengar jawaban dari anak, oarng tua dapat menambahkan contoh-contoh lain seperti kereta dsb, Jika sebuah kendaraan dikemudikan oleh 2 oarng/lebih maka yang timbul adalah sebuah kekacauan karena berebut kemudi. Akhirnya kendaraan akan berjalan tak tentu arah bahkan kecelakaan. Sama dengan dunia ini dan seisinya. Anak tuliskan hasil jawaban dia terhadap diskusi tadi di kertas , bingkai dan pajang bersama foto perjalanan anda.

Opini ku about kader

“Semua ini adalah manifestasi dari nilai-nilai maknawiyah kita yang baik….” Kalimat demi kalimat mengalir dari seorang ustadz pada taklim di suatu desa, di sebuah kecamatan yang letaknya kurang lebih 60 km dari ibukota kabupaten. Para masyarakat yang hadir pada majlis taklim terlihat mengangguk-angguk seolah mengerti dan begitu takjub dengan kata-kata sang ustadz, begitu intelek kesannya Tapi apakah sebenarnya semua dari mereka mengerti dan apa yang sang ustadz sampaikan berhasil?wallahu a’lam, jika kosa kata yang digunakan pun belum mereka pahami, bagaimana masyarakat bisa mengerti.
Itu merupakan ilustrasi dari sebuah realita dakwah yang kerapkali kita hadapi. Tak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar kader partai keadilan sejahtera merupakan kaum intelektual yang punya segudang istilah-istilah aneh jika didengar oleh masyarakat desa. Sebagian lagi merupakan eks aktivis kampus di kota-kota besar yang memang sudah terbiasa berbicara model mahasiswa perkotaan. Tak bisa dipungkiri apabila sebagian besar masyarakat kita tinggal di daerah-daerah yang cukup jauh dari tempat tinggal kita. Kondisi masyarakat kita sangat jauh dari kondisi yang mungkin biasa kita hadapi di kampus maupun di kota. Tapi mereka pun objek dakwah potensial yang memerlukan sentuhan tangan-tangan kader dakwah. Sudah saatnya kita menjangkau mereka.
Sudah saatnya kita menyadari bahwa bukan objek dakwah saja yang kita tuntut untuk selalu bisa menerima apa yang kita sampaikan, akan tetapi juga kita sendiri dituntut untuk bisa menyampaikan dengan bahasa yang mampu dipahami oleh objek dakwah kita. Ini merupakan bagian dari pengenalan kita terhadap medan dakwah. Dengan kita belajar menyampaikan menggunakan bahasa yang mudah dipahami masyarakat, proses dakwah kita akan lebih cepat satu tahap dibandingkan jika kita masih menggunakan bahasa-bahasa tingkat tinggi. Salah satu cara yang efektif dalam melatih bahasa dan kedekatan kita dengan objek dakwah adalah dengan sering bertemu/bersilaturahim. Kita bisa juga belajar mulai dari masyarakat di sekitar tempat tinggal kita terlebih dahulu. Semakin sering kita berinteraksi, semakin fasih kita dengan bahasa-bahasa yang digunakan ketika berkomunikasi
Di tengah mihwar siyasi yang sedang kita jalani dan pemilu yang sebentar lagi akan kita hadapi, gerak cepat kader dalam menjangkau masyarakat sangat diperlukan. Masyarakat kita sedang butuh kader-kader dakwah yang kreatif, mampu menyesuaikan dengan objek dakwah yang ada di masyarakat.. Kadangkala terlintas dalam pikiran, aktivitas dakwah yang kita lakukan selama ini terkesan hit and run, ada sebentar, kemudian hilang entah kemana tidak ada kelanjutannya. Kita juga perlu memperhatikan kekontinuan/istimroriyah kita dalam berdakwah. Pelan, terus menerus tapi pasti dan berkualitas. Yang seperti itulah yang hasilnya nanti akan lebih kekal dan tak mudah pupus oleh benturan.
Dua alasan di atas semoga menjadi sebuah motivasi bagi kita untuk semakin membumi, memasyarakat. Masyarakat tidak butuh kader yang hanya ada di atas awan jauh dari jangkauan, tapi butuh kader yang mengerti akan kebutuhan dan keinginan masyarakat dan berada dekat di hati mereka kendati tempat tinggal kita berjauhan. Mari mulailah dengan samping kanan-kiri rumah kita, sudahkah kita dakwahi mereka? kemudian mulailah untuk memikirkan saudara-saudara kita yang jauh di kecamatan-kecamatan pelosok kabupaten, sempatkanlah sebagian waktu kita untuk mereka karena merekapun sangat butuh uluran tangan para kader dakwah, dan jangan lupa untukselalu kontinu, tidak bersemangat di awal-awal saja.

My City


Kesepian kota tuban, melayangkan ingatanku pada Depok, kota pinggiran Jakarta yang mempunyai karakter agak Jakarta tapi juga masih cukup nyaman kurasakan. Kota ketigaku setelah Pekalongan dan Bogor. Ya, aku dilahirkan dan dibesarkan di sebuah kota kecil yang sejuk nan damai, slogan kami kota santri, Kajen ibukota Kabupaten Pekalongan. Selepas SMA kuteruskan perjalananku menuntut ilmu di kota Bogor, di sana sudah tinggal lebih dulu 2 orang Kakakku. Yang satunya lagi sudah berumah tangga dan pindah ke Pandeglang Banten. Di Bogor aku kost selayaknya mahasiswa-mahasiswa yang lain, bolak balik dari Darmaga-Baranangsiang eh ke Darmaga lagi akhirnya. Pengalamanku mengajar les privat di kota Bogor pun membawaku berjalan-jalan ke seluruh pelosok kota Bogor. Aku memang senang berjalan-jalan, traveling hobiku. Up Grading BEM, AMT, Dauroh membawaku ke daerah puncak cs yang berhawa dingin dan begitu menakjubkan. Sampai kemudian aku tinggal di Depok bersama Kakakku. Walaupun aku masih ngekos di Bogor, tapi aku lebih sering pulang ke Depok. Lebih nyaman aja, disamping ada keponakanku yang lucu di rumah, udah gitu kakakku kan cowok, dia PNS, jadi peneliti, kerjanya berkeliling nusantara, jadilah kakak iparku sering ditinggal sendirian di rumah, eh tapi ada juga omku yang tinggal di Depok, dia PNS di Depsos.Setiap hari berangkat ke Bogor naik KRL, kadang naik Motor, ganti-ganti deh pokoknya. Tahun terakhir kuisi sebagian waktuku dengan bekerja. Cukup melelahkan memang, but anyway gajinya lumayan juga, buat tabungan ntar S2(rencananya)...eh keburu nikah en pindah ke kota sesepi tuban....Tapi walopun tanpa sanak saudara, ima masih punya banyak saudara seiman yang ukhuwahnya begitu kurasakan, saling bantu, saling kasih mengasihi. Kesepian kota tuban kuobati dengan tetep...jalan-jalan, ngenet..., aktivitas dakwah, dan mengajar anak-anak siswa-siswiku tercinta.

Senin, 04 Februari 2008

Hari Pertama Masuk Kerja Lagi After Cuti

Hari ini, Senin 4 Februari 2008 merupakan hari yang cukup mendebarkan. Gimana nggak, ini hari pertama aku masuk kerja setelah cuti sekian lamanya ( 3 bulan lebih seminggu). Rencanaku untuk bawa silmi pas ngajar berjalan lancar, walopun buat hari pertama-pertama kayak tadi silmi bener2 keliatan ga nyaman n agak rewel. But so far dia masih bisa aku kasih ASI, itu yang penting. Tujuanku bawa silmi emang biar aku tetep bisa kasih ASI eksklusif kendati aku harus ngajar. Pihak sekolah juga alhamdulillah ngerti sekali akan hal itu, jadi ya....ciayo ima, ayo insyaAllah kamu bisa tetep ngasi ASi n tetep berdakwah pula mendidik anak-anak!!!Doain ya!

Selamat Datang di Gerbang Rumah Tangga

Jeleder….jeleder..!!bunyi petir malam ini mengagetkanku dari pekerjaanku sedari habis sholat Isya tadi. Hujan mulai turun kian deras…dan sesaat kemudian, Deph!lampu rumah mati! Kuberanjak dari tempat tidurku, artinya pekerjaanku mengoreksi hasil ulangan anak-anak harus segera kuhenikan karena suasana gelap yang sudah tidak memungkinkan lagi. Segera kucari senter dan kunyalakan lilin. Waduh..ternyata atap bocor dimana-mana. Segera kuambil ember dan wadah seadanya untuk menampung air yang semakin banyak saja. Kemarin-kemarin tak begitu kusadari karena memang sudah cukup lama tidak turun hujan selebat ini. Yah..untuk kesekian kalinya keadaan seperti ini harus kuhadapi sendirian. Suami yang kebetulan masuk kerja pada malam hari, mau tidak mau, harus bisa kuatasi sendiri. Segera kuberanjak tidur walaupun mata terasa masih belum mengantuk, berharap hujan segera reda, lampu segera menyala dan akhirnya…aku terlelap dalam gelap.
Tanpa terasa sudah 8 minggu aku merasakan kehidupan berumah tangga. Hidup bersama suami di tempat yang sama sekali belum pernah kuinjak sebelumnya. Tanpa teman, kerabat yang sudah kukenal sebelumnya. Keadaan-keadaan sendirian di malam hari, kebocoran, belum lagi rumah yang bak kapal pecah karena kesibukan kami maisng-masing sehingga tak sempat beres-beres seringkali harus kuhadapi. Tak terbayang sebelumnya kalau semua ini harus kuhadapi. Aku adalah seorang anak bungsu dan terbiasa terpenuhi permintaan dan mauku. Tetapi aku begitu bersyukur kepada Allah karena hal-hal seperti itu dapat segera kuatasi lewat proses dan pengalaman yang dari hari ke hari kulewati.
Perjalanan awal pernikahan ternyata tidak sesulit yang kubayangkan. Memang kadang-kadang ada perasaan pesimis dan kurang beremangat menghadapi semua pernak-pernik rumah tangga yang harus mulai kuhadapi, dari mulai masak, cuci baju, mis komunikasi sama suami, tapi semua berhasil kuatasi. Ternyata, jika kita memang banyak-banyak berdoa, berserah diri pada Allah, dan senatiasa berikhtiar, Allah memudahkan semuanya. Dalam hati ini terasa kebahagiaan dan ketentraman yang begitu dalam. Dan semua penat, kelelahan dan ketidaknyamanan menjadi sirna. Semangat mengerjakan segala kewajiban istri pun muncul begitu saja tanpa keterpaksaan. Alhamdulillah, aku begitu bersyukur pada Allah atas semua karunia ini. Atas suami yang begitu menyayangiku dan semoga pernikahan ini senantiasa menjadi ibadah buat kami berdua.
Kehidupanku di tempat yang baru pun segera berubah warna, mulai kutemukan teman, saudara seiman yang bisa menentramkan hati. Kutemukan kembali semangat ukhuwah dan saling bantu pada tetangga-tetanggaku, teman-teman saudara seiman yang membuatku tak lagi merasa sendiri. Kembali kuucap syukur hanya padaMu ya Rabb seru sekalian alam.
Tanpa terasa-hari demi hari bersama suami kulewati dengan penuh kebahagiaan. Semua yang kulewati senantiasa kujadikan proses untuk banyak belajar menjadi lebih dewasa. Aku yakin bahwa Allah akan senantiasa menguji hambaNya yang beriman, akan tetapi ujian itu tidak akan melebihi kemampuan hambanya.
Hari ini, aku sudah seminggu terlambat haid. Penasaran, kubeli tetspack dan segera kucoba esok harinya. Alhamdulillah…Subhanallah…hasilnya (+). Benar-bernar sebuah kejutan bahagia bagiku. Segera kusampaikan berita ini pada suami, yang diapun tak sabar menunggu kehadiran buah hati kami. Hai-hari di bulan-bulan pertama kehamilan ternyata memang tidak begitu mengenakkan. Dari yang lemes, mual-mual, muntah-muntah, pusing. Tapi semua kunikmati dan kuhadapi dengan banyak beraktivitas, mengisi waktu dengan banyak membacar buku-buku tentang kehamilan dan tentu saja banyak makan dan ngemil.
Hari ini jadwal kontrol ku ke dokter, 2 bulan usia kehamilanku sekarang. Betapa leganya ketika dokter bilang janinnya sehat, baik-baik saja, berkembang sebagaimana mestinya. Ya Allah aku bersyukur kepadaMu, semoga amanah ini dapat kujaga dengan baik sehingga kelak akan lahir generasi sholehah yang senantiasa berjuang membela agamaMu. Sekarang PRku dan suami selanjuntnya adalah menjaga calon anak kami dengan baik, bersiap menghadapi kelahiran, dan tentunya menjadi orangtua yang baik bagi anak kami kelak. PR yang terakhir ini yang terasa begitu berat. Terbayang bagaimana orangtua kami berusah payah mendidik kami, dan menghadapi kebandelan-kebandelan kami dengan penuh sabar sehingga kami bisa seperti sekarang. Akankah kami bisa melakukannya?Tapi kami senantiasa akan terus berusaha. Takkan kusia-siakan amanah Allah ini. Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatanpada kim dan semoga…”Anakku, kau menjadi anak yang sholeh/ah yang mampu membawa orangtuamu ini ke SurgaNya kelak…Amien”


Pokoknya Aku Mau Kasih Anakku ASI!!!

Kemaren jadwal periksa dan imunisasi silmi ke dokter. Sampai di sana, antrean pasien masih panjang, terpaksa kami menunggu agak lama. Sampe giliran putriku silmi untuk diperiksa dan diimunisasi. Imunisasi berjalan lancar, silmi nangis tapi cuma sebentar. Sebelumnya dilakukan penimbangan dan pemeriksaan badan lainnya. Ketika di timbang ternyata berat silmi cuma 5,5 kg. Padahal bulan lalu waktu umurnya 2 bulan berat silmi 5 kg, berarti naiknya gak ada sekilo. Trus dokter bilang kayaknya musti ditambah susu formula, mungkin ASInya kurang. Hah?Apa? Jangan2 timbangan doter yang salah, orang anakku keliatan gendut dan sehat gitu. Soalnya bulan kemarin waktu ditimbang di bidan 5 kilo eh di dokter cuma 4,7 kg, mungkin aja kan timbangannya yang salah?semoga.... Dari awal aku berkomitmen untuk ngasi asi eksklusif ke silmi. Pas aku lihat di KMS kalaupun beratnya segitu, masih normal kok. Sampe sekarang aku keukeuh bahasa sunda na mah, buat tetep ngasi ASI ke Silmi gimanapun caranya, selama silmi sehat dan gak kurus banget. Padahal ASIku keluar-keluar ampe ke baju, bocar-bacer kalo bahasa jawanya. Aku berkomitmen untuk makan makanan yang bergizi, minum susu, minum madu, habatussauda, apapun biar ASIku lancar. Pokoknya aku gak mau anakku minum susu formula!!! Gak tau kalo tar kepepet, aku mau usaha dulu semampuku. Amien. Maaf ya pak dokter, kali ini ima gak mau denger omongan Bapak.

Sabtu, 02 Februari 2008

Puisi Muridku


Bird

In the beautiful sunny morning
You always chirp happily
Your beautiful chirping wakes me up

Your flapping wings are like flying flags
Your tiny body makes your moment lively
Your beautiful feathers makes me amazed
You are the magnificent creation of god

Karya : Urfi Aidina 4 A

My Silmi's Diary

Pengalaman ini bermula ketika pasca menikah umi mengetahui keberadaanku dalam kandungannya lewat test pack, kurang lebih 1 bulan sesudah ayah & umiku menikah. Mereka begitu bahagia mengetahuinya, langsung saja mereka memeriksakanku ke dr. Utami, tentu aku belum merasakan apa-apa. Waktu terus berjalan, aku pun semakin besar dalam perut umi. Ayah dan umi begitu setia menjagaku dalam perut umi. Dokter memperkirakan aku akan lahir tanggal 7 November 2007. Mereka begitu menyayangiku walaupun aku masih dalam kandungan & aku hanya bisa menendang2 perut umi sebagai tanda kalo diriku sehat2 saja. Lewat USG 4 dimensi tgl 14 September 2007, wajahku sudah bisa terlihat, umi & ayah penasaran denganku di dalam perut. Apakah aku sehat & baik2 saja di dalam sana? Aku pun menggeliat2 menampakkan diriku dan kakiku sudah terlihat juga kan mi?Beratku sekarang sudah sekitar 1,8 ons.l 18 oktober 2007, Sebentar lagi insya Allah aku akan lahir ke dunia, keluar dari perut umi.
Tanggal 29 Oktober 2007, sehabis umi jalan-jalan pagi, umi udah mulai merasa kenceng-kenceng di perutnya. Kebetulan pas jadwal periksa ke bu dokter kandungan. Sampe sana, ketika diperiksa, ternyata umi udah bukaan 1, trus umi disuruh tiduran miring, dan mengelus2 perut supaya bukaannya cepet nambah dan aku cepat keluar. Sampe di rumah umi masih sering merasa mules-mules tapi gak begitu sakit. Sampe semalaman umi mules-mules dan ga bisa tidur, keesokan harinya masih gitu. Umi takut nanti pas melahirkan sendirian gak ada yang menenin & nolongin, jadi umi segera menelpon mbahku. Akhirnya mbahku datang tanggal 30nya. Waktuitu umi masih mules-mules, tapi gitu terus, bukaannya ga nambah2. Sampe akhirnya jam 9 malam ketuban pecah, tapi umiku ga tau kalo itu air ketuban. Baru jam 12 malem umi sadar kalo itu ketuban, segera kami ke bidan dianter mbah guruku. Sampe sana, bidan menginfus kemudian mengantar umi ke rumah sakit karena harus diinduksi dan harus oleh dokter. Sampai di RS Medika Mulia umi diinduksi segera agar aku tidak kehabisan ketuban, kata dokternya kalo sampe besok shubuh aku belum lahir-lahir juga musti dicaesar karena takut aku keracunan or kehabisan ketuban. Sampe keesokan harinya umi tak kunjung melahirkanku. Aku belum mau keluar sampe akhirnya dokter datang, umi&ayahku ngotot minta diusahakan sebisa mungkin normal. Akhirnya oleh dokter umi diinduksi lagi, walopun dengan spekulasi akan keadaanku yang ga menentu. Sampe siang tiba aku tak kunjung mau keluar, sampe jam 3 sore pun aku masih betah di dalam rahim umi. Akhirnya umi dalam kepanikan & kekhawatirannya akan keadaanku memutuskan caesar. Munkin yang dipikirkannya bagimana caranya agar aku lahir dengan selamat, walaupun aku tahu dia begitu kecewa karena tidak bisa melahirkanku dengan normal. Sekarang tiba saatnya aku lahir ke dunia.
Alhamduliallah Aku lahir pada tanggal 31 Oktober 2007 jam 4 sore lewat operasi caesar di RS. Medika Mulia Tuban oleh Dr. Rianto. Walaupun sudah sebisa mungkin diupapayakan normal tapi tetap saja tidak berhasil. Aku lahir dengan berat 2,8 kg dan panjang 48 cm. Seminggu kemudian rambutku digundul dan ayah umi melakukan aqiqah untukku. 16 November 2007 umi ulang tahun, dia merasa begitu bahagia, apalagi aku sudah bisa menemaninya merasakan kebahagiaan yang dia rasakan. Aku sudah terlihat gundul dan lebih besar. Puserku juga udah lepas (puput) walaupun agak sedikit terlambat. 18 Desember 2007, ayah & umi membawaku pergi ke tempat mbah di Batang & Pekalongan. Sekarang ini umurku sudah 2,5 bulan. 14 Januari 2008 kemaren ulang tahun pernikahan Ayah& Umi, aku senang sudah berada di tengah-tengah mereka dan merasakan kebahagiaan sebuah keluarga kecil. Aku terlihat gendut dan lucu kan dengan jilbabku? Beratku sekarang sudah 5 kg lebih kayaknya. Kelak, Aku akan jadi mujahidah sholihah yang selalu mendoakan kedua orang tuaku.